Catatan Perjalanan Teguh Sudarisman. Review Buku Travel Writer Diaries 1.0

Saat melihat buku ini nangkring di salah satu rak yang ada di toko buku tanpa pikir panjang lagi langsung aku beli. Aku adalah salah satu fans berat, Teguh Sudarisman adalah seorang travel writer senior yang sudah malang melintang di dunia travel writer sejak lama. Gaya penulisannya yang personal, ringan, tapi padat berisi selalu bikin aku terkagum-kagum, sekaligus iri hati pastinya melihat foto-foto beliau traveling ke berbagai tempat keren, gratis pula. Huhuhuu…..kapan yah aku bisa begitu?? 🙁

 

Sekilas Info Tentang penulis

TSTeguh Sudarisman, alumni Fakultas Teknis Universitas Diponegoro (yaaayy…satu almamater :P) memulai karir di bidang tulis menulis sejak tahun 1993. Berbagai macam jenis artikel pernah ditulisnya, hingga akhirnya pada tahun 2007 beliau mantab menggeluti karir sebagai travel writer, the best job in the world. Gimana nggak the best ya bisa traveling keliling dunia dan dibayar pula! (*ngecess!!) Memulai debutnya di majalah Jalan-Jalan, kini beliau sudah menjadi redaktur di beberapa majalah traveling termasuk juga majalah in flight di beberapa airlines Indonesia. Gaya penulisan teguh Sudarisman ini sangat personal, dengan memasukkan beberapa pengalaman pribadinya saat traveling membuat pembaca bisa ikut merasakan suka duka dalam perjalanannya. Meskipun gaya penulisannya santai tapi isinya berbobot dan informative sekali, selalu ada informasi baru dan menarik yang bisa kit abaca dalam artikelnya. Kalau udah begini masa ya aku nggak ketagihan bacanya??? 😉

 

Travel Writer Diaries 1.0

Dari sekian banyak tulisannya yang sudah dimuat di berbagai majalah, dikumpulkan beberapa artikel traveling keliling Indonesia dalam buku ini. Buku ini cocok sekali untuk para backpacker bermodal pas-pasan (*uhuukk) tapi punya keinginan besar menjelajah Indonesia karena buku ini disertai petunjuk lengkap cara menuju lokasi, menggunakan transportasi apa, bahkan ada pula contact person yang dapat dihubungi apabila kita tertarik mengunjungi tempat yang diceritakan dalam buku. Semua informasi penting sudah di high light di akhir artikel sehingga pembaca tak perlu lagi bingung mencari-cari petunjuk. Buku ini berbeda dengan buku traveling pada umumnya yang hanya memberikan tips dan panduan traveling tanpa sentuhan personal. Dengan bahasa yang ringan lengkap dengan sentuhan personal itulah justru buku ini terasa lebih hangat dan bikin pembaca ikutan ngiler kepengen merasakan keseruan traveling keliling Indonesia. Mengikuti kata demi kata yang terjalin dalam buku ini, akan mudah bagi pembaca untuk membayangkan keindahan lokasi, serunya petualangan bahkan seberapa besar tingkat kesulitan yang harus dihadapi.

“Tak seperti rafting biasa yang memakai perahu karet, yang akan kami lakukan adalah mengambang mengikuti arus sungai. Start-nya dari bagian hulu ini, dan tujuan akhirnya sekitar enam kilometer ke hilir, ke lokasi yang biasa digunakan para turis untuk menikmati keindahan Green Canyon. Jadi, berbeda dengan turis biasa yang berkunjung ke Green Canyon melalui pintu depan, kami akan melakukannya lewat pintu belakang.” (hal : 95)

Begitu memasuki tenda spa dan disambut sang terapis, suasana nyaman langsung menyapa. Tendanya sama besar dengan tempat saya menginap, tetapi tempat tidurnya diganti dengan  tempat tidur kecil untuk massage. Masing-masing dilapisi batik Sumbawa yang terasa sejuk.” (hal: 251)

Berkat popularitasnya sebagai  seorang travel writer, tak sulit bagi Teguh Sudarisman untuk melakuksn traveling ke berbagai tempat. Dari mulai kisah ala backpacker mengenai petualangan teguh Sudarisman kala mendaki anak Gunung Krakatau dengan track yang curam dan penuh bebatuan atau merasakan traveling mewah ke Pulau Moyo yang pernah dikunjungi oleh Lady Diana, Bill Gates, dan Mick Jager. Dari bersusah-susah naik angkot, menyusuri jalan berbatu yang curam untuk menyaksikan keindahan air terjun di Garut, perjuangan mendaki Gunung Sindoro dan mengetahui cerita tentang Pasar Setan, meliput budidaya mutiara, hingga merasakan menu ala hotel bintang lima dan facial dengan bahan-bahan alami dari Australia, indahnya dunia. 🙂

