Salah satu kota tujuan wisata di Provinsi Jawa tengah yang saat ini sedang naik daun adalah kota Wonosobo. Kota kecil nan sejuk dan asri ini memang punya keindahan alam luar biasa. Wonosobo adalah tempat yang pas banget bagi kita yang sedang jenuh dan sumpek dengan hiruk pikuk kehidupan kota besar. Selain udaranya yang fresh dan adem, suasana kota yang tenang pasti bikin kita betah banget berlama-lama disini. 😉

Ngomongin soal tempat wisata andalan Wonosobo pasti semua udah pada ngerti dong. Selain Dieng Plateu yang terkenal itu, ada juga Candi Arjuna, Kawah Sikidang, dan Gunung Sindoro yang dari dulu pengen banget aku daki *eiitss malah curcol heheh. 😛 Yakin banget kalau keindahan Dieng pasti bikin banyak orang mupeng berat (*termasuk akuh) untuk selalu kembali dan kembali lagi ke Wonosobo.

Tapi udah pada tahu belum si kalau ternyata kuliner khas Wonosobo itu nggak kalah endess dengan pemandangannya? Beberapa makanan enak yang harus banget dicoba saat mampir ke Wonosobo adalah  manisan buah Carica, kacang dieng, kripik jamur, dan jamu purwoceng yang cucok buat para lelaki. Dari semua daftar menu diatas, menurutku juaranya adalah … *drum roolll…… Mi Ongklok. 🙂

mi-ongklok1

mi-ongklok2Waduh makanan apa pula itu? Nih ya aku kasih tahu buat yang belum kenal Mi Ongklok *kudet banget sih. 😛 Mi Ongklok adalah kuliner khas dan andalan Wonosobo. Mi Ongklok punya rasa dan penampakan yang beda dari mi lainnya. Selain rasa mi yang enak, kuahnya itu…nendaaang bangettt. Perpaduan gurih dan manis dari bumbu kacangnya itu nggak nemu deh dimana-mana. Nyeruput kuah mi ongklok panas yang gurih, dijamin bakalan bikin badan jadi hangat dan rasa dingin akibat suhu udara kota Wonosobo yang adem bakalan menyingkir seketika. 😉

Pertama kali denger judul makanan ini, yang kebayang adalah sajian mi yang biasa kita temukan di resto bertema Chinese food. Ternyata oh ternyata berbeda sekali saudara-saudara. Setelah mengadakan penyelidikan secara intensif dan mendalam #halaahh, nama Mi Ongklok diambil dari sebuah alat yang digunakan untuk merebus mi yang jadi bahan utama Mi Ongklok ini. Ongklok adalah sebuah keranjang kecil yang terbuat dari bamboo yang akan mempertemukan mi dan kuah untuk pertama kalinya hehehe.

Cara penyajiannya ini nih yang unik banget. Jadi pertama, Mi diletakkan di Ongklok dicampur dengan kol (kubis) dan rajangan daun kucai. Kedua jenis sayuran ini memang jadi komoditas andalan kota Wonosobo yang terletak di dataran tinggi. Setelah itu Mi dicelupkan kedalam kuah yang mendidih berulang-ulang. Nah proses mencelup inilah yang dalam bahasa Wonosobo disebut, di onglok-ongklok. 😉

Setelah prosesi pencelupan beres, mi bertekstur kenyal dan lumayan tebal ini diletakkan di mangkuk saji kemudian di guyur kuah panas. Nah kuahnya ini nih yang juara. Kuah Mi Ongklok punya rasa yang khas banget karena merupakan campuran dari kanji, gula merah, dan ebi. Kebayang kan rasanya gurih dan manisnya…. Hmm…. Slruuuupp. Terakhir taburan bawang goreng melengkapi kesempurnaan Mi Ongklok ini. And voila… jadilah Mi Ongklok. 🙂  Setelah semangkuk Mi Ongklok panas tersedia dengan cantiknya dihadapan kita, jangan langsung nyamber ya karena ada kejutan menanti. Eiits… kasih tahu nggak ya? hehehe….

Mi Ongklok ternyata punya pendamping setia yang nggak kalah endess nya, sate sapi. Yup.. semangkuk Mi Ongklok panas dengan lauk sate sapi yang legit, beeeuuuhhh… siapa yang sanggup nolak kalau udah begini?? 😉 Buat yang nggak doyan daging, jangan sedih. Masih ada pendamping lain yang nggak kalah serunya. Apalagi kalau bukan tempe kemul, atau tempe Mendoan bahasa kerennya. 😛  Oya..buat para penggila pedas, boleh juga Mi Ongkloknya dicemplungi cabe rawit biar makin nyooss hahahah. 😉

