Friday, March 29, 2024

Target Ramadan Tahun Ini: Istiqamah Memaksimalkan Ibadah

Assalamualaikum Sahabats …

Ada yang ngerasa Ramadan kali ini berasa cepet banget nggak sih? Rasanya baru kemarin terawih hari pertama, tetiba udah hampir hari ke 20 aja. Selama 2 minggu ini target Ramadan apa saja yang sudah Sahabats berhasil laksanakan. Perlu nggak sih membuat target khusus selama Ramadan?

Kalau tahun baru biasanya disambut dengan membuat resolusi tahunan, bulan Ramadan pun biasanya nggak jauh dari target dan resolusi. Tujuannya bagus sih, supaya kita semangat dan memaksimalkan ibadah di bulan Ramadan yang cuma datang setahun sekali.

Bikin Target Ramadan, Perlu Nggak sih?

Aku sih iyes ya. Ibarat kata saat bulan Ramadan Allah lagi kasih promo yang jor-joran. Semua ibadah berlipat ganda pahalanya. Jadi alangkah ruginya kalau Ramadan berlalu begtu saja tanpa kita bisa berhasil meraih promo dari Allah semaksimal mungkin.

Membuat target Ramadan akan memudahkan kita untuk fokus pada capaian yang kita harapkan. Nah kalau aku sendiri biasanya mulai bikin target dari apa yang ingin aku capai dulu. Dengan mengetahui capaian yang kita inginkan membuat target pastinya jadi lebih mudah.

Dulu aku punya banyak target Ramadan. Alhamdhulilah ada yang tercapai dan banyak juga yang nggak tercapai. Biasanya gagal karena gaspol di awal Ramadan, walhasil semangat menurun di akhir Ramadan karena banyak godaan.

Tahun ini aku bikin target yang realistis aja. Dengan kemampuanku dan waktu yang aku miliki. Satu hal yang jadi parameter targetku adalah “meningkatkan yang wajib dan merutinkan yang sunnah.”

Target Utama Ramadan: Meningkatkan Kualitas Ibadah Wajib

Ketika Ramadan biasanya orang fokus mengejar ibadah sunnah. Saking semangatnya justru ibadah wajib jadi keteteran. Nah ini pemikiran kebalik menurutku. Utamakan dulu yang wajib. Insyaallah habit akan terbentuk. Lanjut ibadah sunnah pun jadi nggak ada kesulitan.

Meningkatkan kualitas ibadah wajib aku mulai dari shalat 5 waktu. Shalat adalah ibadah terpenting bagi seorang muslim. Sebisa mungkin aku usahakan untuk shalat tepat waktu. Begitu denger adzan, cuuzz persiapan untuk shalat. Di rumah ataupun pas lagi di kampus, aku coba terapkan displin dan tepat waktu perihal shalat 5 waktu.

Sebelum shalat jangan lupa diawali dengan wudhu. Pun bukan sembarang wudhu tapi sesuai ajaran Rasulullah SAW. Seperti kata ustadz Adi HIdayat kunci shalat khusyuk adalah mengawalinya dengan wudhu yang sempurna. Dimulai dari niat, mengikuti tatacara wudhu yang baik, sampai baca doa wudhu setelah selesai wudhu. Insyaallah wudhu yang sempurna akan memudahkan kita shalat khusyuk

Ketika meniatkan memperbaiki shalat, aku hanya menerapkan target disiplin shalat untuk diri sendiri. Pas di rumah ngajakin adek Keumala shalat berjamaah sementara abang rutin ke masjid. Alhamdhulilah sekarang kalau adzan nggak perlu pakai dirayu atau diingatkan sudah langsung ngikut shalat jamaah.

Jadi inget pesan seorang pakar parenting. Inti dari parenting itu ya jadilah role model yang baik dalam hal apapun. Anak-anak nggak akan pernah gagal dalam meniru apapun yang dilakukan orangtuanya. Baik buruk anak kita ya tergantung contoh apa yang kita berikan pada mereka.

Selain shalat aku juga berusaha memperbaiki puasaku. Kadang suka merasa puasaku masih B aja. Puasa fisik tapi masih gampang emosi, nggak sabaran, kadang ngomongin orang, hiks. Jadi galau apakah puasaku selama ini diterima Allah? So PR besarku itu mengelola emosi dan perbanyak stok sabar. Harapannya nilai puasaku bisa meningkat di mata Allah.

smarttraveller.com

Target Ramadan: Merutinkan dan Membiaskan Amalan Sunnah

Sederhananya sunnah Rasul adalah segala sesuatu yang datang dari Rasulullah SAW yang berupa masalah akidah, iman, surga, neraka, dan masalah fikih. Sunnah juga meliputi segala sesuatu yang datang dari Nabi SAW yang berupa ucapan, perbuatan, atau ketetapan.

