Asa Dalam Selembar Tenun Lombok

Rasanya semua sudah tahu ya kalau Indonesia nggak hanya kaya akan keindahan alamnya, tapi juga budaya, termasuk di dalamnya adalah kain. Kain kan juga merupakan produk budaya yang kaya citarasa dan seni. Dari selembar kain kita bisa mengetahui seperti apa kehidupan masyarakatnya. Setiap guratan warna, corak, bahkan sulaman benangnya itu kaya akan cerita indah yang ingin disampaikan pembuatnya pada kita. 🙂

Nadia and Muezza bobo cantik dalam selimut Lombok ;)
Nadia and Muezza bobo cantik dalam selimut Lombok 😉

Nggak percaya? Coba deh kita lihat batik ala pesisir seperti misalnya batik Pekalongan. Posisi geografis kota Pekalongan yang berada di dekat laut membuat batiknya kental akan pengaruh budaya Arab, India, Tiongkok, dan Jepang yang di bawa pedagang yang mendarat disana dulu. Motifnya bersifat naturalis dengan mengandalkan motif bunga dan binatang. Kombinasi warna dari batik ini merupakan kombinasi yang dinamis dan kaya akan warna yang dihasilkan dari bahan-bahan alami.

Sama halnya dengan kain tenun ala Lombok, NTB. Ternyata nggak hanya batik Indonesia yang cantik, nun Jauh di Timur Indonesia sana, ada kain yang sangat indah dengan nilai filosofis yang tinggi. Aku beruntung bisa melihat pembuatan selembar kain tenun Lombok ketika kami traveling ke Lombok tahun lalu.

 

kain khas Lombok ini harganya sama seperti tiket jakarta-singapore pp lho, pilih mana hayo??

Sebetulnya tujuan utama kami hari itu adalah Desa Sade dan Pantai Kuta, tapi waktu browsing-browsing kami menemukan sebuah tempat yang sepertinya harus disinggahi apalagi lokasinya searah dengan tujuan kami. Mobil sewaan kami langsung meluncur ke Lombok Tengah, tepatnya di Desa Sukarara yang juga menjadi sentra kan tenun Lombok. Disini, hampir sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai penenun.

Desa Sukarara membuka pintunya bagi siapa saja yang mau belajar menenun kain Lombok. Pagi itu sudah ada beberapa turis yang asyik menikmati display kain tenun, ada juga yang belajar menenun. Sadar betul kalau tanganku nggak diciptakan sebagai tangan yang kreatif, aku memilih mengambil foto dan menikmati kain-kain yang cantik ini. Jangan sampai kain tenun yang cantik ini jadi rusak gegara tanganku yang jauh dari terampil ini hahaha….

lombok 2014-183

numpang mejeng aja lah kita mah :P
numpang mejeng aja lah kita mah 😛

Pembuatan kain tenun Lombok di Desa Sukarara masih sangat tradisional. Prosesnya dimulai dari pembuatan benang, pemberian warna dengan pewarna alami, dan pembuatannya dibuat dengan mesin ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) dengan penuh ketelitian. Terkagum-kagum rasanya melihat perempuan sasak dengan cekatan menjalin benang demi benag dan memintalnya menjadi sebuah cerita dalam selembar kain. Semuanya bekerja seperti seniman kelas dunia, keren banget. 🙂

Motif tenun Lombok juga banyak ragamnya seperti motif Keker, Serat Penginang, dan salah satu primadonya adalah motif Subahnala. Lucu juga mendengar cerita darimana nama motif ini di dapat. Ternyata Subahnala diambil dari kata Subhanallah, karena pembuatan motif ini super duper rumit sampai penenunnya harus bolak baik menyebut asma Allah hahaha. Jadi kebayang ya berapa harga selembar kain bermotif Subuhnala ini. 😛

Setelah membeli selembar kain tenun untuk mama, kami melanjutkan perjalanan menuju Desa Sade. Desa adat ini cukup kondang namanya dan jadi salah satu tujuan wisata yang paling diminati di Lombok. Suku Sasak Sade memilih menjauh dari hiruk pikuk modernisme dengan tetap hidup dalam pelukan adat budaya mereka. Jujur kagum juga dengan Suku Sasak yang nggak tergiur mengikuti arus globalisasi.

lombok 2014-196

Memasuki gapura kita akan langsung melihat kesibukan dan kehidupan Suku Sasak. Meskipun Desa mereka sudah menjadi desa wisata yang selalu ramai dikunjungi, mereka tetap menikmati kehidupan seperti apa adanya. Para lelaki bercocok tanam, sedangkan perempuannya menenun kain. Adat Suku Sasak mengharuskan anak perempuan belajar menenun sejak berumur 9 tahun. Mereka tidak akan diperbolehkan menikah sampai mereka mahir menenun. Adatnya memang terkesan memaksa ya tapi terbukti semua perempuan disini mahir menenun.