Sempuran banget deh rasanya, menikmati udara sejuk dan segar kota Wonosobo ditemanni semangkuk Mi Ongklok dan teman-teman. Saking enyaakknya nih, satu mangkok kok rasanya kurang gitu… (*doyan apa rakus sih??) Eh.. tapi ini dialami hampir semua penikmat Mi Ongklok lho. Saking nikmatnya, satu porsi Mi Ongklok rasanya nggak cukup. Belum lagi tempe kemulnya yang endang markondang, nyam…nyaamm…. Untuk sementara mari kita lupakan diet dan nikmati kuliner khas Wonosobo yang satu ini. 😉

mi-ongklok-3

Menu Mi Ongklok memang tersebar di seantero Wonosobo, tapi hanya dua Warung yang recommended banget, menurut penduduk setempat ya.  Salah satunya tempat aku makan ini yang ternyata juga jadi Mi Ongklok favoritnya pak SBY lho. 😉 Silakan merapat ke Mie Ongklok Pak Muhadi yang terletak di jalan A. Yani atau Mie Ongklok Longkrang di jalan Pasukan Ronggolawe.

Kalau soal harga gimana? Macem-macem gitu pasti mahal deh. Nope… salah besar kalau berfikiran Mi Ongklok bakal bikin kantong kita bolong. Seporsi Mi Ongklok nggak nyampe Rp.10.000 lho, murah meriah tapi dijamin puas banget deh. 😉 Mau makan bermangkok-mangkok juga nggak bakalan tekor, paling ukuran celana aja yang rada melar. 😛

pendamping setia mi ongklok
pendamping setia mi ongklok

Pastinya sekarang udah nggak ragu lagi ya liburan ke Wonosobo. Udara yang fresh, kota yang tenang, tempat wisata indah dan makanan enak bertebaran. Ahhh indahnya dunia. 😉

Selamat ulang tahun untuk Kabupaten Wonosobo yang ke 189. Semoga dengan bertambahnya usia kearifan lokal akan selalu lestari dan terjaga. Satu harapanku bagi pemerintah daerah, penduduk setempat, dan semua pengunjung kota Wonosobo tercinta adalah selalu agar menjaga kelestarian alam dan lingkungan. Happy birthday Wonosobo. 🙂

Postingan artikel ini diikutsertakan dalam Giveaway #HariJadiWonosobo189

giveaway-harijadiwonosobo189

Punya waktu luang yang terbatas tapi tetep pengen punya quality time sama anak-anak? Pasti bosen dong ke mall lagi mall lagi. Bukannya quality time sama keluarga yang ada malah abis duit di dompet gegara tergoda diskon disana dan disini…. Ups … itu sih aku bangeeettt 🙁 Daripada bergalau-galau ria gimana kalo kita ke Perpustakaan? 😉

gedung-perwilWhaatt?? Apa serunya perpustakaan? Cuma tumpukan buku usang yang bikin ngantuk! Eits.. jangan salah dan jangan sediihh ya… Perpustakaan ternyata bisa jadi tempat yang asyik lho untuk berkumpul bersama keluarga. Nggak percaya? Coba deh mampir ke Perpustakaan Wilayah kota Semarang (Perwil), ada pemandangan yang pasti bikin anak-anak kita betah dimari. 😉

Dari dulu aku selalu berharap ada di Indonesia ada perpustakaan yang friendly pada pengunjung anak-anak. Perpustakaan yang bisa jadi tempat mengasyikkan untuk anak-anak dan bikin betah, bukannya gedung tua yang horror seperti kebanyakan Perpustakaan di Indonesia. Dan ternyata di Semarang ada lho. Yaaayyy… 😉

Pagi itu selain dalam rangka mengenalkan perpustakaan pada Nadia, aku juga udah janjian dengan salah seorang emak blogger dari Semarang yang juga kakak kelas jaman kuliah di Undip dulu. Yup .. siapa lagi kalau bukan Mak Sari Kusumaningrum. 🙂 Dengan membawa buntutnya masing-masing, kami ketemuan di Perwil sambil bernostalgia ngalor ngidul. Maklum udah luaaammaaa banget nggak ketemu. 😉

Sebelum masuk ke area perpustakaan yang sesungguhnya, ada baiknya kita pemanasan dengan mengajak si kecil memasuki area Playground dari Perwil ini. Meskipun Playground ini terbuka untuk umum dan grateess, ternyata ruangannya nyaman dan bersih. Koleksi mainannya juga lengkap banget, mulai dari games di computer, perosotan, kolam bola,trampoline, lego, … you name it, you got it. 😉

perwil4

perwil2
boleh main game sepuasnya 🙂

perwil1
dipilih …dipilih..dipilih… semua mainan ada disini

 

Begitu masuk ke area Playground mata Nadia udah ijo aja heheheh. 😛 Nggak lama setelah kenalan, Nadia dan Hafidz udah langsung klik. 😉 Sementara si bocah sibuk menjajal beberapa games yang ada para emak udah langsung asyik merumpi. Capek ngegame, kami melipir ke area bermainnya. Selain permainan yang lengkap, pastinya ada koleksi buku anak dengan gambar dan warna yang menarik. Sambil main sesekali baca-baca majalah dan buku anak dong. 😉

