Masjid Cheng Ho, Pandaan, didirikan oleh persatuan Muallaf Tionghoa Jawa Timur. Bangunannya merupakan perpaduan dari tiga kebudayaan, Arab, Jawa, dan China. Bagiku masjid ini adalah simbol dari bagaimana Islam menghargai dan memuliakan perbedaan. Islam tidak pernah memaksakan ajarannya. Ia melebur dalam kebudayaan manusia dan menyempurnakan kehidupan penganutnya.
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al Hujurat: 13)
Salah satu kota tujuan wisata di Provinsi Jawa tengah yang saat ini sedang naik daun adalah kota Wonosobo. Kota kecil nan sejuk dan asri ini memang punya keindahan alam luar biasa. Wonosobo adalah tempat yang pas banget bagi kita yang sedang jenuh dan sumpek dengan hiruk pikuk kehidupan kota besar. Selain udaranya yang fresh dan adem, suasana kota yang tenang pasti bikin kita betah banget berlama-lama disini. 😉
Ngomongin soal tempat wisata andalan Wonosobo pasti semua udah pada ngerti dong. Selain Dieng Plateu yang terkenal itu, ada juga Candi Arjuna, Kawah Sikidang, dan Gunung Sindoro yang dari dulu pengen banget aku daki *eiitss malah curcol heheh. 😛 Yakin banget kalau keindahan Dieng pasti bikin banyak orang mupeng berat (*termasuk akuh) untuk selalu kembali dan kembali lagi ke Wonosobo.
Tapi udah pada tahu belum si kalau ternyata kuliner khas Wonosobo itu nggak kalah endess dengan pemandangannya? Beberapa makanan enak yang harus banget dicoba saat mampir ke Wonosobo adalah manisan buah Carica, kacang dieng, kripik jamur, dan jamu purwoceng yang cucok buat para lelaki. Dari semua daftar menu diatas, menurutku juaranya adalah … *drum roolll…… Mi Ongklok. 🙂
Waduh makanan apa pula itu? Nih ya aku kasih tahu buat yang belum kenal Mi Ongklok *kudet banget sih. 😛 Mi Ongklok adalah kuliner khas dan andalan Wonosobo. Mi Ongklok punya rasa dan penampakan yang beda dari mi lainnya. Selain rasa mi yang enak, kuahnya itu…nendaaang bangettt. Perpaduan gurih dan manis dari bumbu kacangnya itu nggak nemu deh dimana-mana. Nyeruput kuah mi ongklok panas yang gurih, dijamin bakalan bikin badan jadi hangat dan rasa dingin akibat suhu udara kota Wonosobo yang adem bakalan menyingkir seketika. 😉
Pertama kali denger judul makanan ini, yang kebayang adalah sajian mi yang biasa kita temukan di resto bertema Chinese food. Ternyata oh ternyata berbeda sekali saudara-saudara. Setelah mengadakan penyelidikan secara intensif dan mendalam #halaahh, nama Mi Ongklok diambil dari sebuah alat yang digunakan untuk merebus mi yang jadi bahan utama Mi Ongklok ini. Ongklok adalah sebuah keranjang kecil yang terbuat dari bamboo yang akan mempertemukan mi dan kuah untuk pertama kalinya hehehe.
Cara penyajiannya ini nih yang unik banget. Jadi pertama, Mi diletakkan di Ongklok dicampur dengan kol (kubis) dan rajangan daun kucai. Kedua jenis sayuran ini memang jadi komoditas andalan kota Wonosobo yang terletak di dataran tinggi. Setelah itu Mi dicelupkan kedalam kuah yang mendidih berulang-ulang. Nah proses mencelup inilah yang dalam bahasa Wonosobo disebut, di onglok-ongklok. 😉
Setelah prosesi pencelupan beres, mi bertekstur kenyal dan lumayan tebal ini diletakkan di mangkuk saji kemudian di guyur kuah panas. Nah kuahnya ini nih yang juara. Kuah Mi Ongklok punya rasa yang khas banget karena merupakan campuran dari kanji, gula merah, dan ebi. Kebayang kan rasanya gurih dan manisnya…. Hmm…. Slruuuupp. Terakhir taburan bawang goreng melengkapi kesempurnaan Mi Ongklok ini. And voila… jadilah Mi Ongklok. 🙂 Setelah semangkuk Mi Ongklok panas tersedia dengan cantiknya dihadapan kita, jangan langsung nyamber ya karena ada kejutan menanti. Eiits… kasih tahu nggak ya? hehehe….
