Ketika bukti keagungan-Nya terpampang di ruang pandangku

Aku terpana,

Lidahku kelu!

Sedangkan beribu rasa ingin kuungkapkan,

Bahkan beragam asa telah kususun tuk kupintakan,

Dan tentu saja ingin kutumpahkan tak terkira rasa syukurku

Atas nikmat yang dilimpahkan-Nya padaku …

Namun … lidahku kelu …

Lalu akhirnya

Hanya aliran airmata bahagia yang mewakili semuanya

Tapi aku yakin,

Sang Maha Tahu pastilah memahami semua rasaku …

(Mechta Deera, 2014: 41)

 

Penggalan puisi di atas langsung mengena dihatiku. Terbayang sejuta kerinduan terhadap Baitullah tumpah ruah saat seluruh indera berhadapan langsung dengan kemegahannya. Betapa beruntungnya mereka yang mendapatkan undangan menjadi tamu agung di rumah Allah, dan betapa beruntungnya aku dapat membaca catatan perjalanan yang penuh dengan kenangan indah dan sarat makna yang dirangkai dengan indah oleh Mectha Deera sang penulis Notes from Mecca..

Butuh waktu cukup lama untukku menyelesaikan buku Notes from Mecca. Sebenernya bukunya nggak tebal tapi butuh perjuangan menyelesaikannya. Bukan karena isinya mboseni atau jelek tapi karena setiap membaca lembar demi lembar buku ini, airmata tak berhenti mengalir. Mewek.com 🙁

Kaaba_oneday

Buku perjalanan yang isinya nggak melulu tentang tempat-tempat indah di Arab Saudi tapi juga penuh dengan pengalaman pribadi sang penulis. Sejak memulai persiapan haji hingga menjalani ibadah itu sendiri, dituturkan dengan bahasa yang sederhana tapi indah. Rinci tapi sama sekali tak ada kesan menggurui. 🙂

Dilihat dari judulnya, buku pertama karya Mechta Deera ini pastilah berisi kenangan akan cerita perjalanannya menuju Baitullah. Tak seperti layaknya buku panduan haji pada umumnya yang hanya sekedar menuturkan rangkaian ibadah serta doa-doa yang lazim digunakan saat berhaji, penulis juga menuturkan pengalaman pribadinya saat menjadi tamu Allah. Berbagai catatan dan tips dituturkan dengan sangat manis. Dimulai dari persiapan sebelum keberangkatan haji, menjalani rangkaian ibadah haji dengan segala suka dukanya, dan beberapa cerita setelah mimpi usai dijalani. Pembaca, terutama yang belum pernah berhaji atau umrah seperti aku, dapat mengambil banyak hikmah dan ilmu yang akan sangat membantu untuk terus menyuburkan dan mewujudkan mimpi bertamu ke Baitullah.

notes-from-mecca

Semua Muslim pasti ingin berhaji, tapi tak semuanya mempersiapkan perjalanan penting ini sejak dini. Beberapa orang hanya menggantung mimpi ke Baitullah tanpa pernah berusaha mewujudkannya. Penulis memulai langkahnya dengan niat yang kuat dan membuka tabungan haji. Bila niat sudah terucap maka insyaallah Allah yang akan mencukupinya. Tentu saja sabar tetap menjadi bekal terpenting dalam menjalani proses ini setahap demi setahap.

Tak hanya persiapan biaya, berhaji juga butuh persiapan hati dan komunikasi yang baik antar sesama keluarga. Penulis pun menuturkan pengalamannya agar mengkomunikasikan niat suci ini pada seluruh keluarga. Selain mengharap restu dan doa dari mereka, komunikasi dan informasi tambahan akan megurangi hal-hal buruk yang tidak kita inginkan.