Semakin anak-anak heboh dengan permainannya, si emaks pun ikutan heboh ngobrolnya. Sayangnya hari udah makin siang, Mak Sari yang belum sempet ngajakin Hafidz ke area perpustakaan udah harus pergi karena ada janji lainnya. But no worries .. rencana awal untuk membawa Nadia ke perpustakaan tetap terlaksa kok. Setelah Mak Sari pulang, kami langsung keatas.

perwil5
ruang baca yg cozy

Wah ternyata koleksi buku anak-anaknya lengkap juga lho. Rasanya pengen minjem banyak buku, sayangnya dalam sekali kunjungan hanya boleh meminjam dua buku. Oya buat yang domisili Semarang dan sekitarnya bisa bikin kartu anggota di Perwil. Tinggal bawa fotokopi KTP, mengisi formulir, foto di tempat yang sudah disediakan, dan voillaa…. Kartunya sudah siap dipakai. And the best part is, it’s free. 🙂 Untuk anak-anak dibolehkan membuat kartu anggota juga asalkan sudah berumur 6 tahun keatas.

Bikin kartu udah, pinjam buku udah, mainan juga udaahh, waktunya pulang. Ternyata liburan nggak harus selalu dihabiskan di mall, mengunjungi Perpustakaan pun juga nggak kalah asyik lho. Fun nya dapet dan pastinya ada ilmu yang bisa kita ajarkan pada anak. Mengenalkan buku dan perpustakaan pada anak sejak dini insyaallah akan membuat minat baca anak kita tinggi. Let’s go to the library. 🙂

perwil6

lombok-2014-85
Me & my backpack, ready to have a new adventure ^^

Sewaktu kecil, aku punya kebisaaan unik. Aku suka sekali mengamati peta sambil membaca nama-nama negara yang tersebar di seantero dunia. Melihat kebiasaan unik itu, orangtua membelikan aku buku Altas dan ensiklopedi dunia. Menyusuri ribuan kota dan Pulau yang tersebar di Indonesia serta menjelajahi kota-kota dunia dengan jari-jemariku menjadi aktivitas favoritku. Kebiasaan itupun akhirnya memunculkan sebuah impian yang hingga saat ini masih tertancap kuat dalam hatiku. Mimpi mengelilingi negeri tercinta Indonesia dan dunia. 🙂

Aku terlahir dengan kaki gatal yang selalu merindu alam bebas. Sayang sekali rasanya hanya berdiam diri di rumah sedangkan alam yang penuh keindahan menanti kita diluar sana. Beruntung sekali aku terlahir di bumi Indonesia yang memiliki keindahan tiada bandingnya. Beberapa kota bahkan salah satu Pulau terluar Indonesia yaitu, Pulau Datuk yang terletak di Kalimantan Barat sudah pernah kusinggahi. Semakin jauh kaki ini melangkah, semakin besar pula kerinduan untuk menjelajahinya.

Impian menjelajahi nusantara dan dunia sempat terhenti karena kesibukanku mengejar karier. Tak lama setelah menyelesaikan pendidikan S2 aku mengajar di sebuah Universitas swasta di kota Semarang. Kesibukan mengajar dan tergopoh-gopoh menjalani Long Distance Marriage selama lebih dari 6 tahun sempat menyurutkan langkahku hingga akhirnya aku memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaan dan menyusul suami ke kota Surabaya.

Terbiasa bekerja dan sibuk setiap harinya membuatku stress saat menghadapi kenyataan tentang statusku sebagai ibu rumah tangga. Dunia menjadi begitu sempit dan aku terkurung dalam rumah tanpa tahu harus melakukan apa. 🙁 Kekosongan jiwa yang sempat kualami itu kuisi dengan menulis dan traveling bersama keluarga ke beberapa kota di Jawa Timur. Perlahan semangatku kembali muncul. Sehabis traveling bersama keluarga aku menulis semua pengalaman yang kami lalui di blog pribadi, beberapa diantaranya bahkan sempat terbit di situs Wego Indonesia dan salah satu inflight magazine di Singapore.

sumber gambar disini
sumber gambar disini

Saat traveling bersama keluarga aku menemukan sensasi rasa yang berbeda. Solo traveling memang terasa lebih asyik dan seksi. Kita bisa menghabiskan waktu sebanyak mungkin untuk menjelajah sebanyak mungkin tempat, tapi berbeda halnya saat traveling bersama keluarga. Mengajak anak traveling memang membutuhkan persiapan lebih dan itulah yang membuatku merasa lebih tertantang. Bagaimana menyusun itinerary yang tidak memberatkan si anak namun tetap dapat memuaskan keinginanku untuk dapat berpetualang. Dari kebiasaan traveling bersama anak itulah, lahir ide untuk memberi nama blog pribadiku, Momtraveler. 🙂

Suatu hari saat sedang asyik browsing di dunia maya, aku berhasil mendapatkan tiket promo AirAsia ke Bali padahal saat itu sedang peak season karena libur lebaran. Rasanya seperti mendapat guyuran air es di siang hari yang terik. Satu minggu yang penuh kebahagiaan kami lalui di Bali berkat AirAsia. Sejak hari itu aku kian bersemangat berburu tiket promo AirAsia. Aku mengikuti semua social media AirAsia dan mendaftar sebagai member via email agar memudahkanku mendapatkan informasi mengenai tiket promo AirAsia.

