Dusun Semilir, Destinasi Asyik dan Aman Dikunjungi Saat Era New Normal

Assalamualaikum Sahabats ….

Untuk yang kesekian kalinya mobil kami melaju di jalan toll Ungaran – Bawen. Ditemani terik matahari siang, tujuan kami cuma satu, Kabupaten Semarang. 7 bulan bergumul dengan pandemi yang entah kapan berakhir, rasanya perlu deh me-refresh pikiran dan tubuh supaya tetap waras. Makanya kami pilih piknik tipis – tipis di seputaran Kabupaten Semarang yang beberapa tempat wisatanya sudah buka tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan. Tujuan kami kali ini, Dusun Semilir Eco Park.

Seperti namanya, Dusun Semilir (desa yang sejuk) kami datang untuk menikmati semilir angin pegunungan yang berpadu dengan pemandangan pegunungan di sore hari. Sesuai rencana, setelah abang selesai shalat Jumat kami langsung berangkat. Alhamdhulilah sesuai target, sekitar jam 2-an kami sudah mendarat di Dusun Semilir yang surprisingly cukup ramai, padahal hari itu bukan weekend.

Selama pandemi ini Dusun Semilir hanya menerima 7000 pengunjung per harinya supaya tidak terlalu banyak kerumunan pengunjun. Untungnya Dusun Semilir sudah lolos uji kelayakan protokol Covid 19 dari Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang jadi kami yakin selama kami disiplin dengan protokol kesehatan insyaallah everything is gonna be oke. 🙂

Baca juga : Celosia Happy N Fun Bandungan di Era Adaptasi Kebiasaan Baru

Dusun Semilir Sambut Pengunjung dengan Protokol Kesehatan

Memasuki kawasan Dusun Semilir Eco Park yang berlokasi di Bawen, kabupaten Semarang, semua pengunjung akan di ukur suhu tubuhnya sebelum diizinkan masuk. Kalau suhu tubuh normal baru deh kami boleh memarkir kendaraan untuk kemudian beli tiket.

Di area pembelian tiket petugas sudah sigap mengawasi kami yang antri beli tiket sambil terus mengingatkan untuk jaga jarak. Kalau ada sedikit saja antrian pasti pak satpam langsung turun tangan mengatur dan mengingatkan. Cukup satu orang aja yang ngantri tiket sementara yang lain cuci tangan dan tunggu di pintu masuk.

FYI Sahabats harga tiket masuk Dusun Semilir adalah 20.000 untuk weekdays dan 25.000 saat weekend. Khusus bulan September ini, ada promo tiket terusan 35.000 untuk semua wahana di Dusun Semilir, lumayan banget kan? 🙂

Selain tiket masuk, kita harus beli top up card seharga 50.000 Sahabats, 40.000 bisa digunakan untuk belanja sedangkan 10.000 sisanya untuk saldo. Kalau dirasa kurang, kita bisa kok top up saldonya dan kalau sudah selesai berwisata nanti ternyata masih ada sisa saldo, bisa kok diuangkan lagi.

Tiket sudah di tangan yang bersih (karena kami sudah cuci tangan dong), jadi kami bisa masuk Dusun Semilir. Dimulai dengan area Warisan Indonesia yang menjual souvenir dan kerajinan khas Indonesia. Lengkap banget koleksinya Sahabats, dari mulai batik aksesoris, wall decor, mainan anak, banyak lah. Tapi sejujurnya aku lebih tertarik untuk foto -foto sih di sini soalnya desain dan aneka koleksi kerajinannya tuh instagenic banget.

Warisan Nusantara

Dari Warisan Nusantara kami lanjut ke Jembatan Senggol/ Teras Gunung yang katanya adalah salah satu spot favorit di Dusun Semilir. Memang sih jembatan senggol ini bentuknya unik banget. Menurutku seperti kurungan ayam berbentuk melingkar yang terbuat dari bambu. Dapet banget sama konsepnya yang eco park; menyatukan alam dan kearifan budaya lokal. So dari jembatan senggol yang terbuka ini kita bisa lihat beberapa gunung yang ada di Kabupaten Semarang.

Oya ada kelebihan Dusun Semilir yang menurutku harus diacungi jempol. Jadi Sahabats area Dusun Semilir tu luaas banget, tapi kelebihannya desain dari jalannya dibuat landai dan cukup ramah untuk kaum manula dan disabilitas, bahkan disediakan juga lho fasilitas kursi roda. Kalau Sahabats ke sini bawa orangtua yang sudah nggak kuat jalan bisa pinjam fasilitas kursi roda dan kita yang dorongnya pun nggak capek karena tracknya cukup landai. Lumayan sih, kaki yang udah terbiasa nguprek di rumah harus jalan muterin Dusun Semilir yang cukup luas, pegel tapi hati bahagia.

sepoi – sepoi foodpark

Jembatan Senggol berakhir di Sepoi -Sepoi Foodpark, semacam foodcourt gitu deh. Berhubung udah mulai haus jadi kami mlipir sejenak untuk minum dan ngadem sesaat. Ada banyak kuliner khas Indonesia dan jajanan kekinian seperti cumi bakar dan eskrim asap yang bisa dicoba dan semua dibayar dengan menggunakan saldo yang sudah kita isi di top up card yang kita pegang.