Selain rangkaian ibadah haji yang dituturkan dengan rinci dalam buku ini, penulis juga tak lupa menceritakan pengalaman jalan-jalannya selama berada di Mekah dan Madinah. Selain mengunjungi beberapa masjid cantik, mbak Mechta juga sempat mencicipi susu unta fresh langsung dari peternakan unta. 😉 cerita perjalanan pastinya nggak seru tanpa foto ya dan buku ini pun dilengkapi dengan foto-foto koleksi pribadi sang penulis, sayangnya fotonya nggak berwarna. Aku cuma bisa membayangkan indahnya langit senja di atas Nabawi dengan bercucuran airmata mbak. 🙁

Awali dengan niat, usahakan yang terbaik, lalu serahkan semuanya pada Allah. Allah yang akan membukakan jalan bagi mimpi kita. Itulah yang hikmah yang kuambil dari buku ungu nan cantik ini. Doakan aku segera menyusulmu mbak. 🙂

Nadia-and-NfM

Judul buku      : Notes from Mecca

Penerbit           : Sixmidad

Editor              : Rudi G. Aswan

ISBN               : 978-602-14595-2-2

Tahun terbit     : 2014

Nun jauh di belahan bumi Eropa yang indah itu terdapatlah sebuah negara yang sangat aku kenal. Bukan karena aku pernah tinggal disana lho ya, tapi karena hampir seumur hidupku aku mengenalnya dengan baik melalui buku-buku yang kini memenuhi rumahku. Dari puluhan buku itulah sedikit demi sedikit aku mengenal, menjelajahi, bahkan mencintai Inggris.

picture taken from here
picture taken from here

 Inggris rasanya begitu dekat meskipun jaraknya ratusan mill dari tempatku berada saat ini. Inggris seperti rumah kedua bagiku. *lebaaayy 😉 Negara Ratu Elisabeth yang sarat akan bangunan bersejarah menjadi salah satu daftar negara yang sangat ingin kukunjungi. Aku ingin melihat dengan mata kepala sendiri keindahan yang sudah begitu kukenal sejak aku kecil melalui lembar demi lembar cerita dalm buku yang membawaku berpetualang ke Inggris.

Saking pengennya aku berkunjung ke Inggris sudah banyak foto dan wallpaper tempat-tempat indah di Inggris yang memenuhi laptopku. Gambar itu selalu menjadi penyemangat buatku supaya impian menjejak ke bumi para pujangga ini segera menjadi kenyataan. Menabung untuk biaya perjalanan ke Inggris sih udah tapi alangkah indahnya kalau bisa ke Inggris dengan gratis ..tis.. tis… Traveling gretongan ke Eropa …. Aaaiiiihhhh maaauuu bangeeetttt. (*traveler murahan). 😛

Kenapa Bukan Aku??

Gimana kalau kita balik aja pertanyaan dari sohibul kontes tentang kenapa harus aku yang pergi ke Inggris menjadi kenapa bukan aku? Impian ke Inggris rasanya sudah mendarah daging dan menganak sungai (opo sihh) sejak aku masih imut-imutnya, eehhmm.. walaupun sekarang masih tetep imut sih (*dilempar Prince William). Inggris terutama London rasanya seperti surga buat traveler pecinta museum dan bangunan-bangunan kuno seperti aku ini.

buckinghamSupaya nggak terus menerus mimpi dikejer-kejer sama Prince William kayanya aku harus segera berangkat ke Inggris dan mampir ke Buckingham Palace. Sambil menikmati keindahan rumahnya Ratu Elisabeth eh siapa tau bisa ketemu sama the Royal Prince yang ganteng itu kan. 😛 Harapanku sih bisa ke London saat musim panas (summer) karena saat itulah Buckingham Palace dibuka untuk umum. Kapan lagi bisa masuk ke Buckingham Palace. 🙂 Tapi kalaupun nggak bisa foto di depannya pun nggak masyalah deh, sekalian menjalankan satu misi penting yang masuk dalam Bucket Listku. Apa coba misinya? Yes … foto sama pasukan penjaga Buckingkham Palace yang katanya dilarang berbicara, bergerak, bahkan tersenyum saat bertugas. Pensaran banget pengen selfie ama mereka.  Dasar emak narsis. Nggak penting banget keinginannya 😛

Guards of Buckingham Palace. Picture taken from here
Guards of Buckingham Palace. Picture taken from here

Sebagai pecinta heritage track dan wisata museum, Inggris jadi tempat yang sempurna untukku berlibur. Di seantero Inggris betebaran museum-museum cantik dan pastinya jauh dari kesan horror. Ada satu museum yang amat sangat ingin aku kunjungi. Sebuah museum yang sepertinya akan membuatku heboh bukan alang kepalang. The Sherlock Holmes Museum.