Tak sekedar tempat wisata yang menawarkan keindahan alam, namun sisi keindahan budaya dan sisi lain kehidupan masyarakat sekitarpun tak luput dari reportasenya. Mungkin backgroudnya sebagai soerang reporter membuat penulis sangat jeli membaca situasi. Penulis bertutur mengenai sentra lukisan dengan kanvas kaca di Cirebon yang sudah berdiri sejak puluhan tahun lalu. Ada pula liputan mengenai sentra ikan asap atau biasa dikenal dengan mangut di Semarang. Siapa sangka sebuah lokasi di ujung Semarang yang penuh dengan asap dan selalu dikepung rob bisa dikemas dalam sebuah cerita yang menarik dan informative. Aku aja yang orang Semarang nggak pernah tahu proses pembuatan ikan mangut? Heheheh…therlalu!!! 😛

Ada juga sebuah liputan seru mengenai kunjungan penulis ke kebun salak di Bali. Dalam perjalanannya ke salah salu perkebunan salak di Bali. Pembaca disuguhi dengan pengetahuan mengenai jenis-jenis salak lengkap dengan rasanya. Teguh Sudarisman diajak melihat pabrik pembuatan wine yang terbuat dari salak. Nah loe… wine dari salak?? Nggak tau kan??!! Sama!! Terkejut dan terpesona saat membacanya, dapet ilmu baru lagi nih tentang persalakan. 😉 Memang nggak salah kalau buku itu sumber pengetahuan dan jendela dunia ya. 🙂

Entah pendapat subjektif karena aku adalah penggemar Teguh Sudarisman, menurutku buku ini hampir tak ada sisi jeleknya, kecuali fotonya yang hitam putih, hiks. 🙁 Tapi memang hampir semua buku traveling mencetak foto penunjang artikel dalam keadaan hitam putih sungguh mengurangi kenikmatan membaca, namun di mengerti lah mengingat biaya produksi yang harus dikeluarkan untuk mencetak foto berwarna.

Satu hal yang pasti buku ini cocok dibaca siapa saja untuk menambah kecintaan pada Indonesia dan khusus untuk para penggila traveling, ini buku yang wajib dibeli supaya makin semangat menjelajah bumi Indonesia dan mulai serius menukuni karir travel writer, the best job in the world. Yup… I couldn’t agree more, travel writer is the best job in the world. 🙂

Travel-Writer-Diaries1-e1392098650281

 

Judul Buku    : Travel Writer Diaries 1.0.

Penulis            : Teguh Sudarisman

Penerbit          : Noura Books

Tahun terbit  : 2013

ISBN               : 978-602-7816-34-3

Tebal buku    : 274 halaman

44 Replies to “Catatan Perjalanan Teguh Sudarisman. Review Buku Travel Writer Diaries 1.0”

  1. Selamat ya blog barunya mantep nih.. 🙂

    1. alhamdhulilah…makasih mbak Dian 🙂

  2. Selamaaat ya mak untuk blog barunya, semoga hobi travellingnya bisa ngikutin jejak mas Teguh 😉

    1. amiiiinn..makasih say 🙂
      karena itulah bikin blog ini supaya makin semangat mengejar cita2 jadi travel writer 😉

  3. Ayo, buat bukumu sendiri travelermom 😉

    1. amiiinn..doakan aku segera menyusul jejakmu mak 🙂

  4. okesip.etapi bukumu mana mbk…udah ada semua,udah keliling indo,semua sudah ada,ayooooo….. 😀

    1. hiks…iya pengeeeennnn…. doain ya say bisa segera bikin bukku traveling 🙂

  5. Selamat jadi blogger propesional Mbak Muna hehe..
    Suka dengan foto headernya, pas dengan judul blognya momtraveller..
    Mbak, paragraf pertamanya kok jauh banget jaraknya dengan judul dan paragraf ke dua, nulis diword dulu trus dicopas ya?

    Tentang Teguh Sudarisman saya belum begitu kenal Mbak, kayaknya aku lebih gampang mengenal penulis fiksi ketimbang nonfiksi hehe..

    1. kejauhan ya mbak? perasaan di word tadi udah oke lho?? aku mang kebiasaan nulis di word dulu hehehe…
      aku nggak jago fiksi mbak, jadi merambah dunia non fiksi sajalah heheh… kalo pecinta traveling pasti kenal sama Teguh Sudarisman. Baca bukunya mbak biar kenal 😉

  6. Bukunya … “mbak Muna banget” ya 🙂

    1. hahaha..bener mbak. doain aku juga bisa bikin buku kaya gini ya mbak 😉

  7. Eh lupa …. selamat pindah rumah dan “ganti baju” mbak 🙂
    Blognya kereen ^^

    1. makasih juga mbak, sreing2 mampir ya *hugs.. 😉

  8. Patut dijadikan buku panduan ini, hehe

    Makasih infonya, Mak ^^

    1. haruss…
      makasih juga sudha berkunjjung 🙂

    2. masama mak semoga bermanfaat 🙂

  9. hwwaaaa,,,, jadi ngencess pengen jadi travel writer jugaaa… 😀

    1. yuk mbak..tidak ada kata terlambat. kita mulai dari sekarang ya 🙂

  10. Suka dengan reviewnya. Sudah sering ketemu dan ngikuitin kegiatan mas Teguh, bukunya malah dapat gretong tapi belum sempat bikin review hiks. Belum pernah lho aku bikin review. Belajar dari tulisan ini cara bikin review hehehe. Nice sharing mbak…