Memasuki foodcourt lebih baik cuci tangan lagi ya Sahabats dan setelah selesai jajan jangan lupa masker segera dipakai lagi. Meskipun Sahabats bawa hand sanitizer, tetap usahakan cuci tangan dengan air mengalir ya. Jangan kuatir, Dusun Semilir sudah menyediakan wastafel di beberapa tempat. Di era adaptasi kebiasaaan baru kita harus disiplin menerapkan protokol kesehatan meskipun lagi piknik supaya tetap aman dan terhindar dari virus COVID 19.

Tempat sampah juga banyaak banget, di setiao sudut ada jadi jangan alesan lagi nggak ada tempat sampah dan buang sampah seenaknya ya. Keindahakn lingkungan dan tempat wisata jadi tanggung jawab kita juga, bukan cuma pengelola wisata.

perosotan pelangi

Di belakang Foodpark inilah, perluasan Dusun Semilir dimulai. Dulu pas pertama datang kemari, Dusun Semilir berakhir di foodpark aja, sekarang sudah ada beberapa wahana seru seperti perosotan pelangi yang tingginya sungguh aduhai Sahabats. Perosotan pelangi ini ngehits banget di kalangan anak abege. Dari bentuknya aja udah menantang banget, perosotan warna-warni dengan tinggi 30m dan panjang 150m ini seru banget. Sayangnya untuk naik perosotan pelangi minimal tinggi badan 120cm jadi jelas baby K belum bisa dong. Kalau baby K nggka naik emak pun gagal nyobain juga deh, hiks. Supaya baby K nggak lihat wujud si perosotan kami alihkan dengan ngobrol sambil jalan cepat menuju wahana selanjutnya, Jalan Kenangan.

Rupanya pedagang yang dulu berjejer di Jembatan Senggol dipindah kemari Sahabats. Sepanjang wahana jalan kenangan ini Sahabats akan menemukan segala macam kios makanan, berat dan ringan. KIta bisa duduk santai sambil menikmati makanan sambil mendengarkan lagu-lagu jadul. Sahabats jangan ngarep bakalan denger lagu BTS atau Selena Gomez karena di area ini hanya diputar lagu lawas ala 1970an. Pantes aja disebut jalan kenangan. Top up card nggak bisa dipakai di wahana ini Sahabats, semua kios menggunakan transaksi tunai.

jalan kenangan

Menikmati Sore yang Syahdu di Alun-Alun Eropa

Sepanjang jalan aku terus mbatin di bagian mana bakalan nemu playground buat anak-anak soalnya baby K udah mulai jenuh diajakin foto-foto aja. Pet Village belum buka tapi untungnya ada PlayPark yang siap memanjakan balita sampai remaja dengan bermacam-macam permainan dari yang kekinian sampai yang tradisional. Sewa sepeda buat kelilingan di area yang cukup luas ini juga bisa lho Sahabats. Sayangnya banyaknya sepeda belum sebanding dengan banyaknya pengunjung jadi harus ngantri lama. Setelah baby K puas main di sini dan udah seger lagi, nggak merajuk lagi, kami lanjut ke wahana terakhir.

playpark

Sekitar jam 16,30 kami masuk ke wahana alun-alun Eropa yang kabarnya nggak kalah ngehits dibandingkan perosotan pelangi. Matahari sudah mulai meredup, sejuknya angin gunung menggelitiki kulit, semua capek setelah muterin Dusun Semilir Eco Park langsung hilang. Cuaca sore itu mendukung banget buat ngopi cantik. Apalagi di tengah alun-alun Eropa ada kanal buatan, kita bisa naik gondola untuk mengitari kanal jadi berasa lagi di Venetia, Italia ylho Sahabats. Selain itu banyak background foto dengan tem beberapa kota dan negara Eropa, seperti Santorini, Paris, dll.

Kalau mager kek aku dan pengen duduk manis aja ditepian kanal sambil ngopi dan ngemil cantik, juga oke kok. Senja, kopi, tempat yang cantik ditemani orang-orang terkasih, jadi penutup yang manis banget untuk piknik tipis-tipis kali ini. Wisata di Kabupaten Semarang tuh memang nggak pernah mengecewakan.