Satu-satunya manusia fiktif yang punya rumah dan alamat yang nyata ya hanya beliau seorang. Detektif yang luar biasa keren dan masih sangat dikenal namanya hingga detik ini, Sherlock Holmes, adalah satu karakter yang paling aku cintai sepanjang hayat. 😛

Picture taken from tripadvisor.com
Picture taken from tripadvisor.com

Pertama kali mengenalnya adalah saat duduk di bangku SMP dan hampir semua cerita petualangan Sherlock Holmes sudah tuntas kubaca. Yes.. I’m a great big fan of Sir Arthur Conan Doyle dan Sherlock Holmes. 🙂 sudah menjadi impianku sejak dulu dapat mengunjungi 221b Baker Street, London, yang menjadi rumah kediaman Sherlock. Meskipun museum ini baru resmi beroperasi di tahun 1990, rumah ini sudah dikenal sejak tahun 1881, tepatnya sejak Sir Arthur Conan Doyle menulis petualang sang detektif. Rasanya aku sudah mengenal setiap sudut rumah ini dari penuturan yang ada di novel. Semua ruangan yang ada di museum ini di desain persis seperti penuturan sang penulis dalam novelnya. What a museum. 🙂

inside the museum
inside the museum

Namanya juga emak-emak, pastinya nggak jauh dari yang namanya shopping. Shopping di Inggris nggak berarti harus ke Soho atau Oxford Street, tempat bersemayam barang-barang branded di Inggris. Cukuplah ke Camden Market. Camden Market adalah sebuah pasar yang mungkin bentuknya mirip dengan pasar Minggu atau pasar tiban yang biasa muncul di hari Minggu ternyata bisa jadi objek wisata yang menarik di Inggris. Saking terkenalnya, pasar ini  dinobatkan sebagaikan “London’s Most Popular Attractions” oleh Lonely Planet. Selain melihat kebudayaan dan masyarakat London yang heterogen jejel riyel di Camden Street, kita juga bisa shopping barang-barang berkualitas dengan harga yang super duper murah. 😉 Ini mah surganya para shopaholic yah. J Dan tentunya, nggak lupa mencoba street food khas kota London.

Picture taken from lonelyplanet.com
Picture taken from lonelyplanet.com

Kenapa harus aku yang berangkat ke Inggris? Eehhmm… simply because I’m a good wife. Apa hubungannya menjadi istri yang baik dengan Inggris? Eits ini rahasia lho, don’t tell anyone!! Sebenernya aku bukan fans berat Arsenal sih, tapi sesuai janjiku sama suami tercinta yang notabene adalah hooligan beratnya Arsenal, Emirates Stadium adalah tempat yang harus kami singgahi kalau ke Inggris nanti. Kebayang gimana girangnya si abang kalau bisa berkunjung ke Emirates Stadium atau bahkan nonton Arsenal berlaga dikandangnya secara live. 😉

Emirates Stadium .. Rumah kebanggaan Arsenal
Emirates Stadium .. Rumah kebanggaan Arsenal

Sebagai istri yang baik, kalau aku menang kontes ini dan harus pergi ke Inggris tanpa abang, aku akan tetep mewujudkan mimpi abang kok. 😉 aku janji deh akan mampir ke Emirates Stadium dan foto-foto disana. Jangan sedih atau iri ya… abang nanti aku beliin jaket Arsenal yang asli (*di jitak si abang). 😛

It should be me!!

Inggris dan aku. I am the right girl on the right place. Keduanya nggak mungkin terpisahkan … halaaahh. 😛 Seorang mantan mahasiswa jurusan Sastra Inggris yang selama empat tahun hidupnya dijejali dengan keindahan Inggris melalui berbagai mata kuliah. Inggris serasa jadi taman bermain yang nggak bosan aku kunjungi setiap hari. Yah meskipun masih dalam angan semata tapi kontes ini bisa jadi menjadi permadani terbang yang akan membawaku ke bumi para pujangga yang karyanya pernah menjadi bagian penting dalam hidupku.

