Review Notes from Mecca

Ketika bukti keagungan-Nya terpampang di ruang pandangku

Aku terpana,

Lidahku kelu!

Sedangkan beribu rasa ingin kuungkapkan,

Bahkan beragam asa telah kususun tuk kupintakan,

Dan tentu saja ingin kutumpahkan tak terkira rasa syukurku

Atas nikmat yang dilimpahkan-Nya padaku …

Namun … lidahku kelu …

Lalu akhirnya

Hanya aliran airmata bahagia yang mewakili semuanya

Tapi aku yakin,

Sang Maha Tahu pastilah memahami semua rasaku …

(Mechta Deera, 2014: 41)

 

Penggalan puisi di atas langsung mengena dihatiku. Terbayang sejuta kerinduan terhadap Baitullah tumpah ruah saat seluruh indera berhadapan langsung dengan kemegahannya. Betapa beruntungnya mereka yang mendapatkan undangan menjadi tamu agung di rumah Allah, dan betapa beruntungnya aku dapat membaca catatan perjalanan yang penuh dengan kenangan indah dan sarat makna yang dirangkai dengan indah oleh Mectha Deera sang penulis Notes from Mecca..

Butuh waktu cukup lama untukku menyelesaikan buku Notes from Mecca. Sebenernya bukunya nggak tebal tapi butuh perjuangan menyelesaikannya. Bukan karena isinya mboseni atau jelek tapi karena setiap membaca lembar demi lembar buku ini, airmata tak berhenti mengalir. Mewek.com 🙁

Kaaba_oneday

Buku perjalanan yang isinya nggak melulu tentang tempat-tempat indah di Arab Saudi tapi juga penuh dengan pengalaman pribadi sang penulis. Sejak memulai persiapan haji hingga menjalani ibadah itu sendiri, dituturkan dengan bahasa yang sederhana tapi indah. Rinci tapi sama sekali tak ada kesan menggurui. 🙂

Dilihat dari judulnya, buku pertama karya Mechta Deera ini pastilah berisi kenangan akan cerita perjalanannya menuju Baitullah. Tak seperti layaknya buku panduan haji pada umumnya yang hanya sekedar menuturkan rangkaian ibadah serta doa-doa yang lazim digunakan saat berhaji, penulis juga menuturkan pengalaman pribadinya saat menjadi tamu Allah. Berbagai catatan dan tips dituturkan dengan sangat manis. Dimulai dari persiapan sebelum keberangkatan haji, menjalani rangkaian ibadah haji dengan segala suka dukanya, dan beberapa cerita setelah mimpi usai dijalani. Pembaca, terutama yang belum pernah berhaji atau umrah seperti aku, dapat mengambil banyak hikmah dan ilmu yang akan sangat membantu untuk terus menyuburkan dan mewujudkan mimpi bertamu ke Baitullah.

notes-from-mecca

Semua Muslim pasti ingin berhaji, tapi tak semuanya mempersiapkan perjalanan penting ini sejak dini. Beberapa orang hanya menggantung mimpi ke Baitullah tanpa pernah berusaha mewujudkannya. Penulis memulai langkahnya dengan niat yang kuat dan membuka tabungan haji. Bila niat sudah terucap maka insyaallah Allah yang akan mencukupinya. Tentu saja sabar tetap menjadi bekal terpenting dalam menjalani proses ini setahap demi setahap.

Tak hanya persiapan biaya, berhaji juga butuh persiapan hati dan komunikasi yang baik antar sesama keluarga. Penulis pun menuturkan pengalamannya agar mengkomunikasikan niat suci ini pada seluruh keluarga. Selain mengharap restu dan doa dari mereka, komunikasi dan informasi tambahan akan megurangi hal-hal buruk yang tidak kita inginkan.

Selain rangkaian ibadah haji yang dituturkan dengan rinci dalam buku ini, penulis juga tak lupa menceritakan pengalaman jalan-jalannya selama berada di Mekah dan Madinah. Selain mengunjungi beberapa masjid cantik, mbak Mechta juga sempat mencicipi susu unta fresh langsung dari peternakan unta. 😉 cerita perjalanan pastinya nggak seru tanpa foto ya dan buku ini pun dilengkapi dengan foto-foto koleksi pribadi sang penulis, sayangnya fotonya nggak berwarna. Aku cuma bisa membayangkan indahnya langit senja di atas Nabawi dengan bercucuran airmata mbak. 🙁

Awali dengan niat, usahakan yang terbaik, lalu serahkan semuanya pada Allah. Allah yang akan membukakan jalan bagi mimpi kita. Itulah yang hikmah yang kuambil dari buku ungu nan cantik ini. Doakan aku segera menyusulmu mbak. 🙂

Nadia-and-NfM

Judul buku      : Notes from Mecca

Penerbit           : Sixmidad

Editor              : Rudi G. Aswan

ISBN               : 978-602-14595-2-2

Tahun terbit     : 2014

24 Replies to “Review Notes from Mecca”

  1. Namun … lidahku kelu …

    Lalu akhirnya

    Hanya aliran airmata bahagia yang mewakili semuanya

    sepertinya, beberapa orang juga bercerita seperti itu ketika datang ke Makah termasuk Ibu ku

    1. iya mas..hampir semua orang kalo cerita kaya gitu ya

  2. Terima kasih, Say…. Tentu saja kudoakan dirimu sekeluarga segera bisa menjadi tamu Allah di tanah suci, berHaji maupun Umroh… Aamiin…
    Dear Little Princess Nadia…. makasih posenya sayang….. *peluksemua… 🙂

    1. amiinn… makasih doanya mbak 🙂
      sun jauh dari Nadia untuk auntie Mechta 🙂

    2. terima kasih doanya mbak.. sudah terkabul kemarin 🙂

  3. Subhanallaah..
    senangnya bisa membaca buku yang isinya indah ini, btw mbak Muna dan mbak Mechta, saya juga ingin punya & review dooong ^_^ … how?

    1. langsung beli di mbak Mechta or mas Belalang aja mbakyu 😉

    2. beli bukunya di mbak mechta atuuuh kakakkkk

  4. Jadi pengen bacaaa….

    1. beli dong mak bukunya 😉

  5. Doa-usaha dan berserah diri intinya ya, mak. Siip bgt review-nya:)

    1. yup ..yuk kita mulai niat dan nabung dari sekarang mak. Thanks ya 🙂

    2. betul ..betul… betul ….
      thanks mak 🙂

  6. Tadi membaca judulnya saya kira catatan perjalanan Mak Muna sendiri…

    1. doakan suatu hari aku juga bisa membuat buku tentang perjalanan suci ini ya mas 🙂

    2. doakan aku juga bisa bikin buku seperti ini someday mas 🙂

  7. Judulnya mirip judul buku ‘Notes from Qatar’ ya kak 😀

    1. nah buku itu aku malah belum baca 😛

  8. Nadia manis banget,,,semoga kelak bisa nyusul Nadia ya 🙂

    1. ammiiinn … thanks mak 🙂

  9. ah..sama perasaaan kita ketika membacanya,
    tapi aku belim juga buat reviewnya..
    ini review yang indah sekali mak Muna

    1. ayo mbak bikin reviewnya .. tapi jangan sambil mewek kaya aku yah hihihi

  10. selamat beribadah umroh, Mak. 🙂

    1. Thanks mak 🙂

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.