Mi Ongklok ternyata punya pendamping setia yang nggak kalah endess nya, sate sapi. Yup.. semangkuk Mi Ongklok panas dengan lauk sate sapi yang legit, beeeuuuhhh… siapa yang sanggup nolak kalau udah begini?? 😉 Buat yang nggak doyan daging, jangan sedih. Masih ada pendamping lain yang nggak kalah serunya. Apalagi kalau bukan tempe kemul, atau tempe Mendoan bahasa kerennya. 😛 Oya..buat para penggila pedas, boleh juga Mi Ongkloknya dicemplungi cabe rawit biar makin nyooss hahahah. 😉
Sempuran banget deh rasanya, menikmati udara sejuk dan segar kota Wonosobo ditemanni semangkuk Mi Ongklok dan teman-teman. Saking enyaakknya nih, satu mangkok kok rasanya kurang gitu… (*doyan apa rakus sih??) Eh.. tapi ini dialami hampir semua penikmat Mi Ongklok lho. Saking nikmatnya, satu porsi Mi Ongklok rasanya nggak cukup. Belum lagi tempe kemulnya yang endang markondang, nyam…nyaamm…. Untuk sementara mari kita lupakan diet dan nikmati kuliner khas Wonosobo yang satu ini. 😉
Menu Mi Ongklok memang tersebar di seantero Wonosobo, tapi hanya dua Warung yang recommended banget, menurut penduduk setempat ya. Salah satunya tempat aku makan ini yang ternyata juga jadi Mi Ongklok favoritnya pak SBY lho. 😉 Silakan merapat ke Mie Ongklok Pak Muhadi yang terletak di jalan A. Yani atau Mie Ongklok Longkrang di jalan Pasukan Ronggolawe.
Kalau soal harga gimana? Macem-macem gitu pasti mahal deh. Nope… salah besar kalau berfikiran Mi Ongklok bakal bikin kantong kita bolong. Seporsi Mi Ongklok nggak nyampe Rp.10.000 lho, murah meriah tapi dijamin puas banget deh. 😉 Mau makan bermangkok-mangkok juga nggak bakalan tekor, paling ukuran celana aja yang rada melar. 😛
pendamping setia mi ongklok
Pastinya sekarang udah nggak ragu lagi ya liburan ke Wonosobo. Udara yang fresh, kota yang tenang, tempat wisata indah dan makanan enak bertebaran. Ahhh indahnya dunia. 😉
Selamat ulang tahun untuk Kabupaten Wonosobo yang ke 189. Semoga dengan bertambahnya usia kearifan lokal akan selalu lestari dan terjaga. Satu harapanku bagi pemerintah daerah, penduduk setempat, dan semua pengunjung kota Wonosobo tercinta adalah selalu agar menjaga kelestarian alam dan lingkungan. Happy birthday Wonosobo. 🙂
Punya waktu luang yang terbatas tapi tetep pengen punya quality time sama anak-anak? Pasti bosen dong ke mall lagi mall lagi. Bukannya quality time sama keluarga yang ada malah abis duit di dompet gegara tergoda diskon disana dan disini…. Ups … itu sih aku bangeeettt 🙁 Daripada bergalau-galau ria gimana kalo kita ke Perpustakaan? 😉
Whaatt?? Apa serunya perpustakaan? Cuma tumpukan buku usang yang bikin ngantuk! Eits.. jangan salah dan jangan sediihh ya… Perpustakaan ternyata bisa jadi tempat yang asyik lho untuk berkumpul bersama keluarga. Nggak percaya? Coba deh mampir ke Perpustakaan Wilayah kota Semarang (Perwil), ada pemandangan yang pasti bikin anak-anak kita betah dimari. 😉
Dari dulu aku selalu berharap ada di Indonesia ada perpustakaan yang friendly pada pengunjung anak-anak. Perpustakaan yang bisa jadi tempat mengasyikkan untuk anak-anak dan bikin betah, bukannya gedung tua yang horror seperti kebanyakan Perpustakaan di Indonesia. Dan ternyata di Semarang ada lho. Yaaayyy… 😉
Pagi itu selain dalam rangka mengenalkan perpustakaan pada Nadia, aku juga udah janjian dengan salah seorang emak blogger dari Semarang yang juga kakak kelas jaman kuliah di Undip dulu. Yup .. siapa lagi kalau bukan Mak Sari Kusumaningrum. 🙂 Dengan membawa buntutnya masing-masing, kami ketemuan di Perwil sambil bernostalgia ngalor ngidul. Maklum udah luaaammaaa banget nggak ketemu. 😉
