The Three Gilis @ Lombok

Jam ditanganku tepat menunjukkan pukul 07.30 WITA ketika pesawat yang kami tumpangi mendarat dengan mulus di landasan pacu Bandara Internasional Lombok (BIL). Touch down Lombok. Alhamdhulilah … bahagia rasanya akhirnya kesampean juga menginjakkan kaki di tanah Lombok. 🙂

Mumpung hari masih pagi kami langsung saja memulai petualangan pertama di Pulau Lombok. Kami melanjutkan perjalanan dengan bis Damri menuju kawasan Senggingi. Sebelum keberangkatan kami ke Lombok, kami sudah browsing informasi mengenai tempat transportasi dan tempat wisata di Lombok, jadi kami sudah paham kalau satu-satunya transportasi umum yang ada di Lombok adalah bis Damri yang hanya memiliki dua rute utama. Dari BIL menuju kota Mataram, kawasan Senggigi, dan sebaliknya.

Tujuan pertama kami sebetulnya bukan Pantai Senggigi, melainkan tiga pulau kecil yang letaknya tak jauh dari Lombok. Siapa sih yang nggak kenal dengan Trio Kembar yang terkenal ini? Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air, tiga pulau kecil yang namanya sudah kondang  hingga manca negara. Bahkan menurut banyak orang, tidak sah kunjungan ke Lombok kalau belum mengunjungi ketiga Gili ini. 😉

menyambut senja :)
menyambut senja 🙂

Mengunjungi jajaran pulau-pulau kecil yang mengelilingi Pulau Lombok memang sudah masuk dalam daftar kunjungan kami. Mana mungkin kami rela melewatkan keindahan alam Lombok begitu saja? 😉 Dari bandara yang terletak di kota Praya, kami menempuh perjalanan kurang lebih 2,5 jam menuju Pantai Senggigi yang terletak di Lombok Barat. Cukup jauh sih, tapi karena jalanannya yang mulus dan sepi, perjalanan jauh pun tak terasa melelahkan. Beda banget sama jalanan di Jawa yang padet dan penuh lubang disana-sini. 🙁

Sesampainya di Pantai Senggingi, perjalanan berlanjut dengan motor. Tariff untuk sewa mobil cukup mahal dengan hitungan per jam. Untuk kantong backpacker seperti kami lumayan menyakitkan juga, akhirnya kami memutuskan sewa motor saja. Cukup dengan Rp. 60.000 perhari, puas mengelilingi Lombok dengan rute sesuka hati, dan pastinya bikin hati dan kantong lebih tenang. Dasar traveler murahan. 😛

Dengan motor sewaan kami menuju Bangsal, sebuah pelabuhan yang khusus melayani rute penyebrangan dari Lombok menuju tiga Gili. Beberapa meter setelah pintu masuk Bangsal, kendaraan bermotor dilarang masuk. Kami diharuskan berganti transportasi dengan Cidomo, sebutan untuk Dokar yang menjadi transportasi umum andalan di Lombok. Selain menjaga wilayah ini bebas polusi, pendapatan penduduk pun terbantu dengan adanya Cidomo ini. Hanya Rp.20.000 saja kok, itung-itung mencoba transportasi yang nggak mungkin ditemukan di kota besar.

kapal yang digunakan untuk menyebrang ke Gili
kapal yang digunakan untuk menyebrang ke Gili

 

Gili adalah bahasa Lombok yang artinya Pulau. Ada tiga Gili kecil menjadi primadona dan andalan di Lombok, Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air. Meskipun Gili Trawangan memiliki jarak terjauh dari Pulau Lombok, pulau kecil ini yang menjadi sasaran utama para turis, terutama turis manca negara. Wajah-wajah bule dari berbagai negara inilah yang nantinya akan terlihat memenuhi ketiga Gili. Ketiga Gili ini terkenal dengan 3NP nya, No Pollution, No Police, and No Policy. Hhmmm… sudah mulai terbayang bagaimana suasana di Gili nantinya. 😉

