Family Backpacking to Singapore (2): Ketinggalan Kereta

Masih melanjutkan perjalanan perdana family backpacking kami ke Singapore, kali ini kami mau melanjutkan perjalanan ke Malaysia. Meskipun banyaak banget tempat yang ingin kami kunjungi tapi waktu kami kali ini terbatas, jadinya aku bikin deh itinerary di Singapore untuk dua hari. Lagi-lagi ketiban apes, saatnya mau traveling keluar negeri Rupiah lagi jatuh tersungkur. Bayangin aja, 1SGD setara dengan Rp. 9700. #nangissesenggukan


Berhubung si abang ngasih budget yang amat sangat terbatas (dalam arti kata yang sesungguhnya) jadilah aku puter strategi gimana caranya tetep bisa traveling ke 2 negara dengan dana minimal tapi bisa haven fun maksimal. Akhirnya setelah tarik ulur cukup lama, kami sepakat di Singapore cukup sehari aja. Moga-moga bisa balik lagi secepatnya.

city of Singapore
city of Singapore. We’ll be back soon … insyaallah πŸ™‚

Malam itu juga setelah makan malam di seputaran Arab street, kami balik ke hotel untuk ngambil backpack yang kami titipkan di loker. Alhamdhulilah ada fasilitas loker gratis untuk para customer hotel 5footway inn yang kami booking ini. Setelah bertanya-tanya sama mbak resepsionis yang baik hati kami disarankan untuk naik bus saja karena ternyata stasiun kereta api cukup jauh dari Bugis, apalagi kami belum beli tiket dan saat itu sudah malam. Kecewa sih karena dari awal aku pengen banget merasakan sleeper train tapi ya udah deh yang penting nyampe Malaysia besok pagi. Lagipula hari itu kami sudah jalan cukup jauh. Kalau di ukur mungkin kami udah jalan dari Semarang sampe Ungaran, betis rasanya udah melebar sekian cm. πŸ™

suasana di seputaran Bugis street .. rapi dan bersih banget ya
suasana di seputaran Bugis street .. rapi dan bersih banget ya

Sampai di agen bus si embak bilang harga tiketnya 33 SGD. Ish …. lagi-lagi otak emak-emak sakit hati mendengar angka itu. Naik bis bertiga udah abis sejuta sendiri lah. Sakitnya tuh disini #nunjukdompet. β€œHarga segitu, dikali 3 orang, mendingan naik kereta api sekalian lah. Nggak jauh beda sama tiket kereta juga. Tinggal tidur aja, lebih nyaman juga,” abang nyeletuk.

Tumbenan pemikiran kami sama. Akhirnya rencana berubah lagi. Kami akan naik MRT sampe Woodland dari situ lanjut naik kereta. Udah jalan sejauh ini, beberapa blok lagi kami pasti bisa lah. #usapusapbetis

Sambil menghibur Nadia yang mulai rewel karena udah capek dan ngantuk kami terus berjalan sampe stasiun MRT Lavender (sekitar 15 menit jalan kaki). Jangan ditanya udah abis berapa botol air yang kami minum hari itu, belum lagi aroma badan yang udah nggak jelas. Penderitaan belum usai kawan. Saat itu udah jam 10.20 malam sedangkan kereta terakhir berangkat pukul 23.55, kami masih di MRT dan harus menempuh jarak yang cukup jauh dengan berdiri. Iya berdiri!! Ternyata meskipun sudah malem MRT masih penuh sesak penumpang. Rupanya orang Singapore masih demen kelayapan juga. Tapi yang aku salut setiap mereka melihat Nadia langsung mereka dengan senang hati memberikan kursi mereka. Kereennn!!! Disiplin dan taat aturan memang sudah mendarah daging dalam budaya mereka.

suasana di dalam MRT
suasana di dalam MRT

Akhirnya sampailah kami di Woodland. Dari sini seharusnya kami tinggal meneruskan perjalanan menuju stasiun. Udah terbayang empuknya kasur sleeper train menunggu di depan mata. Setelah tanya kesana-kesini kami turun ke basement untuk naik bus ke Woodland yang merupakan kantor imigrasi Singapore. Oke … sabar…. sabaarrr….one more step.

