Menelusuri De Tjolomadoe, Sisa Kejayaan Industri Gula di Indonesia

Assalamualaikum Sahabats …

Ada sebuah tempat wisata yang akhir-akhir ini lagi hype di Jawa Tengah, tepatnya di kota Solo. Kalau Sahabats Momtraveler pernah mendengar ada bekas pabrik gula yang kini dialihfungsikan menjadi museum dan tempat wisata sejarah, berarti Sahabats sudah dijalur yang benar. Mengusung judul De Tjolomadoe, salah satu pabrik gula terbesar di Jawa pada masanya kini menjelma jadi wisata yang banyak diminati orang.

Tampak luar museum de Tjolomadu

Sekilas Tentang Colomadu

Dulu sekali di jaman kolonial Belanda, industri gula di Indonesia pernah mengalami masa kejayaannya. Beberapa pabrik gula berskala besar di bangun di Pulau Jawa, salah satunya adalah pabrik gula Colomadu.Semua pabrik gula dikelola oleh Belanda sampai akhirnya dinasionalisasi pemerintah Indonesi untuk kemudian dikelola secara mandiri. Tapi itu dimasa kejayaan indurstri gula Indonesia yang kini tinggal kenangan.

Yang tersisa kini tinggal bangunan pabrik yang berumur ratusan tahun dengan mesin-mesin jadul yang raksasa ukurannya. Bisa dibilang hampir semua pabrik gula di Indonesia merosot produksinya, beberapa bahkan ditutup, pun dengan pabrik gula Colomadu.Bangunan tua dengan desain khas Belanda yang cantik ini terbengkalai sampai akhirnya muncul inisiatif dari pemerintah setempat untuk menghidupkan gedung ini dengan menjadikannya wisata sejarah. Dan kemudian lahirlah Museum De Tjolomadoe.

salah satu mesin yang ada di Museum De Tjolomadoe
Mesin yg dulu digunakan utk produksi gula

Inside De Tjolomadoe Museum

Memasuki area parkir Museum De Tjolomadu, mata ini serasa dihipnotis. Aku si pecinta gedung tua dengan arsitektur khas Eropa bungah melihat kemegahan eks pabrik gula Colomadu ini. Mata ini rasanya nggak bisa berhenti menatap dan terus mengeksplor kecantikan tiap jengkal gedung ini. Mungkin bagi sebagian orang terdengar lebay ya, tapi coba deh bayangkan kalau kamu adalah penggemar sesuatu dan bisa melihatnya dengan mata kepala sendiri, antusias kan pastinya?

tampak depan Museum De Tjolomadoe
tampak depan Museum de tjolomadu
koleksi Museum De Tjolomadoe

Dari pelataran parkir cukup jauh juga berjalan ke gedung tempat tiket masuk dijual. Di gedung tempat membeli tiket ini dijual juga souvenir dan makanan Sahabats. Jadi boleh lah mau isi perut dulu sebelum kaki menjelajah Museum yang luas ini. Oya HTM De Tjolomadoe Rp.25.000/orang ya.

Sayang kami nggak sempat explore taman di luar gedung De Tjolomadoe karena sinar matahari lagi heboh-hebohnya. Jangankan mau explore mata pun susah buat melek sempurna, jadi kami putuskan langsung masuk gedung utama.

Begitu memasuki pintu gerbang utama kita akan langsung disambut dengan mesim berukuran raksasa di Stasiun Gilingan. Mesin ini besarnya hampir menyamai gedung utama lho Sahabats dan seperti namanya konon mesin ini difungsikan sebagai mesin penggiling tebu.

Sekilas mengenai masuknya gula ke tanah air hingga cerita tentang masa kejayaan De Tjolomadoe bisa kita nikmati dari artefak dan foto-foto yang ada di ruangan museum. Di sini kita bisa melihat dan mempelajari tentang proses pengolahan tebu hingga siap jadi gula, bahkan saat proses pengirimannya pun ada. Makanya selalu seneng main ke museum karena belajar banyak hal baru dan alhamdhulilah Nadia juga dapat wawasan baru seputar proses pembuatan gula.

Stasiun Penguapa Pabrik gula De Tjomomadoe
stasiun penguapan

Oya ada satu ruangan yang aku sukak banget dan menurutku kids friendly banget. Kalau nggak salah ruangannya disebut dengan ruang visualisasi. Jadi ruangan ini tuh ada visualisasi tentang gula dengan aneka warna dan gambar kartun yang bikin baby K lari-lari kegirangan. Mungkin kami muterin ruangan ini sampe 5x putaran deh saking baby K tertarik banget. 🙂

salah satu ruangan display di De Tjolomadoe

Tak Hanya Sejarah Tapi Juga Cafe, Toko Souvenir, dan Instagramable Spots

Museum selesai, lanjut ke bagian gedung lain yang dinamakan seperti aslinya, Stasiun Penguapan. Selain ada mesin uapnya, di sisi sebelah kanan gedung difungsikan sebagai Tjolo Koffie. Persis di sebelahnya ada juga Besali Cafe, tapi kami nggak mampir ngopi di sana. So nothing to tell.