Nyampe ke Inggris rasanya seperti pergi ke rumah masa kecil yang penuh dengan kenangan. Menjejak ke Inggris membuatku menjadi seorang lulusan Sastra Inggris yang sempurna karena nggak hanya sebatas membaca keindahan Inggris melalaui karya sastra tapi juga menghirup udara Inggris yang sejuk. 🙂

Whenever there is a will, there is a way. Impianku pergi ke Inggris suatu hari insyaallah akan menjadi kenyataan. One way or another, I will keep fighting to make it real. 🙂 Sambil menunggu tabungan melembung, ikutan kontes keren berhadiah ke London harus banget di coba. 😉 “Emak-emak kok ikutan kontes yang dominasi pesertanya ABG? Nggakmalu? Nggak takut kalah?”

Yeee… namanya juga kontes, ada yang menang, pasti juga ada yang kalah. Dalam persyaratan lomba pun nggak ada tuh larangan untuk emak-emak mengikuti kontes ini. Emak-emak kan juga manusia biasa yang doyan traveling, apalagi kalo gratesss hehehe. Menjadi seorang emak alias momy bukan berarti nggak bisa berkarya dan mengaktualisasikan mimpinya kan? Apapun pekerjaanmu, berapapun usiamu, bagaimanapun karaktermu, selalu ada jalan untuk mewujudkan impianmu. What matter the most is whether or not you want to challenge yourself. Daripada cuma bisa dengki dan nyinyir melihat kebahagiaan para blogger yang sudah pernah merasakan asyiknya jalan-jalan gratis, kenapa tidak mengerahkan seluruh usaha terbaikmu untuk mencoba. Toh nggak ada ruginya juga kan mencoba? Berusaha maksimal lalu serahkan sisanya pada Allah. Dia yang akan membukakan jalan bagi mimpi-mimpi kita. 🙂

mister potato

Soo… keep on dreaming while eating potato chips. Those delicious potato chips could be the key to your dreams. 😛

Inggris …. Tunggu kedatanganku!!! 🙂

Alhamdhulilah wa syukurilah.. syukur tiada henti terucap pada Sang Pemilik Kehidupan, Allah SWT yang selalu melimpahi hidupku dengan kebahagiaan dan kemudahan dalam setiap langkahku. Tanpa limpahan kasih sayang Nya, mustahil rasanya aku bisa berada disini, tersenyum dengan bangga melihat salah satu karyaku berhasil dibukukan. 🙂

Yup.. Allah mendengar doa dan harapku yang ingin mengabadikan kisah-kisah indah hidupku dalam tulisan. Salah satu tulisanku menghiasi buku Dream and Pray yang diterbitkan oleh Qultummedia di pertengahan 2013. Sejak itu aku makin semangat menulis hingga akhirnya Allah membukakan jalan kemudahan lewat kontes yang diadakan oleh Pakdhe Abdul Cholik. Semoga setelah ini karya-karya lain menyusul untuk diterbitkan…amiinn. 🙂

Pakdhe dengan ide-ide briliannya selalu menantang para blogger untuk terus menulis dan mengabadikannya dalam sebuah buku. Proyek Monumental 2014. Begitulah cara Pakdhe mengundang sekaligus mengompori para blogger dan aku adalah salah satu peserta yang antusias mengikuti ajang ini. Kesempatan menerbitkan buku? Penulis mana yang rela melepaskan tawaran ini? 😉 Gayung bersambut, Alhamdhulilah aku terpilih menjadi salah satu pemenang. 🙂

10 +1 juara proyek Monumental bergabung dalam satu proyek untuk menerbitkan buku Antologi. Pakdhe memberi amanah padaku untuk menjadi komandan proyek ini. Subhanallah… 11 orang yang berjauhan dengan karakter yang berbeda dapat dengan mudah menyatu. Dalam waktu singkat kami menjadi sahabat yang saling mendukung, kapanpun, dimanapun. 🙂

Kami memilih Cinta Monumental sebagai tema buku Antologi kami. Kami biasa menyebutnya dengan CiMon dan tentu saja kami para penulis punya panggilan sayang, Cimoners hehe. 😉 Siapa aja sih Cimoners yang keren-keren ituhh? Ada Darto Iwan setiawan, Edi Padmono, Elis Shofiyatin, Fenny Ferawati, Indah Nuria Savitri, Mechta Deera, Siti Aisah, NH18, Sri Sugiarti, Tanti Amelia, dan aku sendiri. 🙂