Ada dua kapal yang dapat dipilih untuk mengantar kita ke Gili Trawangan, kapal cepat dan kapal lambat. Harganya tentu berbeda dong ya. Kapal cepat di bandrol Rp. 65.000, sedangkan kapal lambat hanya Rp. 10.000. Pasti sudah bisa ditebak kan pilihan kami hehehe. 😛 Waktu tempuh kapal lambat ternyata nggak lambat-lambat amat kok, cuma 15 menit ajah. 😉

lombok-2014-52
suasana Gili Trawangan

Setelah kapal bersandar di pelabuhan, penumpang segera berhamburan keluar. Untuk pertama kalinya kami bersentuhan langsung dengan jernihnya air pantai Gili Trawangan. Airnya yang biru kehijauan dengan pasirnya yang putih dan lembut membuatku ingin segera berenang, tapi kami memutuskan untuk mencari penginapan dan menyimpan barang bawaan kami. Biasanya kami sudah memesan penginapan jauh sebelum kedatangan, tapi menurut informasi dari seorang teman banyak penginapan di sekitar pulau dengan tariff yang amat terjangkau. Ternyata benar, baru saja kami menginjakkan kaki di Gili Trawangan, beberapa orang penduduk sudah datang menawarkan penginapan dengan berbagai tariff dan kami pun tertarik untuk mencobanya. Setelah melihat beberapa penginapan kami memilih satu hotel yang cukup murah, Rp.200.000 /malam, termasuk breakfast. Kamarnya pun cukup nyaman dan bersih, bahkan ber AC lho. 😉

lombok-2014-7
pssstt… ada yg lagi menikmati acara sunbathing 😉

Pulau mungil ini ternyata sudah di desain untuk berbagai macam model traveler. Ada hotel dengan tariff aduhai untuk para traveler berkantong tebal, dan banyak pula hotel, hostel, bahkan homestay yang tariffnya  sangat ramah dikantong. Kita tinggal menyesuaikan tariff mana yang kiranya sesuai untuk budget kita. 🙂

Setelah meletakkan semua barang di hotel kami memutuskan segera mengeksplorasi Gili Trawangan. Kami hanya punya satu hari untuk menjelajahi ketiga Gili, jadi harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Untuk mengelilingi Gili Trawangan kita bisa menyewa sepeda dengan tariff Rp. 20.000 – Rp. 30.000. Pulau mungil ini bisa dikelilingi hanya dalam waktu 45 menit sampai satu jam saja, asyik yah. 😉

Setelah menemukan tempat yang cukup teduh, di bawah pohon kami menggelar tikar dan duduk menikmati hembusan angin pantai sambil menikmati pemandangan yang luar biasa indah. Pantai dangkal dengan air yang berkilauan dan ombak yang ramah, this place is heaven. Pantas saja para turis itu betah berlama-lama tinggal di Gili Trawangan, bahkan menyewa homestay hingga berminggu-minggu. Gili Trawangan memang di kenal dengan sun, sand, and beach, dan menjadi surga bagi turis berasal dari negara dengan sinar matahari yang terbatas. Jadi jangan panic atau malah nyengir nggak jelas setiap kali lihat bule berjemur dengan bikini karena itulah pemandangan yang akan kita lihat disini. 😛

lombok-2014-78
the amazing Gili Trawangan

Semakin larut Gili Trawangan justru semakin ramai. Beberapa caffe, pub, dan bar mulai menawarkan hiburan malam dengan free drinks dan life music nya. Gili Trawangan memang telah dinobatkan menjadi “The Party Island” sejak beberapa tahun lalu. Dengan adanya turis asing kehidupan malam yang bebas dan berbau alcohol bukanlah hal yang aneh disini. Setelah makan malam kami memutuskan untuk segera kembali ke hotel. Belum saatnya Nadia melihat orang-orang yang asyik berdisko sembari teler.