Aturan seperti ini mungkin bisa juga ya diterapkan di tempat lain supaya kain-kain tradisional kita nggak hilang ditelan zaman. Sementara turis asyik belajar menenun, generasi muda kita malah sibuk dengan gadgetnya atau lebih suka pakai produk Korea yang #kekinian. Sedih 🙁

nenek2 penenun di Desa Sade
nenek2 penenun di Desa Sade

 

dibeli yuk kain tenun Lomboknya :)
dibeli yuk kain tenun Lomboknya 🙂

Seharian mereka duduk manis di depan mesin tenun, menikmati setiap jalinan benang yang mereka untai dalam kain. Warnanya cerah dan mengundang kita untuk mendekat seolah menggoda mata kita untuk segera membeli kain itu. Sayangnya tadi sudah terlanjur beli, udah nggak ada budget lagi untuk beli kain Lombok yang cuantik tapi cukup mahal iini hahaha….

Kain tenun Lombok nggak hanya bisa dipakai untuk pelengkap busana lo guys, ada juga selimut, taplak meja, bahkan hiasan dinding. Dan semuanya punya motif yang unik, salah satunya yang terkenal adalah motif cicak. Saking penasarannya, aku bertanya pada pemandu wisata Desa Sasak Sade, kenapa sih harus cicak? 😛 Rupanya menurut kepercayaan mereka cicak adalah binatang pembawa keberuntungan. Cicak diyakini mendatangkan rezeki karena itulah cicak jadi salah satu tema utama dalam kain Tenun Lombok.

Satu kain tenun dan selimut Lombok sudah masuk dalam ransel kami. Semoga hari ini lebih banyak kain tenun Lombok terjual sehingga pendapatan mereka pun bertambah. Jangan sampai kain tenun Lombok yang kaya seni ini punah. Begitu banyak orang menggantungkan hidupnya dalam kain yang mereka tenun sepenuh jiwa. Semoga kecantikan kain tenun Lombok ini akan terus terjaga dan kecantikannya bergaung ke seluruh penjuru dunia.

wego kain&perjalanan

P’ostingan ini diikutsertakan dalam kompetisi blog #KainDanPerjalanan yang diselenggarakan Wego

20 Replies to “Asa Dalam Selembar Tenun Lombok”

  1. Jadi memang pantas banget kalo kain tenun itu dihargai mahal ya mba Muna…, setimpal dengan prosesnya yang rumit itu…

  2. kain tenun mahal ya, mak? aku belum pernah ke Lombok. jadi pengin nabung dulu hihi. biar bisa beli tenunnya juga 😀

  3. Saya dulu pas di basecamp Senaru sepulangnya dari Rinjani, tuan rumahnya juga jual tenun khas Lombok. Begitu pula ke Sade, bagus-bagus motifnya. Cuma ya, karena mahal gak jadi beli hehehe.

    Good luck buat lombanya Mbak!

  4. Dan aku paling suka tidur berselimutkan kain lombok spt Nadia & muezza itu..punyaku merah marun..angeet.. 🙂
    Sukses di kontes ini ya Say…

  5. Kalo lihat tenun lombok inget sama mbak dian pelangi, jos gandos pokoknyaa kainnyaaa sukakkk

  6. Motifnya khas banget dan warnanya juga. Asyik bisa lihat secara langsung pembuatannya ya, Mbak.

  7. aku pernah beli kain tenun di BAli,sampe sekarang belum dijahit hehehe…pingin banget beli yang di lombok,cakep2 motifnya^^

  8. Indonesia kaya akan kain tenun ya mak? saya bangga sebagai warga negara Indonesia akan keberagaman kain tenun ini 🙂

  9. Di Sade harganya kayaknya jauh lebih mihil ya mak.
    Aku mpe ga berani nanya hahaha.

  10. ga boleh nikah sampai mahir menenun??????
    kalo aku mungkin ga akan nikah-nikah kalau ada aturan itu, paling ga bisa ngerjain hal yang detail banget kaya nenun.
    makasih sharingnya mbak 🙂

  11. Yang nenun udah nenek-nenek semua mak?. Setuju itu kainnya cantik-cantik. Wajarlah kalau mihil.

  12. Cantik-cantik ih kain tenunnya. Sayang harganya mahal. >.<

  13. Sayang banget, aku pas ke Lombok cuma main2 ke pantai dan belum lihat daerah tenun kain ini mak. Padahal, cantik2 ya maaak 🙂

  14. waktu ke lombok kapan hari, aku ngeborong kain tenunnya… bagus2 ya mbaa 😀

  15. Saya juga punya pakaian sarimbit tenun Lombok.
    Terima kasuh reportase perjalanannya yang menarik
    Salam hangat dari Jombang

  16. Kainnya cantik-cantik.

    Wajar ya hargany tinggi. Kualitasnya bagus pembuatannya juga lama dan telaten

  17. aku juga suka ngumpulin kain tenun dari beberapa daerah tapi gak pernah dipakai

  18. Masyarakat yang hidup damai dengan alam dan budayanya, dengan hasil tenun yang luar biasa. Mantap reportasenya, Kak.
    Pengen juga ke dua desa itu suatu kali nanti. 😀

  19. Cantiknyaaaaa tenun Lombok.. Saya pun jatuh cintaaa mba ;).. Sayang I missed this contest karena kerjaan lagi heboooh.. Bon courage yaaa

    1. sayang belum rejekinya mbak indah, yg penting wastra indonesia selalu dihati ya mbak 😉

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.