Sesuai kesepakatan setiap penulis dipersilakan menterjemahkan Cinta Monumental menurut persepsi masing-masing. Akhirnya munculah 11 cerita cinta yang indah dan saling melengkapi satu sama lainnya. ada cinta terhadap pasangan, anak, keluarga, sahabat, hobby, dan cinta pada Sang Pemilik Cinta. J Karena setiap tulisan memiliki warna dan corak tersendiri, kami pun sepakat memberi judul buku kami “11 Warna Pelangi Cinta.”  🙂

Penasaran dong pengen baca buku keren ini? Silakan pesan pada kami para penulis. Cukup dengan Rp.40.000 + ongkos kirim, insyaallah buku ini akan membawa hikmah dan manfaat bagi para pembaca semua. Kami pun dengan senang hati menerima masukan dan kritik membangun agar kedepannya karya-karya kami semakin baik … amiinn.

Last but not least, terima kasih Pakdhe Abdul Cholik tercinta yang selalu setia memberi kami dukungan dan semangat. Kangmasku Rudi G. Aswan aka belalang Cerewet melalui SixMidad nya yang setia membantu proses kelahiran karya kami ini, mbak Tanti Amelia atas desain covernya yang unyuu bingiiittsss…;) Spesial untuk sahabat Cimonersku..mohon maaf kalau selama proses penulisan buku ada perkataan dan perbuatanku yang kurang berkenan.  I love you all. Yuk kita lanjut ke proyek berikutnya. 😉

Eiittsss…. Buat yang doyan gratisan insyaallah kami akan mengadakan Giveaway lho. Ada banyak hadiah dan tentu saja buku kami untuk dibagi-bagikan. Jangan sampai kelewatan yahh!! Tunggu tanggal mainnya. 🙂

cover cimon

Banda Aceh. Sebuah kota yang membuatku jatuh cinta sejak pertama kali aku menginjakkan kakiku di buminya yang luar biasa indah. Sejak kedatanganku yang pertama kali di tahun 2007 lalu, aku selalu rindu ingin kembali ke kota ini. Bukan saja karena ikatan darah yang mengalir di tubuhku, namun juga karena keindahan dan keramahan penduduknya yang membuatku serasa berada di rumah sendiri. 🙂

Allah pernah menguji rakyat Aceh dengan musibah yang luar biasa besar. Kota Banda Aceh yang tenang dan indah seketika luluh lantak diterjang tsunami, tapi Allah juga menyisipkan hikmah dalam musibah besar ini. Rakyat Aceh bersatu dalam damai dan mulai menata kehidupannya lagi. Pemerintah daerah mengembangkan Banda Aceh menjadi kota wisata bernuansa Islam juga sekaligus untuk menelusuri sisa bencana Tsunami 2004 yang hingga saat ini masih dapat dilihat di beberapa bagian kota.Pemerintah dan rakyatnya bahu membahu membangun dan menata kembali Aceh sesuai dengan cita-cita awal, menjadi negeri yang makmur dan damai, Nangroe Aceh Darussalam. Amiin. 🙂

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Banda Aceh bagiku adalah kota yang sempurna untuk berlibur. Betapa tidak, kota ini menawarkan paket wisata lengkap bagi semua orang. Bagi penggemar wisata sejarah, Banda Aceh punya banyak tempat yang sarat akan cerita kejayaan Kerajaan Aceh di masa lampau. Ada Masjid Agung Baiturrahman yang menjadi icon kebanggan rakyat Aceh, Rumoh Aceh, Gunongan, bahkan monument pesawat pertama yang dimiliki Indonesia yang merupakan sumbangan dari rakyat Aceh.