Sebelum masuk ke area perpustakaan yang sesungguhnya, ada baiknya kita pemanasan dengan mengajak si kecil memasuki area Playground dari Perwil ini. Meskipun Playground ini terbuka untuk umum dan grateess, ternyata ruangannya nyaman dan bersih. Koleksi mainannya juga lengkap banget, mulai dari games di computer, perosotan, kolam bola,trampoline, lego, … you name it, you got it. 😉
boleh main game sepuasnya 🙂
dipilih …dipilih..dipilih… semua mainan ada disini
Begitu masuk ke area Playground mata Nadia udah ijo aja heheheh. 😛 Nggak lama setelah kenalan, Nadia dan Hafidz udah langsung klik. 😉 Sementara si bocah sibuk menjajal beberapa games yang ada para emak udah langsung asyik merumpi. Capek ngegame, kami melipir ke area bermainnya. Selain permainan yang lengkap, pastinya ada koleksi buku anak dengan gambar dan warna yang menarik. Sambil main sesekali baca-baca majalah dan buku anak dong. 😉
Semakin anak-anak heboh dengan permainannya, si emaks pun ikutan heboh ngobrolnya. Sayangnya hari udah makin siang, Mak Sari yang belum sempet ngajakin Hafidz ke area perpustakaan udah harus pergi karena ada janji lainnya. But no worries .. rencana awal untuk membawa Nadia ke perpustakaan tetap terlaksa kok. Setelah Mak Sari pulang, kami langsung keatas.
ruang baca yg cozy
Wah ternyata koleksi buku anak-anaknya lengkap juga lho. Rasanya pengen minjem banyak buku, sayangnya dalam sekali kunjungan hanya boleh meminjam dua buku. Oya buat yang domisili Semarang dan sekitarnya bisa bikin kartu anggota di Perwil. Tinggal bawa fotokopi KTP, mengisi formulir, foto di tempat yang sudah disediakan, dan voillaa…. Kartunya sudah siap dipakai. And the best part is, it’s free. 🙂 Untuk anak-anak dibolehkan membuat kartu anggota juga asalkan sudah berumur 6 tahun keatas.
Bikin kartu udah, pinjam buku udah, mainan juga udaahh, waktunya pulang. Ternyata liburan nggak harus selalu dihabiskan di mall, mengunjungi Perpustakaan pun juga nggak kalah asyik lho. Fun nya dapet dan pastinya ada ilmu yang bisa kita ajarkan pada anak. Mengenalkan buku dan perpustakaan pada anak sejak dini insyaallah akan membuat minat baca anak kita tinggi. Let’s go to the library. 🙂
Me & my backpack, ready to have a new adventure ^^
Sewaktu kecil, aku punya kebisaaan unik. Aku suka sekali mengamati peta sambil membaca nama-nama negara yang tersebar di seantero dunia. Melihat kebiasaan unik itu, orangtua membelikan aku buku Altas dan ensiklopedi dunia. Menyusuri ribuan kota dan Pulau yang tersebar di Indonesia serta menjelajahi kota-kota dunia dengan jari-jemariku menjadi aktivitas favoritku. Kebiasaan itupun akhirnya memunculkan sebuah impian yang hingga saat ini masih tertancap kuat dalam hatiku. Mimpi mengelilingi negeri tercinta Indonesia dan dunia. 🙂
Aku terlahir dengan kaki gatal yang selalu merindu alam bebas. Sayang sekali rasanya hanya berdiam diri di rumah sedangkan alam yang penuh keindahan menanti kita diluar sana. Beruntung sekali aku terlahir di bumi Indonesia yang memiliki keindahan tiada bandingnya. Beberapa kota bahkan salah satu Pulau terluar Indonesia yaitu, Pulau Datuk yang terletak di Kalimantan Barat sudah pernah kusinggahi. Semakin jauh kaki ini melangkah, semakin besar pula kerinduan untuk menjelajahinya.