Keesokan harinya, setelah sarapan, kami membeli tiket untuk melanjutkan perjalanan ke Gili Meno. Kali ini kami membayar Rp.10.000 untuk menyeberang ke Gili Meno. Ternyata suasana di Gili Meno sangat kontras dengan Gili Trawangan yang ramai dan hidup. Gili Meno yang berada di antara Gili Trawangan dan Gili Air ini sangat tenang dan damai. Dari brosur yang sempat kubaca selama penyebrangan, Gili Meno rupanya terkenal dengan Meno Wall Sea Point dan Point Coral Blue, tempat dimana ikan-ikan cantik beraneka warna dan penyu dapat kita temui dengan mudahnya. Pantas saja sepanjang perjalanan kami mengitari bibir pantai, selalu saja ada rombongan turis yang bersiap untuk diving. Ugh… sungguh bikin iri hati. 🙁 Sayang sekali kami nggak punya budget lebih untuk mencoba melihat langsung kehidupan bawah laut di Gili Meno.

lombok-2014-5

Keseruan di Gili Meno ternyata tak hanya terletak di pinggiran pantai dan alam bawah lautnya saja. Tak jauh dari pantai kita akan menenukan Gili Meno Bird Park yang dikelola oleh seorang pengusaha berkebangsaan Australia yang tinggal di Bali. Hanya dengan membayar tiket Rp. 50.000, kita dapat melihat ratusan koleksi burung langka dari dalam dan luar negeri. Sayang sekali waktu kami terbatas dan dengan berat hati harus melewatkan Bird Park ini mengingat masih ada satu Gili lagi yang sudah menunggu kedatangan kami.

Hari sudah semakin siang, saatnya melanjutkan perjalanan ke Gili Air.  Ternyata meskipun berdekatan dan punya karakter yang hampir sama, ketiga Gili ini punya daya tariknya masing-masing. Kalau menurut pendapatku sih Gili Air adalah Gili yang terbaik dari ketiga Gili kembar ini. Tak terlalu ramai tapi juga tak terlampau sepi. Gili Air punya fasilitas pendukung yang memadai karena Pulau ini memiliki populasi penduduk terpadat diantara ketiga Gili. Jadi untuk urusan penginapan, makan, bahkan tempat ibadah dapat dengan mudah didapatkan. Karena lingkungan dan suasana yang ramah, Gili Air menjadi tujuan favorit turis yang membawa keluarga dan anak-anak. Jadi sedikit menyesal kenapa kami nggak menginap di Gili Air aja kemarin. 🙁

sepedaan keliling Gili seru lho :)
sepedaan keliling Gili seru lho 🙂

Puas sudah kami mengeksplor tiga Gili yang indah ini. Meskipun tak semua objek dapat kami nikmati, setidaknya kami sudah sempat melihat dan menikmati sepetak surga yang jatuh tak jauh dari Lombok ini. Pada sore hari kami telah kembali ke Bangsal dan bersiap meneruskan petualangan kami di Pulau Lombok. Tunggu cerita selanjutnya yah. 😉

lombok-2014-26

lombok-2014-85

28 Replies to “The Three Gilis @ Lombok”

  1. waahh rame banget ya gili terawangan sekarang! dulu mah sepii (yaeyalah kapan juga ke sananya).
    aku cuma ke gili terawangan aja n ga visit 2 gili yg laen. ga sempet krna udah hampir sore n takut ga bisa nyebrang balik, haha
    asik asik mak…ditunggu cerita selanjutnya ^_^

  2. Duh, dari dulu pengen banget pergi ke Lombok dan masih belum kesampaian lho 🙁
    Selain menikmati pantai nya, pengen makan ayam taliwang dan plecing kangkung nya deh *cemen*…hihihi…

  3. Saya pernah ke Gili Trawangan dan masih belum puas keliling Gili Trawangan dengan sepeda, hahaha. Saya masih penasaran dengan bagian tengah Gili Trawangan. Ada apa ya di sana? Dan ya itu, belum sempat main ke Gili AIr dan Gili Meno. Hmmm, kaayaknya saya harus balik jadi mahasiswa KKN supaya bisa puas jalan2 di seputar Gili-Gili itu XD