Para ulama berpendapat mengerjakan sunnah akan mendapatkan pahala. Namun jika tidak dikerjakan tidak akan mendapakan doa. Meskipun nggak berdosa bila meninggalkan sunnah tapi rasanya rugi banget ya Sahabats. Apalagi di bulan Ramadan ketika Allah obral pahala.

Siapa juga yang bisa menjamin ibadah wajib kita sudah sempurna dan diterima Allah? Karena kita nggak pernah tahu pasti apakah ibadah kita diterima Allah, jadi memperbanyak stok ibadah adalah jalan ninjanya. Saat ini niatku sekecil apapun ibadah sunnah yang kulakukan harapannya bisa jadi penambal sulam kekurangan ibadah wajibku.

Untuk ibadah sunnah aku mulai dari memperbanyak shalat sunnah. Mulai dari shalat sunnah Rawatib, shalah dhuha, shalat tarawih, dan shalat tahajud. Harapanku dengan memperbanyak sunnah bisa lebih mendekatkan diri pada Allah sehingga ampunan dan rahmat Allah turun kepadaku. Aamiin ya Rab.

Next, ibadah sunnah yang nggak boleh terlewat saat Ramadan adalah tilawah Qur’an. Ramadan adalah bulan diturunkannya Al Qur’an jadi sudah semestinya fokus ibadah kita adalah meningkatkan tilawah. Minimal aku selalu targetkan 1 kali khatam Qur’an. Syukur bisa lebih.

Cara termudah untuk bisa khataman selaman Ramadan adalah menerpkan one day one juz. Membacanya bisa dicicil 2 -3 lembar selepas shalat 5 waktu. Kadang aku lebihkan juga jadi kalau pas haid tetep nggak ketinggalan target.Selain shalat sunnah dan tilawah, aku juga meruntinkan dzikir pagi sore, dan sadaqah.

FYI amalan sunnah bukan hanya ibadah yang aku sebutkan di atas, tapi juga kebiasaan yang dilakukan Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari-hari. hal yang sederhana dan mudah dilakukan tapi mendatangkan pahala.

Beberapa sunnah yang aku coba terapkan adalah mengakhirkan sahur, menyegerakan dan berdoa saat buka puasa, memberi makan orang yang berpuasa, mengucap salam, mengawali semua aktivitas dengan bismilah, gunting kuku di hari Jumat, dan masih banyak lagi. Semoga hal kecil yang rutin dilakukan kelak akan memperberat timbangan kebaikanku.

Yang Berat Itu Istiqamah

Istiqomah adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sikap konsisten seseorang terhadap berbagai hal, seperti beribadah, sikap, perkataan, dan lainnya. Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti istiqomah (KBBI=istikamah) adalah sikap teguh pendirian dan selalu konsekuen.

Apapun target yang kita pasang nggak akan terlaksana tanpa bekal istiqamah. Gampang diucapkan tapi beraat banget dilakukan. PR terbesarku adalah memelihara semangat agar bisa terus istiqamah meningkatkan ibadah. Pun ketika Ramadan sudah usai.

Namanya manusia iman bisa up and down bahkan saat Ramadan. Dalam salah satu ceramahnya ustadz Adi Hidayat pernah mengajarkan kebiasaan itu akan terbentuk setelah kita melakukan sesuatu minimal selama 40 hari berturut-turut.

Menurut beliau kalau mau istiqamah bangun tahajud tiap malam, mulai dengan full bangun malam selama 40 hari. Saat haid tetap paksakan bangun. gani shalat dengan dzikir. Setelah 40 hari kebiasaan tersebut insyaallah akan terbentuk dengan sendirinya. bahkan tanpa bantuan alarm tubuh akan terbiasa bangun pada jam yang telat kita atur. Aku sudah mencoba praktek tips dari beliau sejak sebelum Ramadan dan alhamdhulilah aku merasa bangun malam jadi lebih mudah.

Untuk tilawah supaya lebih semangat aku selalu coba memecut diri dengan berkaca sama si kakak yang saat ini lagi di pondok. Tahun kemarin kakak bisa khatam 5 kali sementara mamaknya cuma bisa 1,5 kali (soalnya yang kedua cuma behasil sampe juz 20 hiks). Setidaknya tahun ini bisa 2 kali lah.

Berlomba-lomba lah dalam kebaikan. Termasuk memasang target terbaik ketika Ramadan. Aku pun mengajak abang suami dan membiasakan adek Keumala untuk meningkatkan ibadah sebisanya. Untuk Keumala membiasakan dia ngaji 1x sehari aja udah bagus. Ditambah rutin shalat tawarih, shalat dhuha, menambah hafalan setiap hari, sudah cukup banget sebagai permulaan.