Keberuntungan ini yang aku dapatkan ini menyadarkanku bahwa impianku masih sangat mungkin tercapai. Status sebagai ibu rumah tangga bukan menjadi halangan untukku menjelajah dunia. Aku memang tak punya uang berlebih apalagi kesempatan bepergian lewat biaya dinas, tapi bukan berarti impian traveling keliling dunia harus kandas kan? Dan disinilah AirAsia hadir menjembatani mimpiku yang hampir saja patah. 🙂

Meskipun harus begadang hingga tengah malam bahkan libur masak saking semangatnya, berburu tiket promo AirAsia menjadi hobi baruku. 😉 Jerih payah terbayar saat tiket promo ke Medan berhasil kami dapat tahun 2013 lalu. Siapa sangka kami akhirnya bisa menjejak ke Danau Toba, bahkan berlanjut hingga Banda Aceh dan Pulau Weh. Bangga sekali rasanya berdiri di titik km.0 Indonesia.

Thanks to AirAsia kami bisa traveling ke Bali :)
Thanks to AirAsia kami bisa traveling ke Bali 🙂

Pulau Weh pun, terjejak sudah. Tentunya dengan bantuan AirAsia ;)
Pulau Weh pun, terjejak sudah. Tentunya dengan bantuan AirAsia 😉

 

DSC_0780
berhasil menjejak di Danau Toba berkat AirAsia 🙂

 

Di tahun yang sama kami kembali berhasil menggondol tiket promo menuju Belitung. Keindahan Pulang Sang Laskar Pelangi ini membuatku kian jatuh cinta pada Indonesia dan percya bahwa akan selalu ada jalan untuk mimpi-mimpiku. AirAsia berhasil mewujudkan mimpiku, bahkan dengan bonus kesempatan menjadi seorang travel blogger. 😉

serunya liburan di Bumi laskar Pelangi
serunya liburan di Bumi laskar Pelangi

Apa mungkin ibu rumah tangga biasa menjadi seorang travel blogger? Hey … bukankah tidak ada kata mustahil selama kita mau berusaha? Aku adalah bukti nyata siapapun berhak memilikin dan mewujudkan impiannya. Siapa yang menyangka aku yang beberapa tahun lalu tenggelam dalam rutinitas pekerjaan kantor dan rumah tangga kini telah berhasil menelurkan beberapa buku antologi dan sebuah buku perjalanan solo? Justru dengan menyandang gelar ibu rumah tangga aku tak perlu bersusah payah mengatur jatah cuti tahunan yang hanya secuil itu. Aku punya banyak waktu luang dan siap traveling kapan saja hehehe. 😉

Aku sadar betul kalau langkahku masih jauh dari para traveler lain yang sudah melanglang buana kesana kemari, tapi seperti kata Jason Mrazz; I won’t give up. 😛 Akan selalu ada seribu satu cara untukku meraih impianku. Aku masih bisa mengejar ketertinggalanku dari Teguh Sudarisman, bahkan Trinity *eeaaaa 😛 dan AirAsia ada disana untuk membantuku. 😉

 Aku percaya betul dengan slogan AirAsia yang berbunyi, “Now Everyone Can Fly,” karena aku sudah membuktikannya. Bersama AirAsia aku dan keluarga berhasil mengunjungi tempat-tempat indah di Indonesia yang tadinya terasa sulit terjangkau.

Cita-citaku saat ini adalah mengajak anakku backpacking keluar negeri. Selain mengoleksi kenangan indah, aku ingin mengajarkan banyak hal pada anakku melalui kegiatan traveling. Aku ingin membuktikan bahwa traveling bukan hanya kegiatan yang menghamburkan uang, tapi banyak manfaat dan hikmah yang dapat diambil darinya.

Dari traveling kami belajar menjadi orangtua yang lebih baik, kami belajar mencintai alam dan Penciptanya, menghargai waktu, disiplin, dan menghormati perbedaan yang ada. Dari sebuah kegiatan yang menyenangkan banyak sekali pelajaran hidup yang bisa kita ajarkan pada anak-anak kita. Parenting by traveling, ternyata adalah cara efektif dan menyenangkan untuk mengajarkan banyak hal pada anak sekaligus mengeratkan kebersamaan kami sebagai keluarga.