Alun – Alun Eropa mengusung konsep arsitektur Eropa, dengan nuansa warna-warni seperti Venetia, Maroko, Mykonos, dan French Village membuat seakan berada di kota-kota indah khas eropa. Berfoto ria bersama, menikmati mendayung di sungai atau bersantai menaiki tram dan kereta api yang antik di Alun Eropa akan menjadi momen tak terlupakan.

berasa kek di Santorini ya Sahabats

Dusun Semilir EcoPark sudah berhasil menerapkan wisata serba BISA (Bersih, Indah, Sehat, dan Aman) dengan menjaga lingkukngan tetap bersih, sehat dan pastinya taat pada protokol kesehatan. jadi kalau Sahabats pengen piknik tipis macam kami tanpa harus khawatir sama Covid 19, silakan datang ke Dusun Semilir di Kabupaten Semilir ya.

Last but not least aku punya tips memilih tempat wisata aman dan nyaman di era adaptasi kebiasaan baru:

  1. Pastikan tempat wisata tersebut sudah menerapkan protokol kesehatan dengan baik.
  2. Pilih tempat wisata yang membatasi jumlah pengunjung serta menerapkan batasan jam kunjungan.
  3. Gunakan palikasi online untuk pesan tiket untuk menghindari antrian.
  4. Pilih tempat wisata dengan area terbuka dan luas.
  5. Datang saat weekdays untuk menghindari keramaian.
  6. Cari lokasi wisata yang bersih, indah, sehat, dan aman.
  7. Jangan lupa mencari tempat wisata yang menawarkan promo atau diskon. (emak2 mah teteup ya diskon mania 😛 )

Happy traveling dan selalu berdisipilin menjalankan protokol kesehatan ya Sahabats. 🙂

alun – alun Eropa

15 Replies to “Dusun Semilir, Destinasi Asyik dan Aman Dikunjungi Saat Era New Normal”

  1. Halo.. Seru sekali ya jalan jalannya..

    Salam

  2. Wah bagus ya protokol kesehatannya Dusun Semilir ya Muna..jadi pengunjung merasa lebih aman dan nyaman berwisata

  3. Tetanggaku juga cerita ke dusun semilir masa New normal gini, dan memang pilih yang outdoor, pengen ke sana ah jadinya

  4. Adududuh… Akutu Deket tapi belum.pernah sampe sana juga. Top selfinya kece2 ya mbak

  5. Sekarang ada tiket 10.000nya saja loh kalau datang jam 18.00 senin-kamis. Tapi cuma sampai September 2020 semoga diperpanjang ya. Kalau malam bagus juga mba lampu2nya.

  6. Wah blm kesampain ke sini nih..jadi makin mupeng deh. Apalagi ternyata di sini ramah Lansia berkursi roda ya.. Mudah2an lain kali bisa kesini bareng2 ibu & kelg lain

  7. dari sebelum covid smpe covid gini masih belum pernah ke dusun semilir huhu, tapi keliatannya tetep ramai juga ya mba, yang pentng tetap ikhtiar sesuai tipsnya mba muna. makasi mbaa

  8. Dusun semilir ini kenapa nggak pas yuni masih tinggal di Semarang sih tahunya. Jadi kan belum pernah dikunjungi sama sekali.

    Eh sekarang yuni tahunya malah pas udah mudik ke Madura.

    Anyway, yuni jadi tertarik untuk mendatangi dusun ini. Mana ada jembatan senggol lagi. Namanya unik. HEhehe

  9. Aku belum pernah kesini…tiap kali lewat parkiran penuh jadi parno mau maen hehehehe jadi memilih untuk bersabar dan tetap jaga jarak

  10. Sebelum Covid udah rencana mau ke situ kalau Lebaran. Qadarullah pandemi dateng, masih belum berani jalan kemana-mana. Semoga aja segera berlalu ya?

  11. Dari awal buka udah mau kesana, tapi karena penuh banget parkirannya jadi malas masuk. Emang kudu weekdays ya apalagi saat masih pandemi, lebih baik memilih saat sepi pengunjung aja kalo kesana. Perosotannya itu yang lagi hits ya, sampai viral loh

  12. aaaargggh, makin mupeng ke sana. Ponakan2 di rumah sudah geger ngajakin ke sana tapi saya kok males tiap kali lihat parkirannya yang penuuuuuuh. Soalnya weekday mereka kan kerja. Semoga suatu hari nanti bisa ke sana dlm kondisi fit dan dg tetap memerhatikan protokol kesehatan

  13. Wih jadi destinasi yang favorit rekomended ini, secara emang kita sekeluarga udah ada list travelnya ke Dusun Semilir. Makasi ya mbak atas review artikelnya yg menarik.

  14. Uwuwuuu…yang kayak Eropa itu keren ya Mun. Pengin dong putar-putar keliling kanal naik gondola ala Venice yaaa.. :))
    Btw Nadia udah tinggi banget ya, ngalah-ngalahin mamanya. Semoga kapan-kapan bisa dolan bareng Kak Vivi ya.

  15. Waah banyak yang cerita tentang dusun semilir nih, jadi kepo pengen dateng langsung.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.