Kerajaan Aceh yang mahsyur memang tak terpisahkan dari perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Samudra Pasai yang dahulu menjadi pintu masuk perdagangan internasional, perjuangan rakyat mengusir VOC dari bumi Aceh, hingga dukungan atas kemerdekaan RI di tahun 1945 didukung sepenuhnya oleh seluruh rakyat Aceh dengan menyumbang pesawat kenegaraan Indonesia yang pertama. Baru-baru ini pun aku menemukan fakta mengagumkan bahwa separuh lebih emas yang ada pada Monas merupakan pemberian dari seorang saudagar kaya di Aceh. Bangga sekali rasanya memiliki darah Aceh. (narsis dikit boleh dong) 😛

Selain kaya akan peninggalan sejarah, provinsi Nanggroe Aceh Darusslama memiliki satu keunikan yang tak dimiliki wilayah lain. Provinsi ini menerapkan hukum Islam. Bagi yang beragama non Muslim tak perlu mengurungkan niat berkunjung ke Banda Aceh, karena sesuai dengan syariat Islam, masyarakat Aceh sangat menghormati tamu. Wisatawan yang non Muslim dapat tetap menikmati liburan sepuasnya tentu saja dengan mematuhi hukum dan norma yang berlaku disini. Misalnya saat berkunjung ke Masjid Baiturrahman, wisatawan non Muslim diizinkan memasuki pelataran masjid namun harus mengenakan pakaian sopan dan tertutup. Bukan karena diharuskan memakai baju Muslim namun semata untuk menghormati tempat ibadah. Sebuah aturan yang sudah selayaknya disepakati bersama, apabila kita memasuki tempat ibadah agama apapun, kita diharuskan menggunakan pakaian yang sopan. 🙂

Tak hanya wisata sejarah, Banda Aceh beberapa paket wisata lain, seperti wisata Tsunami, wisata belanja, wisata kuliner, dan wisata alam. Rasanya ingin menceritakan semua keindahan kota Banda Aceh dari berbagia sudut, tapi karena dalam lomba ini diwajibkan memilih salah satu saja, maka aku akan focus pada wisata baharinya. 😉

Sebagai pecinta alam, Banda Aceh menjadi tempat favoritku. Keindahan pantainya tak kalah dari pantai-pantai yang ada di Pulau Bali. Meskipun di dalam negeri pantai-pantai Aceh belum begitu terkenal, namun tak begitu adanya bagi para traveler manca negara. Pantai Lhok Nga misalnya, menjadi surga bagi para penggila olah raga surfing. Umumnya, para peselancar mengenal ada dua tipe ombak berbeda di bulan-bulan tertentu di Lampuuk. Bulan Juni hingga November di saat musim angin Barat terkenal dengan ombak pantainya (beach break), sedangkan di bulan Desember hingga Mei saat angin Timur berhembus terkenal dengan ombak karangnya (reef break). Seru juga kali ya kalau suatu saat diadakan Sail Banda Aceh. 😉

Lhoknga-16
senja di Lhok Nga (foto merupakan dokumen pribadi penulis)

 

Lhoknga-11
wonderful Lhok Nga

Pada kunjungan pertamaku ke Banda Aceh, aku sempat mengunjungi Pantai Lhok Nga. Senja itu hamparan pasir pusih dan desiran lembut angin pantai menyambut kedatangan kami. Terlihat beberapa surfer sedang asyik mengikuti gemulai gerakan ombak, sementara yang lain asyik menikmati sorenya dengan memancing atau sekedar bermain air di bibir pantai. Ketika mentari mulai merangkak ke peraduannya, semburat warna jingga segera memenuhi angkasa. Semua aktivitas seolah berhenti sejenak menikmat lukisan alam yang sempurna itu. Ahhh …aku tak akan pernah melupakan senja yang indah itu saat gadis kecilku pertama kali mengenal pantai. Usianya saat itu masih 7 bulan dan Nadia begitu antusias saat aku mencelupkan kaki mungilnya ke dalam dinginnya air pantai Lhok Nga.

Selepas shalat Magrib, kakak mengajak kami mengunjungi kedai Mie Aceh yang letaknya tak jauh dari Lhok Nga. Sayang sekali aku tak ingat apa namanya, yang jelas Mie Acehnya luar biasa mantaabbnya. Endang markondang kata orang Jawa bilang heheh… Kepitingnya yang segar dan besar dan perpaduan rempah dalam kuah mie Aceh sungguh bikin ketagihan. 😉

Nah.. lain lagi dengan pengalaman kedua mengunjungi Banda Aceh di tahun 2010. Kami sempat mengunjungi beberapa tempat wisata, namun lagi-lagi hati ini terpikat pada sebuah Pantai dengan jajaran perbukitan hijau yang kian menambah kemolekan Pantai ini. Pantai Lampuuk namanya.