Keindahan Indonesia memang serupa surga, namun banyak hal yang bisa kita pelajari dari negara lain. Semoga AirAsia dapat membantuku mewujudkan impian ini suatu hari nanti. Lebih baik lagi kalo bisa keluar negeri gratis karena kompetisi blog ini *eeehhh. 😛

Last but not least, aku ingin berterima kasih pada AirAsia yang sudah membantuku mewujudkan impian terbesarku. Selangkah demi selangkah kami pasti bisa mengelilingi dunia dan aku bisa menunjukkan kota-kota indah dunia pada anakku secara langsung. Pengalaman adalah guru terbaik dan pengalamanku bersama AirAsia mengajarkan bahwa semua orang berkesempatan untuk melihat keajaiban dunia. You better believe it. Now everyone can fly. 🙂

Makasih ya AirAsia, udah bawa Nadia keliling Indonesia :)
Makasih ya AirAsia, udah bawa Nadia keliling Indonesia 🙂

Ngomongin soal hobi pastilah semua pembaca postingan ini akan bersuara lantang dengan gegap gempita: TRAVELING!!! 🙂 Yup … traveling dan Momtraveler itu bagaikan bantal dan guling, minyak dan penggorengan, perangko dan amplop, apa lagi ya? Pokoknya tidak terpisahkan aka inseparable. 😉

Beruntungnya diriku yang berkaki gatal dan punya jiwa yang selalu merindu petualangan ditakdirkan lahir di bumi Indonesia yang luar biasa indah. Rasanya nggak betah berlama-lama di rumah, sementara ada pantai, gunung, sungai, danau, air terjun dan masih banyak lagi keajaiban alam yang menunggu untuk dijelajahi.

Hobi ini bukan mengikuti trend traveling yang memang lagi heboh beberapa tahun terakhir. Sejak kecil aku memang doyan jalan, mencari pengalaman dan petualangan baru di alam terbuka. Kecintaan pada dunia traveling semakin menjadi setelah aku bertemu dengan suami. Kata orang Jawa ibaratnya kami ini, tumbu ketemu tutup alias klop dan seiya sekata *eeaaa. 😛 Kebayang dong sepasang suami istri yang hobi jalan bakalan punya anak yang kaya gimana? Yup .. bener banget! Hobi traveling sukses menurun pada anak semata wayang kami. So here we are .. the three musketeers … seeking for an adventure in every corner of the world. 😉

 

B-29-NDA-22

papuma-095

Sebagai orangtua, kami menyadari betul nggak ada lagi kenyamanan solo traveling sejak lahirnya si kecil, syukurlah itu tidak menyurutkan semangat ngebolang kami. Pernah nyobain pergi sendiri or bareng suami dan ternyata something’s missing. Ngebolang tanpa Nadia rasanya nggak asyik. 🙁 Akhirnya kami sepakat untuk menjadi traveler family. Membawa serta Nadia dalam setiap petualangan dan berharap ada pelajaran berharga dan kenangan tak terlupakan yang akan selalu diingat Nadia hingga besar nanti. 🙂

Repotkah membawa anak kecil traveling? Pasti repotlah! Tapi keribetan itu nggak sebanding dengan kebahagiaan yang kami rasakan. Dalam setiap perjalanan kami belajar untuk saling menghargai, saling mencintai, saling membantu, dan pada akhirnya traveling berhasil mengokohkan kebersamaan kami sebagai keluarga. 🙂

“Besok kita kemana ma?” pertanyaan itu selalu terlontar dari Nadia setiap mendekati weekend.

Hampir setiap weekend kami memang merencanakan petualangan. Nggak perlu harus keluar Pulau atau bahkan keluar Negeri, banyak kok tempat asyik di sekitar kita yang seru untuk dijelajahi. Bagiku traveling itu nggak melulu membutuhkan budget yang besar. Cara ini juga terbukti sangat membantu kami yang punya kaki gatal tapi nggak punya budget besar untuk traveling terus-terusan hehehe. 😛

berkenalan dengan Suku Sasak, di Lombok
berkenalan dengan Suku Sasak, di Lombok

 

kami di Taman Narmada
kami di Taman Narmada

 

Mengunjungi Bromo :)
Mengunjungi Bromo 🙂

Kami membawa Nadia bertualang menyusuri birunya pantai, menapaki hijaunya perbukitan, mendaki gunung tertinggi, bahkan berkemah di alam terbuka. Semua itu demi menanamkan rasa cinta pada lingkungan dan mengenalkan kebesaran Allah dalam setiap mahluk ciptaan Nya pada Nadia.

Sebagai pelengkap kebahagiaan, setiap kisah yang terukir dalam petualangan kami, kuabadikan dalam blog ini. Harapannya tentu saja dapat memberikan informasi mengenai tempat-tempat indah yang telah kami singgahi pada pembaca dan menularkan semangat #travelingwithchildren pada orangtua lainnya. Blog ini pun telah sukses membantuku melahirkan sebuah buku yang mengabadikan perjalananku bersama kedua partner travelingku yang paling setia. Semoga buku-buku yang lainpun segera menyusul, amiinn.  😉

Satu hobi rupanya berhasil mengeratkan kebersamaan kami. Semoga kedepannya kian banyak tempat yang bisa kami jelajahi bersama. Hidup traveling. 😉

“3rd Giveaway : Tanakita – Hobi dan Keluarga”

GAtanakita

Ketika bukti keagungan-Nya terpampang di ruang pandangku

Aku terpana,

Lidahku kelu!