Sampai di bawah deretan nomor bus menyapa kami. Entah karena diserbu kelelahan, kehausan, kelaparan, bahkan aroma tubuh sendiri yang udah makin nggak jelas, nggak satupun instruksi dan jalur bus yang kami pahami, apalagi tulisannya kecil-kecil bingiitss. Akhirnya bertanyalah aku pada seorang janitor yang aksennya begitu kental Chinesenya bahkan dengan 3 x mengulang aku tetap nggak mudeng. Tanya sama ibu-ibu berwajah Melayu, beliau nggak paham. Tanya sama satu orang lagi nggak ngerti. Dengan wajah helpless aku mendekati counter toko kue dan berharap pegawai disana bisa mengarahkan kami harus kemana. Dan …. jeng … jeng … jeng …..

β€œThere is no train to Malaysia from here ya,” kata si mbak dengan logat Singlish yang medok

Terbengong-bengonglah kami, secara tadi petugas di atas bilang bisa, mbak Tesya bilang bisa, mak Olenka bilang bisa. Ini mana yang bener??? #ndeprokseketika (and I really did ndeprok lho)

Setelah eyel-eyelan selama 10 menit aku menyerah kalah. Si emak bawa pasukan dan semuanya bilang nggak ada kereta ke Malaysia. Dari Woodland kami harus naik bus dulu ke Johor Baru dan dari Johor Baru kami bisa lanjut kereta api ke Kuala Lumpur.

harusnya kami bisa ngerasain bobo di sleepertrain :(
harusnya kami bisa ngerasain bobo di sleepertrain πŸ™Β Β  gambar di pinjam dari www.thingzhappen.wordpress.com

 

Melihat Nadia yang udah lemes banget dan abang yang sepertinya udah mau meledak, akhirnya aku putuskan nurutin saran mereka. Dalam situasi genting begini, kekompakan kami sebagai parents traveler sangat diuji, keputusan harus segera diambil mengingat ada anak kecil yang kesehatan dan kekuatan tubuhnya harus jadi pertimbangan utama meskipun itu berarti harus merelakan keinginan kita bahkan budget yang tersisa din dompet. πŸ˜›

Nggak lama bus no.50 menuju JB pun tiba dan kami naik. Beres urusan imigrasi di Woodland kami lanjut naik bus menuju JB. Saat itu sudah pukul 00.15 dan sudah jelas kami ketinggalan sleeper train yang kami harapkan tadi. #pedih

Masuk imigrasi JB, sepertinya kesialan belum berakhir karena pas giliran pasporku di cek scannernya si mbak penjaga imigrasi tewas. Setelah pandang-pandangan sama si mbak cukup lama untuk menyakinkan foto yang ada di pasport beneran fotoku, akhirnya aku lolos juga. Kami keluar gedung imigrasi sekitar pukul 02.00 dini hari dan sudah nggak selera lagi untuk melakukan apapun selain tidur.

Di awal nyusun itinerary kami memang nggak merencanakan mampir ke Johor Baru. Selain Legoland yang sangat nggak masuk di budget kami, rasanya nggak ada tempat menarik lain yang bisa dijelajahi dengan murah meriah dan dalam waktu singkat. Tapi rupanya Allah menghendaki kami mampir di Johor Baru untuk sekedar numpang tidur. Akhirnya kami check in dadakan di Citrus hotel yang letaknya nggak jauh dari JB sentral, gedung imigrasi Johor Baru.

Setelah mandi dan shalat (iya kami belum sempet shalat magrib dan isya) kami mulai menyusun rencana. Oke deh, kalau memang gini kami akan mampir ke Masjid Jami Johor dan sore lanjut ke Kuala Lumpur naik kereta. Meskipun nggak bisa ngerasain sleeper train seenggaknya tetep nyicipin kereta api ala Malaysia deh. πŸ˜›

Tapi eh tapi … saking capeknya kami tepar dan bangun jam 11.00 siang. Weleeeehhh……
Gagal maning …. gagal maning …….