Lampuuk-11
menyambut senja di Lampuuk

IMG_0609
nadia yg lagi asyik membangun istana pasir 😉

Sebetulnya lokasinya tak terlalu jauh dari Pantai Lhok Nga tapi keduanya pura ciri khas masing-masing. Jika Pantai Lhok Nga menjadi surganya para surfer, maka Lampuuk adalah surga bagi keluarga. Pantai ini menawarkan berbagai aktivitas seru untuk seluruh keluarga. Kami sekeluarga sempat mencicipi serunya naik banana boat dan snorkeling di Pantai Lampuuk. Airnya yang biru berkilauan membuatku malas betah berlama-lama berenang. Beberapa orang mensejajarkan keindahan Lampuuk dengan Pantai Kuta Bali, menurutku sih Lampuuk seribu kali jauh lebih indah.

Lampuuk-15
sebelum nyemplung mejeng dulu sambil nyulik anak orang 😛

 

Pantai yang berada di wilayah Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar, ini menghadap ke Samudra Hindia. Ujung Pantai Lampuuk berbatasan langsung dengan tebing tinggi yang terjal. Jika berani, anda dapat mencoba kegiatan panjat tebing yang kerap diadakan komunitas pecinta alam setempat. Tak hanya itu, sambil berwisata kita juga bisa ikut membantu melestarikan penyu belimbing dan penyu lekang yang berada diambang kepunahan. Seru kan? 😉 Nah..buat yang nggak suka berbasah-basah ria, banyak tersedia saung di pinggir Pantai Lampuuk untuk bersantai menikmati suasana pantai yang indah sambil menikmati es kelapa muda dan ikan bakar yang segar, hmmm….. yummy…. 😉

Salut untuk Pemerintah Daerah yang jeli membaca potensi daerah dan mengembangkannya untuk kemakmuran masyarakat Aceh, tentunya tanpa meninggalkan norma dan adat yang berlaku. Jumlah wisatawan domestik ke Aceh sebanyak 720.079 orang pada tahun 2010. Jumlah itu terus meningkat menjadi 959.545 orang pada 2011 dan 1.026.800 orang tahun 2012. Adapun jumlah tamu mancanegara ke Aceh sebanyak 20.648 orang pada tahun 2010. Jumlah itu terus bertambah menjadi 28.054 orang tahun 2011 dan 28.993 orang pada 2012.

Pemerintah daerah pun berinisiatif mengadakan beberapa festival bertaraf internasional seperti  Festival kopi Aceh yang bertujuan mengenalkan kenikmatan kopi Aceh pada dunia. Kemudia di tahun 2011 lalu, Pemerintah setempat mengadakan Banda Aceh International Kite Festival di Pantai Lampuuk. Duh.. melihat foto-fotonya aja sukses membuatku iri hati ingin segera kembali ke Banda Aceh lagi.

Lampuuk-17

Semoga perekonomian masyarakat Banda Aceh dapat meningkat seiring dengan pesatnya pengambangan potensi wisata Aceh. Satu pesanku sebagai seorang traveler berdarah Aceh pada Pemerintah daerah dan warga Banda Aceh agar senantiasa menjaga keindahan dan kelestarian lingkungan, serta tetap menjaga norma dan hukum Islam yang berlaku. Jangan jadikan hukum Islam sebagai penghambat kemajuan pariwista, namun jadikan penegakan syariat Islam sebagai ciri khas yang menjadikan Banda Aceh layak dijadikan sebagai tempat wisata bertaraf internasional. Jak lom u Banda Aceh (ayo kita ke Banda Aceh lagi). 😉

banner lomba blog BA

 

Sumber:

http://www.voaindonesia.com/content/aceh-gelar-festival-kopi-2013/1792960.html

http://travel.kompas.com/read/2014/02/01/0927081/Pantai.Lampuuk.nan.Indah.di.Aceh

http://destindonesia.com/2013/12/08/panduan-wisata-banda-aceh/

http://www.indonesia.travel/id/destination/494/banda-aceh