Impian menjelajahi nusantara dan dunia sempat terhenti karena kesibukanku mengejar karier. Tak lama setelah menyelesaikan pendidikan S2 aku mengajar di sebuah Universitas swasta di kota Semarang. Kesibukan mengajar dan tergopoh-gopoh menjalani Long Distance Marriage selama lebih dari 6 tahun sempat menyurutkan langkahku hingga akhirnya aku memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaan dan menyusul suami ke kota Surabaya.
Terbiasa bekerja dan sibuk setiap harinya membuatku stress saat menghadapi kenyataan tentang statusku sebagai ibu rumah tangga. Dunia menjadi begitu sempit dan aku terkurung dalam rumah tanpa tahu harus melakukan apa. 🙁 Kekosongan jiwa yang sempat kualami itu kuisi dengan menulis dan traveling bersama keluarga ke beberapa kota di Jawa Timur. Perlahan semangatku kembali muncul. Sehabis traveling bersama keluarga aku menulis semua pengalaman yang kami lalui di blog pribadi, beberapa diantaranya bahkan sempat terbit di situs Wego Indonesia dan salah satu inflight magazine di Singapore.
Saat traveling bersama keluarga aku menemukan sensasi rasa yang berbeda. Solo traveling memang terasa lebih asyik dan seksi. Kita bisa menghabiskan waktu sebanyak mungkin untuk menjelajah sebanyak mungkin tempat, tapi berbeda halnya saat traveling bersama keluarga. Mengajak anak traveling memang membutuhkan persiapan lebih dan itulah yang membuatku merasa lebih tertantang. Bagaimana menyusun itinerary yang tidak memberatkan si anak namun tetap dapat memuaskan keinginanku untuk dapat berpetualang. Dari kebiasaan traveling bersama anak itulah, lahir ide untuk memberi nama blog pribadiku, Momtraveler. 🙂
Suatu hari saat sedang asyik browsing di dunia maya, aku berhasil mendapatkan tiket promo AirAsia ke Bali padahal saat itu sedang peak season karena libur lebaran. Rasanya seperti mendapat guyuran air es di siang hari yang terik. Satu minggu yang penuh kebahagiaan kami lalui di Bali berkat AirAsia. Sejak hari itu aku kian bersemangat berburu tiket promo AirAsia. Aku mengikuti semua social media AirAsia dan mendaftar sebagai member via email agar memudahkanku mendapatkan informasi mengenai tiket promo AirAsia.
Keberuntungan ini yang aku dapatkan ini menyadarkanku bahwa impianku masih sangat mungkin tercapai. Status sebagai ibu rumah tangga bukan menjadi halangan untukku menjelajah dunia. Aku memang tak punya uang berlebih apalagi kesempatan bepergian lewat biaya dinas, tapi bukan berarti impian traveling keliling dunia harus kandas kan? Dan disinilah AirAsia hadir menjembatani mimpiku yang hampir saja patah. 🙂
Meskipun harus begadang hingga tengah malam bahkan libur masak saking semangatnya, berburu tiket promo AirAsia menjadi hobi baruku. 😉 Jerih payah terbayar saat tiket promo ke Medan berhasil kami dapat tahun 2013 lalu. Siapa sangka kami akhirnya bisa menjejak ke Danau Toba, bahkan berlanjut hingga Banda Aceh dan Pulau Weh. Bangga sekali rasanya berdiri di titik km.0 Indonesia.