Sedangkan beribu rasa ingin kuungkapkan,

Bahkan beragam asa telah kususun tuk kupintakan,

Dan tentu saja ingin kutumpahkan tak terkira rasa syukurku

Atas nikmat yang dilimpahkan-Nya padaku …

Namun … lidahku kelu …

Lalu akhirnya

Hanya aliran airmata bahagia yang mewakili semuanya

Tapi aku yakin,

Sang Maha Tahu pastilah memahami semua rasaku …

(Mechta Deera, 2014: 41)

 

Penggalan puisi di atas langsung mengena dihatiku. Terbayang sejuta kerinduan terhadap Baitullah tumpah ruah saat seluruh indera berhadapan langsung dengan kemegahannya. Betapa beruntungnya mereka yang mendapatkan undangan menjadi tamu agung di rumah Allah, dan betapa beruntungnya aku dapat membaca catatan perjalanan yang penuh dengan kenangan indah dan sarat makna yang dirangkai dengan indah oleh Mectha Deera sang penulis Notes from Mecca..

Butuh waktu cukup lama untukku menyelesaikan buku Notes from Mecca. Sebenernya bukunya nggak tebal tapi butuh perjuangan menyelesaikannya. Bukan karena isinya mboseni atau jelek tapi karena setiap membaca lembar demi lembar buku ini, airmata tak berhenti mengalir. Mewek.com 🙁

Kaaba_oneday

Buku perjalanan yang isinya nggak melulu tentang tempat-tempat indah di Arab Saudi tapi juga penuh dengan pengalaman pribadi sang penulis. Sejak memulai persiapan haji hingga menjalani ibadah itu sendiri, dituturkan dengan bahasa yang sederhana tapi indah. Rinci tapi sama sekali tak ada kesan menggurui. 🙂

Dilihat dari judulnya, buku pertama karya Mechta Deera ini pastilah berisi kenangan akan cerita perjalanannya menuju Baitullah. Tak seperti layaknya buku panduan haji pada umumnya yang hanya sekedar menuturkan rangkaian ibadah serta doa-doa yang lazim digunakan saat berhaji, penulis juga menuturkan pengalaman pribadinya saat menjadi tamu Allah. Berbagai catatan dan tips dituturkan dengan sangat manis. Dimulai dari persiapan sebelum keberangkatan haji, menjalani rangkaian ibadah haji dengan segala suka dukanya, dan beberapa cerita setelah mimpi usai dijalani. Pembaca, terutama yang belum pernah berhaji atau umrah seperti aku, dapat mengambil banyak hikmah dan ilmu yang akan sangat membantu untuk terus menyuburkan dan mewujudkan mimpi bertamu ke Baitullah.

notes-from-mecca

Semua Muslim pasti ingin berhaji, tapi tak semuanya mempersiapkan perjalanan penting ini sejak dini. Beberapa orang hanya menggantung mimpi ke Baitullah tanpa pernah berusaha mewujudkannya. Penulis memulai langkahnya dengan niat yang kuat dan membuka tabungan haji. Bila niat sudah terucap maka insyaallah Allah yang akan mencukupinya. Tentu saja sabar tetap menjadi bekal terpenting dalam menjalani proses ini setahap demi setahap.

Tak hanya persiapan biaya, berhaji juga butuh persiapan hati dan komunikasi yang baik antar sesama keluarga. Penulis pun menuturkan pengalamannya agar mengkomunikasikan niat suci ini pada seluruh keluarga. Selain mengharap restu dan doa dari mereka, komunikasi dan informasi tambahan akan megurangi hal-hal buruk yang tidak kita inginkan.

Selain rangkaian ibadah haji yang dituturkan dengan rinci dalam buku ini, penulis juga tak lupa menceritakan pengalaman jalan-jalannya selama berada di Mekah dan Madinah. Selain mengunjungi beberapa masjid cantik, mbak Mechta juga sempat mencicipi susu unta fresh langsung dari peternakan unta. 😉 cerita perjalanan pastinya nggak seru tanpa foto ya dan buku ini pun dilengkapi dengan foto-foto koleksi pribadi sang penulis, sayangnya fotonya nggak berwarna. Aku cuma bisa membayangkan indahnya langit senja di atas Nabawi dengan bercucuran airmata mbak. 🙁

Awali dengan niat, usahakan yang terbaik, lalu serahkan semuanya pada Allah. Allah yang akan membukakan jalan bagi mimpi kita. Itulah yang hikmah yang kuambil dari buku ungu nan cantik ini. Doakan aku segera menyusulmu mbak. 🙂