Semoga ke-istiqamahan bisa kupelihara sampai usai Ramadan. Aku anggap bulan Ramadan sebagai :bulan menggembleng diri.” Berhasil melalui bulan Ramadan dengan baik insyaallah kebiaaan baik akan terbawa di bulan-bulan berikutnya.

Oya, target apa yang sahabats buat di Ramadaan 2024 kali ini? Semoga apapun itu bisa terwujud ya Sahabats. Bismilah yuk kita pasti bisa yuk…

Friday, March 22, 2024

Supaya Bulan Ramadan Nggak Makin Boros? Ini Di Tips Hemat Saat Ramadan ala Anak Kos

Assalamualaikum Sahabats ….

Salah satu moment puasa Ramadan paling berkesan sepanjang hidupku adalah ketika jadi anak kos. Puasa diperantauan terasa sangat berkesan karena kehadiran teman-teman, tapi juga banyak tantangannya. Buatku tantangan terbesarnya adalah menjaga dompet tetap dalam situasi aman terkendali.

Kalau diingat-ingat rasanya kayak baru kemarin aja ngalamin kuliah di rantau dan jadi anak kos. Masa-masa dimana kita ditempa jiwa dan raga nggak sih? Belajar mandiri dalam segala hal, menikmati melakukan semua sendiri termasuk juga merasakan kangen kampung halaman. Moment puasa Ramadan jadi salah satu moment yang bikin happy sekaligus galau.

masjid Jogokariyan, Jogjakarta

Jadi Anak Rantau di Jogjakarta

Meskipun jarak Semarang – Jogjakarta nggak terlalu jauh tapi dulu aku nggak dibekali kendaraan pribadi sama ortu. Transportasi umum jadi andalan setiap harinya dan nggak mungkin juga sering-sering pulang karena banyak tugas dan kegiatan kampus.

Rumah kos pertama yang aku tempati berada di jl. Kaliurang KM.5. Cukup dekat jaraknya ke kampus. Ada lebih dari 20 kamar jadi punya banyak teman dari berbagai kota. Setiap harinya kami udah janjian untuk berburu menu buka atau ngabururit di seputaran kos sambil berburu ta’jil.

Makannya pun barengan dan bergantian dari kamar ke kamar. Biasanya kami batalkan puasa dengan ta’jil sembari ngobrol ngalor ngidul, lanjut shalat magrib. Lanjut makan besar selepas terawih disambi nugas atau nemenin temen nugas.

Sementara untuk sahur ada 2 warung terdekat yang jadi andalan kami. Tapi berhubung di kos ada dapur, aku suka nyetok beberapa bahan makanan yang gampang diolah. Jadi pas lagi mager keluar atau nggak ada yang dititipin, tetep ada yang bisa dijadikan menu sahur.

Tantangan terberat puasa di rantau, menurutku bukan takut nggak bisa bangun sahur sendiri atau takut nggak disipilin ibadahnya. Alhamdhulilah karena sudah sejak kecil dibiasakan bangun pagi dan disiplin dalam ibadah, soal itu nggak ada masalah.

Terbiasa jadi anak rumahan yang apa-apa tinggal ambil, pengalaman pertama puasa Ramadan sebagai anak kos itu sesuatu banget rasanya. Ada rasa excited karena bisa sering ngabuburit dan buka bareng teman-teman, tapi ada rasa was-was juga karena nominal uang bulanan dari ortu tetap sama.

nerdwallet.com

Antara Kalap dan Lapar Mata Bikin Cash Flow Jadi Runyam

Sahabats udah kebayang dong gimana suasana sore menjelang buka di seputaran kampus Jogja? Di setiap sudut ada penjual yang duduk manis menawarkan aneka jajanan yang bikin lapar mata orang puasa. Dari mulai jajanan pasar, gorengan, segala macam es dan minuman warna-warni. Sebagai anak ngemil Indonesia Inilah godaan terberat buatku hahahaha.

Di awal puasa, ngabuburit udah jadi agenda wajib tiap sore. Sampai akhirnya suatu hari terkagetkan dengan fakta bahwa tabungan udah sekarat sementara tanggal muda masih belum jelas hilalnya. dari sini mulai deh belajar management cash flow supaya kondisi keuangan aman terkendali.

Baca juga: 6 Jurus Jitu Mendampingi Anak Puasa Ramadan

Tips Ngirit Ala Anak Kos di Bulan Ramadan

Ada beberapa strategi yang dulu aku lakukan dalam rangka mengamankan isi dompet supaya nggak jebol. Cara yang sebenernya simple tapi cukup ampuh bagi seorang yang cenderung boros kaya aku. Buat Sahabats yang kebetulan saat ini lagi di rantau dan berstatus anak kos bisa banget mengadopsi tips irit selama bulan puasa ala anak kos.