    1. jangan lupa nitip salam ya mbak, saya penggemar berat beliau lho. Pengen euy jalan2 bareng mbak Donna dan pak Teguh 😉

  11. Bagus. Bisa diikuti jejaknya loch
    Oleh karena itu penting untuk membawa buku catatan dan kamera agar setiap kegiatan bisa ditulis secara rici dan dipotret
    Salam hangat dari Surabaya

    1. iya dhe.. cita2nya saya juga pengen seperti pak Teguh Sudarisman ini. doakan ya dhe 🙂

  12. Mupeng pengen beli bukunya. Bookmark dulu ah. Oya, selamat mbak Muna. Udah pakai domain sendiri ya. Ditunggu GA syukurannya ^^

    1. Ayo beli mbak, apik lho 🙂
      Insyaallah segera syukuran mbak, lagi cari ide buat tema GA 😉

  13. Jadi kepo nih sama Mas Teguh. Hihihi. Makasih Mak udah share review-nya. Sepertinya aku juga wajib beli bukunya, secara doyan jalan-jalan–ke pasar. Wkwkwkwkkw. 😀 😀 😀

    Btw, blog-nya cantik. ^_^

    1. aaaiiihh… senangnya dipuji mak Isti jadi malu heheh 😛
      buat yg doyan jalan kaya kita ini harus punya buku ini ayo mak beli ntar kalo pulang ya 😉

  14. Jadi penasaran sama isi bukunya, kalo sy tertarik travelling dg dana super irit hihi

    1. hayuuk mbak beli. Disini juga ada kok tempat2 yg bisa kita datengi dgn dana super irit, naik angkot, dkk

  15. Mbak muna orang Semarang kah? Saya sedang merantau di Semarang mbak, dan sepertinya banyak tempat tersembunyi yang belum saya jelajahi meski sudah 5tahun lebih disini 🙁

    1. iya mak, aku asli Semarang. Ntar kalo pas aku balik kita jalan2 yah, banyak tempat yg oke lho di Semarang 😉

  16. aku blum pernah baca buku ini, yang aku suka baca buku the naked tarveller, tapi poto2nya dikit

    1. kalo naked traveler kan kocak ya mbak, kalo ini lebih serius tapi tetep seru, penuturannya asyik. aku sih lebih suka yg ni, hehehe..secara fansnya pak Teguh gitu lho 😉

    1. terima kasih 🙂

  17. Wah, sampai tersandung-sandung saya baca review ini. Matur nuwun sanget ya Mbak Muna, this is really really the best review yang pernah saya baca. Teruslah menulis, dan traveling – atau traveling, terus menulis.
    Eh, ngomong-ngomong kita pernah ketemuan di mana ya? Koq bisa ngefans sama saya? 😀
    Silakan juga mampir ke TGIFmag.com biar keracunannya polll. Pokoknya, hidup di Indonesia, rugi banget-nget-nget deh kalau nggak jadi Travel Writer!
    Ditunggu tulisan-tulisan travelnya.

    1. hhhuuuuaaaaa…… mas Teguh Sudarisman himself!!! bahagia sampe gelindingan 🙂
      makasih banget mas sudah mampir ke blog baru saya, masih baru gres ni jadi msih seipit tulisannya, belum sempet mindahin tulisan di blog lama. Kita memang belum pernah ketemu tapi saya suka banget baca tulisan mas Teguh. Kalo pas naik Garuda, in flight mags nya saya cari2, atau yg di majalah traveling, pokoknya fans berat lah heheheh… doakan bisa mnegikuti jejak sukses mas Teguh ya 🙂
      sekali lagi terima kasih atas kunjungannya 🙂

      1. Aamiin! Semoga Mbak Muna bisa menjadi Travel Writer yang jauh lebih sukses dibanding saya. Keep writing!

  18. Oh Teguh yang ini…aku tahu lah. Dia adik kelasku di TK 😛

    1. Talk to my elbow !!!! 😛

  19. Kalo aku bikin buku berjudul “Programmer Writer Diaries 1.0” kira2 ada yang mau baca gak ya? mau beli?

    1. hahahaha…. ntar aku yang baca deh walaupun mungin ga paham karena gaptek 😛

  20. keceee banget rumah barunyaaaa…congraats ya maaak…aku juga jadi pengen punya bukunyaa…kayaknya seruuu abis ya maaak…

    1. makasih mak Indah. sering2 mampir ya kerumah baru 😛

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.