Nadia-and-NfM

Judul buku      : Notes from Mecca

Penerbit           : Sixmidad

Editor              : Rudi G. Aswan

ISBN               : 978-602-14595-2-2

Tahun terbit     : 2014

Nun jauh di belahan bumi Eropa yang indah itu terdapatlah sebuah negara yang sangat aku kenal. Bukan karena aku pernah tinggal disana lho ya, tapi karena hampir seumur hidupku aku mengenalnya dengan baik melalui buku-buku yang kini memenuhi rumahku. Dari puluhan buku itulah sedikit demi sedikit aku mengenal, menjelajahi, bahkan mencintai Inggris.

picture taken from here
picture taken from here

 Inggris rasanya begitu dekat meskipun jaraknya ratusan mill dari tempatku berada saat ini. Inggris seperti rumah kedua bagiku. *lebaaayy 😉 Negara Ratu Elisabeth yang sarat akan bangunan bersejarah menjadi salah satu daftar negara yang sangat ingin kukunjungi. Aku ingin melihat dengan mata kepala sendiri keindahan yang sudah begitu kukenal sejak aku kecil melalui lembar demi lembar cerita dalm buku yang membawaku berpetualang ke Inggris.

Saking pengennya aku berkunjung ke Inggris sudah banyak foto dan wallpaper tempat-tempat indah di Inggris yang memenuhi laptopku. Gambar itu selalu menjadi penyemangat buatku supaya impian menjejak ke bumi para pujangga ini segera menjadi kenyataan. Menabung untuk biaya perjalanan ke Inggris sih udah tapi alangkah indahnya kalau bisa ke Inggris dengan gratis ..tis.. tis… Traveling gretongan ke Eropa …. Aaaiiiihhhh maaauuu bangeeetttt. (*traveler murahan). 😛

Kenapa Bukan Aku??

Gimana kalau kita balik aja pertanyaan dari sohibul kontes tentang kenapa harus aku yang pergi ke Inggris menjadi kenapa bukan aku? Impian ke Inggris rasanya sudah mendarah daging dan menganak sungai (opo sihh) sejak aku masih imut-imutnya, eehhmm.. walaupun sekarang masih tetep imut sih (*dilempar Prince William). Inggris terutama London rasanya seperti surga buat traveler pecinta museum dan bangunan-bangunan kuno seperti aku ini.

buckinghamSupaya nggak terus menerus mimpi dikejer-kejer sama Prince William kayanya aku harus segera berangkat ke Inggris dan mampir ke Buckingham Palace. Sambil menikmati keindahan rumahnya Ratu Elisabeth eh siapa tau bisa ketemu sama the Royal Prince yang ganteng itu kan. 😛 Harapanku sih bisa ke London saat musim panas (summer) karena saat itulah Buckingham Palace dibuka untuk umum. Kapan lagi bisa masuk ke Buckingham Palace. 🙂 Tapi kalaupun nggak bisa foto di depannya pun nggak masyalah deh, sekalian menjalankan satu misi penting yang masuk dalam Bucket Listku. Apa coba misinya? Yes … foto sama pasukan penjaga Buckingkham Palace yang katanya dilarang berbicara, bergerak, bahkan tersenyum saat bertugas. Pensaran banget pengen selfie ama mereka.  Dasar emak narsis. Nggak penting banget keinginannya 😛

Guards of Buckingham Palace. Picture taken from here
Guards of Buckingham Palace. Picture taken from here

Sebagai pecinta heritage track dan wisata museum, Inggris jadi tempat yang sempurna untukku berlibur. Di seantero Inggris betebaran museum-museum cantik dan pastinya jauh dari kesan horror. Ada satu museum yang amat sangat ingin aku kunjungi. Sebuah museum yang sepertinya akan membuatku heboh bukan alang kepalang. The Sherlock Holmes Museum.

Satu-satunya manusia fiktif yang punya rumah dan alamat yang nyata ya hanya beliau seorang. Detektif yang luar biasa keren dan masih sangat dikenal namanya hingga detik ini, Sherlock Holmes, adalah satu karakter yang paling aku cintai sepanjang hayat. 😛

Picture taken from tripadvisor.com
Picture taken from tripadvisor.com

Pertama kali mengenalnya adalah saat duduk di bangku SMP dan hampir semua cerita petualangan Sherlock Holmes sudah tuntas kubaca. Yes.. I’m a great big fan of Sir Arthur Conan Doyle dan Sherlock Holmes. 🙂 sudah menjadi impianku sejak dulu dapat mengunjungi 221b Baker Street, London, yang menjadi rumah kediaman Sherlock. Meskipun museum ini baru resmi beroperasi di tahun 1990, rumah ini sudah dikenal sejak tahun 1881, tepatnya sejak Sir Arthur Conan Doyle menulis petualang sang detektif. Rasanya aku sudah mengenal setiap sudut rumah ini dari penuturan yang ada di novel. Semua ruangan yang ada di museum ini di desain persis seperti penuturan sang penulis dalam novelnya. What a museum. 🙂