Naik ke lantai 2, ada Stasiun Ketelan yang sekarang jadi pusat souvenir yang menjual aneka cenderamata dan ada juga Street Food festival dimana kami putuskan untuk makan siang di sana yang ternyata menunya kurang memuaskan. Entahlah pas kami aja yang salah pilih menu atau semua menu memang rasanya bisa dibilang standart banget. Meskipun begitu ambience dan suasana jadulnya dapet banget, kusuka banget sama lantainya yang klasik. Setelah selesai makan siang kami menyelesaikan tour penjelajahan museum De Tjolomadoe.

Tjolo Koffie, cafe di dalam pabrik gula Tjolomadoe
Tjolo Cafe

Instagramable Spots and More

As I mentioned before, Museum De Tjolomadoe ini jadi hype terutama di social media berkat arsitekturnya yang instagramable. Meskipun bagian dalamnya direnovasi tapi tetap bagian asli ruangan hingga mesin-mesinnya masih tetap dipertahankan. Pokoknya ciri khas pabrik tuanya masih berasa banget deh.

Bagian luarnya pun nggak kalah vintage dan super duper kece buat jadi background foto. Sebaiknya Sahabats mampir ke De Tjolomadoe ini menjelang sore deh, ketika cahaya matahari mulai meredup, langit mulai senja, pas banget deh buat duduk santai atau berburu foto cantik.Meanwhile karena hari sudah makin siang, panas tak tertahankan akhirnya gagal explore tamannya.Belum lagi baby K yang mulai tantrum karena ngantuk. Hiks sedihnya hatikyuuh. Semoga ada kesempatan lagi berburu foto cantik di Museum De Tjolomadoe.

Ketel Tekanan rendah. lantai dua museum de tjolomadoe

Some things just gets better with age, and so does this building. Semoga kecantikan De Tjolomadoe ini terjaga sampai nanti ya dan sejarah kejayaannya tetap tersiar dari cerita-cerita yang kita bagikan pada dunia.

tampak luar museum de tjolomadoe
tampak luar



instgramable spot di pabrik gula Tjolomadoe
Jangan lupa bahagia ya

12 Replies to “Menelusuri De Tjolomadoe, Sisa Kejayaan Industri Gula di Indonesia”

  1. Wah indah banget tempatnya. Kayaknya buat foto-foto dengan nuansa klasik seru nih.

  2. Duh kaka Nadia udah beranjak gede,mu nyalip bundanya.Keren deh foto2 di museum Tjolomadunya

  3. Keren ni mbak pengalamannya.
    Koleksi fotonya juga seru-seru.
    Jadi pengen segera berkunjung ke spot yang sama.

  4. Baby K ikut happy banget deh dijak jalan ke De Tjolomadoe padahal panas ya

  5. Setujuuuu.
    Banyak spot instagrambale di museum ini. Renovasinya asik, meskipun bangunan lama, tp tetep nampak baru, tp detail2 bangunan lamanya juga tetep dipertahankan & malah jadi bagian arsitektur yg menarik.

  6. Wah, sekarang jadi lebih keren ya. Jadi makin pengen main ke Solo, dari tadi udah baca beberapa artikel seputar traveling ke Solo 😀

  7. Ini bagus mbak, aku udah kesini juga. Terkesima dengan 1 kafenya malah

  8. Seandainya bekas pabrik gula di tempatku tepatnya Kalibagor Banyumas juga bisa direnovasi dan dijadikan tempat wisata pasti bisa menghasilkan pemasukan buat Pemda,

    1. Muna Sungkar says: Reply

      seharusnya bisa saja asal ada kemauan dari dinas setempat

  9. Huwaaa sekarang bayar Mom?
    Tahun kemarin belum bayar, aku masih freee wkwkwk
    Menyenangkan ya bisa main sama keluarga. si kaakak tingginya meh menyamain MOminya

  10. Itu foto terakhir tuh sama adek2nya yaaa?? 😉
    Aku pas ke sana udah malam hari, sedapatnya aja menelusuri Tjolomadoe bersama anak2. Pas dulu si kakak liburan kayaknya, jadi sekalian jalan2 di Solo berempat.

  11. Wah jadi ingat kesini dan belum aku ceritakan di blog. Ngajakin anak-anak ke museum gini mengajarkan mereka tentang sejarah negri ini ya

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.