Thanks to AirAsia kami bisa traveling ke Bali 🙂
Pulau Weh pun, terjejak sudah. Tentunya dengan bantuan AirAsia 😉
berhasil menjejak di Danau Toba berkat AirAsia 🙂
Di tahun yang sama kami kembali berhasil menggondol tiket promo menuju Belitung. Keindahan Pulang Sang Laskar Pelangi ini membuatku kian jatuh cinta pada Indonesia dan percya bahwa akan selalu ada jalan untuk mimpi-mimpiku. AirAsia berhasil mewujudkan mimpiku, bahkan dengan bonus kesempatan menjadi seorang travel blogger. 😉
serunya liburan di Bumi laskar Pelangi
Apa mungkin ibu rumah tangga biasa menjadi seorang travel blogger? Hey … bukankah tidak ada kata mustahil selama kita mau berusaha? Aku adalah bukti nyata siapapun berhak memilikin dan mewujudkan impiannya. Siapa yang menyangka aku yang beberapa tahun lalu tenggelam dalam rutinitas pekerjaan kantor dan rumah tangga kini telah berhasil menelurkan beberapa buku antologi dan sebuah buku perjalanan solo? Justru dengan menyandang gelar ibu rumah tangga aku tak perlu bersusah payah mengatur jatah cuti tahunan yang hanya secuil itu. Aku punya banyak waktu luang dan siap traveling kapan saja hehehe. 😉
Aku sadar betul kalau langkahku masih jauh dari para traveler lain yang sudah melanglang buana kesana kemari, tapi seperti kata Jason Mrazz; I won’t give up. 😛 Akan selalu ada seribu satu cara untukku meraih impianku. Aku masih bisa mengejar ketertinggalanku dari Teguh Sudarisman, bahkan Trinity *eeaaaa 😛 dan AirAsia ada disana untuk membantuku. 😉
Aku percaya betul dengan slogan AirAsia yang berbunyi, “Now Everyone Can Fly,” karena aku sudah membuktikannya. Bersama AirAsia aku dan keluarga berhasil mengunjungi tempat-tempat indah di Indonesia yang tadinya terasa sulit terjangkau.
Cita-citaku saat ini adalah mengajak anakku backpacking keluar negeri. Selain mengoleksi kenangan indah, aku ingin mengajarkan banyak hal pada anakku melalui kegiatan traveling. Aku ingin membuktikan bahwa traveling bukan hanya kegiatan yang menghamburkan uang, tapi banyak manfaat dan hikmah yang dapat diambil darinya.
Dari traveling kami belajar menjadi orangtua yang lebih baik, kami belajar mencintai alam dan Penciptanya, menghargai waktu, disiplin, dan menghormati perbedaan yang ada. Dari sebuah kegiatan yang menyenangkan banyak sekali pelajaran hidup yang bisa kita ajarkan pada anak-anak kita. Parenting by traveling, ternyata adalah cara efektif dan menyenangkan untuk mengajarkan banyak hal pada anak sekaligus mengeratkan kebersamaan kami sebagai keluarga.
Keindahan Indonesia memang serupa surga, namun banyak hal yang bisa kita pelajari dari negara lain. Semoga AirAsia dapat membantuku mewujudkan impian ini suatu hari nanti. Lebih baik lagi kalo bisa keluar negeri gratis karena kompetisi blog ini *eeehhh. 😛
Last but not least, aku ingin berterima kasih pada AirAsia yang sudah membantuku mewujudkan impian terbesarku. Selangkah demi selangkah kami pasti bisa mengelilingi dunia dan aku bisa menunjukkan kota-kota indah dunia pada anakku secara langsung. Pengalaman adalah guru terbaik dan pengalamanku bersama AirAsia mengajarkan bahwa semua orang berkesempatan untuk melihat keajaiban dunia. You better believe it. Now everyone can fly. 🙂
Makasih ya AirAsia, udah bawa Nadia keliling Indonesia 🙂
A mom who loves to explore the world, teach little hearts, and whip up delicious meals along the way. I share our adventures, travel tips, and recipes inspired by the places we visit. Join me as we discover new corners of the world. 💛✈️🍲
Welcome to Momtraveler – your go-to guide for family adventures, smart travel tips, and everyday mom life. Inspiring families to explore the world, one meaningful journey at a time. Click here for more about me
Nadia's Mom | Traveller | English Teacher and More ...