inside the museum
inside the museum

Namanya juga emak-emak, pastinya nggak jauh dari yang namanya shopping. Shopping di Inggris nggak berarti harus ke Soho atau Oxford Street, tempat bersemayam barang-barang branded di Inggris. Cukuplah ke Camden Market. Camden Market adalah sebuah pasar yang mungkin bentuknya mirip dengan pasar Minggu atau pasar tiban yang biasa muncul di hari Minggu ternyata bisa jadi objek wisata yang menarik di Inggris. Saking terkenalnya, pasar ini  dinobatkan sebagaikan “London’s Most Popular Attractions” oleh Lonely Planet. Selain melihat kebudayaan dan masyarakat London yang heterogen jejel riyel di Camden Street, kita juga bisa shopping barang-barang berkualitas dengan harga yang super duper murah. 😉 Ini mah surganya para shopaholic yah. J Dan tentunya, nggak lupa mencoba street food khas kota London.

Picture taken from lonelyplanet.com
Picture taken from lonelyplanet.com

Kenapa harus aku yang berangkat ke Inggris? Eehhmm… simply because I’m a good wife. Apa hubungannya menjadi istri yang baik dengan Inggris? Eits ini rahasia lho, don’t tell anyone!! Sebenernya aku bukan fans berat Arsenal sih, tapi sesuai janjiku sama suami tercinta yang notabene adalah hooligan beratnya Arsenal, Emirates Stadium adalah tempat yang harus kami singgahi kalau ke Inggris nanti. Kebayang gimana girangnya si abang kalau bisa berkunjung ke Emirates Stadium atau bahkan nonton Arsenal berlaga dikandangnya secara live. 😉

Emirates Stadium .. Rumah kebanggaan Arsenal
Emirates Stadium .. Rumah kebanggaan Arsenal

Sebagai istri yang baik, kalau aku menang kontes ini dan harus pergi ke Inggris tanpa abang, aku akan tetep mewujudkan mimpi abang kok. 😉 aku janji deh akan mampir ke Emirates Stadium dan foto-foto disana. Jangan sedih atau iri ya… abang nanti aku beliin jaket Arsenal yang asli (*di jitak si abang). 😛

It should be me!!

Inggris dan aku. I am the right girl on the right place. Keduanya nggak mungkin terpisahkan … halaaahh. 😛 Seorang mantan mahasiswa jurusan Sastra Inggris yang selama empat tahun hidupnya dijejali dengan keindahan Inggris melalui berbagai mata kuliah. Inggris serasa jadi taman bermain yang nggak bosan aku kunjungi setiap hari. Yah meskipun masih dalam angan semata tapi kontes ini bisa jadi menjadi permadani terbang yang akan membawaku ke bumi para pujangga yang karyanya pernah menjadi bagian penting dalam hidupku.

Nyampe ke Inggris rasanya seperti pergi ke rumah masa kecil yang penuh dengan kenangan. Menjejak ke Inggris membuatku menjadi seorang lulusan Sastra Inggris yang sempurna karena nggak hanya sebatas membaca keindahan Inggris melalaui karya sastra tapi juga menghirup udara Inggris yang sejuk. 🙂

Whenever there is a will, there is a way. Impianku pergi ke Inggris suatu hari insyaallah akan menjadi kenyataan. One way or another, I will keep fighting to make it real. 🙂 Sambil menunggu tabungan melembung, ikutan kontes keren berhadiah ke London harus banget di coba. 😉 “Emak-emak kok ikutan kontes yang dominasi pesertanya ABG? Nggakmalu? Nggak takut kalah?”

Yeee… namanya juga kontes, ada yang menang, pasti juga ada yang kalah. Dalam persyaratan lomba pun nggak ada tuh larangan untuk emak-emak mengikuti kontes ini. Emak-emak kan juga manusia biasa yang doyan traveling, apalagi kalo gratesss hehehe. Menjadi seorang emak alias momy bukan berarti nggak bisa berkarya dan mengaktualisasikan mimpinya kan? Apapun pekerjaanmu, berapapun usiamu, bagaimanapun karaktermu, selalu ada jalan untuk mewujudkan impianmu. What matter the most is whether or not you want to challenge yourself. Daripada cuma bisa dengki dan nyinyir melihat kebahagiaan para blogger yang sudah pernah merasakan asyiknya jalan-jalan gratis, kenapa tidak mengerahkan seluruh usaha terbaikmu untuk mencoba. Toh nggak ada ruginya juga kan mencoba? Berusaha maksimal lalu serahkan sisanya pada Allah. Dia yang akan membukakan jalan bagi mimpi-mimpi kita. 🙂

mister potato

Soo… keep on dreaming while eating potato chips. Those delicious potato chips could be the key to your dreams. 😛

Inggris …. Tunggu kedatanganku!!! 🙂