Dan akhirnya di Johor Baru kami cuma tidur di hotel, nyicipin masakan India yang lokasinya nggak jauh dari hotel dan masuk Johor Baru Square Mall selama 30 menit, itupun kesasar. πŸ˜› Dan ternyata … stasiun kereta apinya itu ada di basement gedung imigrasi Johor dengan petunjuk yang cukup besar, yet somehow we missed it. #gondoktingkatdewa

Johor Baru
Johor Baru

Dan begitulah, menjelang asar akhirnya kami meninggalkan Johor Baru dengan perasaan yang nano-nano. Semoga aja kita nggak kesasar lagi. Sampai jumpa di Kuala Lumpur guys. πŸ˜‰

Lesson learned: nggak selamanya traveling itu tentang tawa, senyuman, pantai dan gunung yang indah tapi banyak juga kerikil bahkan bebatuan tajam yang menghadang. Tapi semuanya mengajarkan kita kesabaran, kedewasaan, bahkan meninggalkan kenangan yang tidak akan terlupakan. Salah satunya adalah betis yang makin seksi. πŸ˜›

34 Replies to “Family Backpacking to Singapore (2): Ketinggalan Kereta”

  1. Enaknya yg bisa jalan2..duh itu gedung aku pengen banget foto disitu mak…

    1. Muna Sungkar says: Reply

      Insyaallah mak dwi juga bisa secepatnya πŸ™‚

  2. Lho bisa kok naik kereta api dari woodland CIQ sampe kuala lumpur, itu sudah sampe woodland station belum? Apa sekarang enggak bisa lagi ya? :O

    1. Muna Sungkar says: Reply

      Tuh kaaann….aku juga yakin bisa mas..entah kenapa orang2 ini bilang ga bisa. Belum rejekiku πŸ™

  3. jadi pengen bacpacker ke ln sekeluarga…tp kalau bw anak kecil harus siap segala ya terutama mental hehe

    1. Muna Sungkar says: Reply

      Betul…mental dan kesabaran..harus banyak stoknya πŸ™‚

  4. Perjalanan seperti ini akan bikin Nadia tangguh ya Mbak Muna. Yah namanya di jalan ya, tak selalu sesuai rencana di atas kertas kita. Yang paling penting pengalamannya dapat ya πŸ™‚

    1. Muna Sungkar says: Reply

      Betul mbak… Ada kalanya dalam hidup jalan ga mulus..seperti juga saat traveling πŸ˜‰

  5. Wah, baca ini sudah ngebayangin heboh sama si kecil. Insyaallah waktu balik dari india, Saya sama si kecil mau explore singapore sama malaysia berdua. recananaya mau ke legoland saja. soalnya si koleksi lego, mau tak bikin surprise. langsung ke “home” legoland

    1. Muna Sungkar says: Reply

      Wooowww kereenn…. Ditunggu cerita serunya. Sebenernya kemaren pengen ke legoland tp suami ga rela ngabisin jutaan cuma buat theme park… Suami ngirit :p

  6. Kasian amat Nadia, trus asmanya kambuh engga?

    1. Muna Sungkar says: Reply

      Alhamdhulilah sehat mas,dia klo happy ga pernah kumat kok πŸ˜‰

  7. Aku jadi merasa bersalah nih Mba.
    Setau aku memang masih bisa. Duh kapan ada kesempatan ke Singapura, aku mau membuktikannya sendiri ah ke Woodlands, masih bisa apa enggak *penasaran banget soalnya hahaha
    Anyway, iya begitu deh kalo traveling, harus kompak ya sama travel mates kita πŸ™‚

    1. Muna Sungkar says: Reply

      Waduuuhh malu aku mbak…jauh lah klo sama buku mbak tesya…masih harus banyak belajar. Moga2 bisa produktif sepertimu juga πŸ™‚

  8. yah nyah ke singapor dan malysial dak bilang2…. ane di port klang tepatnya di west port buk….

  9. Kesabaran bener2 diuji ya mbak, tapi jadi kenangan manis nih yang seperti ini πŸ™‚

  10. Tapi kalau boleh saran……sarannnnn….anak ttp kudu diperhatikan loh…kasian sampe malem gitu…dia capek…kan kalo family backpacking anak kan juga kudu dilihat kenyamanannya…ditunggu cerita selanjutnya…sehat2 yoo :*

  11. wih, sleeptrain? seru banget kali kalau di jakarta ada seperti itu..