  4. uwaaaaaaaa ainya jernih bangettttt……saya pasti kesna,aamiin…..hehehe

  5. udah ke senggigi tapi belum sempat ke 3 gili…berarti aku harus balik lagi hihi

  6. waahh..pengen sepeda2an di pantaai ..*nyolong sepeda ahh

    kapan ya ke lombok? nunggu ada acara ahh biar sekalian :v

  7. Wuih enake traveling teruuuuuss… Eh ada kripik bule dijemur tuh

  8. Mudah-mudahan bisa menyusul Mak Muna ke sana. Kebetulan saya juga punya teman di Praya.

  9. Infonya sangat rinci sehingga bermanfaat
    Saya jadi kepingin ke Lombok nich, isteri saya sih sudah pernah ke sana rombongan dengan ibu-ibu waktu saya masih dinas.

    Terima kasih reportasenya
    Salam hangat dari Surabaya

  10. wah bisa jd referensi tuk backpackeran suatu saat nti nih….TFS mak

  11. subhanalllah….indah bangetttt pantainyaaaa

  12. Jadi pingin punya pintu doraemon deh habis baca postingan ini. Saya sih baru pernah sekali ke Gili Trawangan, tapi setuju banget deh kalau Gili di Lombok ini wajib dikunjungi…

  13. suatu saat nanti saya harus ke Lombok 🙂

    1. haruuuss bangeeettt 🙂

  14. keren banget sih pantainya…
    mudah2an kesampaian bisa liat langsung kesana… ke bali aja blum pernah 😀

    1. moga2 nanti bisa langsung ke Bali terus Lombok ya mak 🙂

  15. Giliii oh giliiii…kangen dengan NTB dengan laam yang indah, kuliner yang okeeeh plus wastra yang memikaaat….keyeen maak…aku jadi pengen jalan lagiii :D…

    1. ayooo mbaaakkk 🙂

  16. Kalau di Jawa, Gili is Jalan ya, Mba. 😀
    Kenapa tarif mobil bisa per jam ya, Mba?
    Apa disana jasa sewa mobilnya masih dikit?

    Insya Allah saya akan ke GILI, tentunya menggunakan tarif super irit. Hahahha

    1. sewa mobil sih banyak mbak, tapi memang mereka pasang tarifnya utk turis bule jadilah semua2 mahal 🙁

  17. Masha Allah, Subhan Allah! saya banyak teman di Lombok, satu guru bahasa Inggris saya orang Lombok asli, mereka kalau ngobrol tentang pariwisata Lombok bikin saya gigit jari, mupeng bin ngiler emang, beruntung mba Muna sudah kesampaian saya mah masih bermimpi dahh, semoga ada someone yang ngajak saya kesana segera, aammiin!

    1. aku juga mupeng dari cerita temen yg orang sana mak, makanya dari dulu pengen banget ke Lombok. alhamdhulilah udha kesampean 🙂

  18. Waah asyik sudah ke Lombok. Kapan ke MAkassar, Mak? 🙂

    1. pengeenn banget mak. Doakan segera yah 🙂

  19. Iriiii huhuhu. *langsung telepon suami*

    1. hahaha… ayo segera menyusul mumpung udah mo liburan nih 😛

  20. Mbak Muna, cerita juga dong !
    Berapa kira-kira budget yang harus disiapkan jika berangkat dari Semarang ?
    Mbak Muna dari Semarang kan ?

    1. wah saya kemarin berangkat dari Surabaya mas, karena sekarang domisili Surabaya. kalau dari semarang mungkin bisa naik kereta/bis dulu ke Surabaya, setelah itu via pesawat ke lombok. alternatif lainnya bisa flight Jogjakarta-Lombok. Nanti saya bikin postingan khusus tentang rute deh 🙂

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.