1. Pangkas Agenda Ngabuburit

Setelah aku indentifikasi salah satu kebiasaan yang bikin kantongku jebol adalah ngabuburit tiap sore. Seru sih. Naik motor sama temen-temen keliling kota menikmati sore sambil berburu ta’jil tapi dampak ngabuburit bagi kesehatan dompet tuh besar banget. Makanya strategi pertama adalah pangkas agenda ngabuburit.

Aku agendakan ngabuburit seminggu 2 atau maksimal 3 kali aja. Sebagai gantinya sore hari aku gunakan untuk tilawah Qur’an atau ngerjain tugas. Sekalian pasang target khataman Qur’an supaya makin semangat ngajinya. Godaan pasti datang tapi teman yang baik psti paham kok kalau kita punya agenda lebih penting.

2. Atur Budget Buka Puasa Bersama

Padahal jaman kuliah dulu sosmed belum seheboh sekarang tapi kebutuhan bersosialiasi ala anak muda tuh bikin agenda bukber padat merayap. Supaya ngga memberatkan kondisi keuangan, strategiku yang kedua adalah mengatur jadwal bukber.

Nggak semua tawaran bukber aku iya-in. Apalagi yang tujuannya cukup mahal skip aja deh. kalau nggak salah dulu bikin agenda bukber sama temen kuliah seminggu sekali. Bukber sama anak kos cukup beli di warung terus dimakan di kos bareng-bareng. Bukber ama pacar skip soalnya nggak punya heheheh.

indiatimes.com

3. Berburu Ta’jil dan Buka Puasa Gratis

Nah ini adalah jalan ninja ketika pengen jajan tapi kondisi dompet udah memprihatinkan. Untungnya aku ngekos di Jogja dimana banyak masjid yang selalu open house setiap harinya. Dari mulai ta’jil sampai makanan besar tersedia. Dan pintu masjid selalu terbuka untuk siapa saja.

Selain bisa dapat makan gratis, makan rame-rame di masjid itu suasananya menyenangkan banget. Ramai dan berkah banget. Keuntungan lain berbuka di mashid adalah akses untuk ibadah jadi lebih gampang dong. Abis makan bisa langsung shalat berjamaah. Dapet tambahan pahala lagi.

4. Nyetok Bahan Makanan dan Masak Sendiri

Berhubung dulu di kos aku ada dapur dan kulkas yang bisa dipakai bersama, sesekali aku nyetok bahan makanan yang tahan lama. Misalnya telur, frozen food, ataupun roti. Masak ternyata ampuh banget mangkas budget jajan. Serunya bisa juga masak bareng teman dan berbagi stok makanan.

Aku suka masak yang simple dan nggak butuh waktu lama aja sih. Masak lauk sederhana kaya telur dadar, sarden, atau nugget untuk lauk sahur dan buka. nasi dan sayurnya beli ke warung. Praktis dan ngirit pwooll.

5. Manfaatkan Promo Ramadan

Mahluk mana yang nggak doyan sama promo dan diskon? Saat Ramadan biasanya makin betebaran tuh promo dimana-mana. Nah mereka ini bisa jadi penyelamat dompet juga.

Aku dulu biasanya ngajakin temen juga untuk memanfaatkan diskon. Misalnya ambil promo beli 2 gratis 1. Lumayan banget kan. Gratisannya bisa disimpan buat menu sahur atau lebih baik lagi ngajakin temen yang kurang mampu. Dapet diskon iya, pahala juga iya.

6. Jangan Berlebih-lebihan

Balik lagi salah satu hakikat dari puasa adalah belajar menahan diri dari berbagai godaan yang ada. Termasuk godaan jajan dan menghabiskan waktu dengan hal yang kurang bermanfaat.

Jangan sampai karena kebanyakan jadwal bukber jadi nggak shalat tarawih dan lupa tilawah. Anak kos harus pinter memilih dan memilah kegiatan yang bermanfaat untuk dirinya. Have fun sama temen sah-sah aja selama tidak melupakan kewajiban ibadah dan belajar.

Alhamdhulilah ngalamin juga puasa dirantau. Pengalaman yang nggak terlupakan banget nyari gratisan di masjid bareng sahabat, saling membangunkan teman ketika sahur, makan rame-rame di kamar kos dan masih banyak lagi moment yang kalau dipikir sederhana tapi jadi kenangan indah.

Semoga tips ngirit ala anak kos di bulan Ramadan bermanfaat buat Sahabats yang lagi di tanah rantau atau mempersiapkan anaknya yang lagi ngekos.

Kalau bagi sahabats kapan si moment Ramadan yang paling berkesan? Share dong dikolom komentar.

Tips dan Solusi Penyimpanan Barang Sesuai Kebutuhan Usaha dengan Rak Gudang Terbaik dari KITARACK

  Assalamualaikum Sahabats.... Dalam menjalankan usaha, pengelolaan penyimpanan barang sering kali menjadi tantangan tersendiri. Tak hanya s...