  12. kebayang mak… aku juga pernah tuh keluyuran sama anak2 sampai jam 12 malam demi agar tidak usah menginap di singapur.. mihil-mihil euy disana.. tiga kali nginep di malaysia… jadi mending berkeliaran aja seputar mustafa.. hahahaha

  13. Ya ampuuuun….baca ini bikin aku speechless.
    Kasihan banget sama Nadia-nya. Bisa kubayangkan gimana, saat anakku mengeluh capek ketika jalan kaki.
    Tetap semangat kak πŸ˜€

  14. Mba, perjalananku dari Sg ke Malaysia juga capek.
    Aku dan suami tidur di bus dari Johor Baru dan diturunin di jalan yg antah berantah. Lanjut taksi ke KL Sentral.
    Tapi, itu semua seru kok. Ada kenangannya πŸ™‚

  15. Hehe… Gempor deh jln kaki, tambah lemes krn bingung rute. Udah pernah lah ngerasain kaya gitu, selamaaat, sudah melewati asem manis rasa trip di sin kl πŸ˜€

  16. Informasinya memang kudu jelas binti teliti binti terperinci #pengalaman gagal naik kereta..hihihi

  17. Waah kebayang rempongnya mak Muna…
    Ink yang gak mungkin bs sy handel klo barengan trio krucils…
    Kayaknya gak bs backpack-an deh klo sm krucils. Nadia masih bisa dikasih pengertian yaa…klo macem krucilsku terutama dek Paksi bisa guling2 di situ krn kecapekan.
    Tp seru bgt lhooo…bener deh family trip itu menguji kekompakan n kesabaran kita as a family as a team yaa.
    Pasti tetep mau lagi kan yaaa.
    Aku juga pingiiiin…tp klo keluar negeri tunggu krucils gedean dikit kali yaa supaya komprominya lebih mudah.
    Haisssh bikin gatel kaki niih…pengennnnn

  18. kebayang gimana emosinya ya,udah capek,ketinggalan kereta,cekcok sama orang gara2 kereta dll hehehe…..

  19. Seru ya..dan berani nih backpakeran… Pengen euy ke singapore lagi, bawa sikecil. Tapi backpakeran sih..mikir 1000X. Emaknya manja..hehe

  20. Nadia memang tangguh, beda ma emaknya. Pengalaman kayak gini bakal jadi kenangan menarik suatu saat Mak. Terutama kalau ada kontes atau dibukukan. semoga kali lain ga terulang ya. Mu juga tuh bobok di kereta yang asoi bingits.

  21. Aku bacanya cuma biaa melongo aja, mbak. Hebat, Nadia apalagi. Sampe jam 2 pagi masih bertahan meskipun capek πŸ™‚

  22. what a journey…traveling memang kudu sabaar hehehe…apalagi bawa anak-anak dan memang musti siap dengan segala kelucuannya ya mak πŸ™‚

  23. Suka seneng aja baca cerita temen2 yg jalan bareng keluarga kayak gini. Banyak kisah seru ya walau bikin hati nano2.
    Kalau aku udah pasti tepar ngalamin kayak gitu. *ringkih .. hehe

  24. Ada dua kesan saat saya dulu pernah mampir sebentar (gak sampai semalam) di Singapura: Pertama, nilai kurs dolar SGD yang bikin sedih (waktu itu masih Rp 7000an per dolar hehe) dan kedua adalah karena negaranya kecil jadi semuanya serba rapi dan bersih. Indonesia kan ratusan juta penduduknya, jadi kudu diobrak-abrik dulu baru rapi πŸ˜€

  25. Nadia yang sudah lelah dan suami yang mau meledak. Waduw. *lanjut ke tulisan selanjutnya.

  26. Duhh… ini nyasar ke blog mba muna karena lagi cari tau rute ke KL dari SIN naik kereta. Tahun lalu ke KL naik bus dari SIN, tahun ini mau nyoba naik kereta. Ternyata mba muna pun malah ngga naik kereta. Tapi jadi pengalaman juga nih buat yang lain.

  27. Mbak nadia, di woodlands ada 2 check point. Yang 1 woodlands checkpoint untuk selain kereta, yang untuk kereta namanya woodlands train checkpoint. Kalo mau naik sleep train ke kl enaknya dari johor bahru, jauh lebih murah dibanding naik dari sing. Dari sing ke johornya naik bis saja, bisa naik di bugis.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.