Assalamualaikum sahabats 🙂 Akhir-akhir ini banyak banget festival di Indonesia ya. Mulai dari festival budaya hingga festival yang memperkenalkan kekayaan alam Indonesia, semuanya keren. Rasanya kalau bisa tuh pengen banget mengunjungi semuanya. Saking pengennya, aku suka baca info tentang festival yang lagi diselenggarakan di Indonesia. Good news, sebuah festival keren akhirnya diselenggarakan di Semarang. 🙂
Festival Tentoonstelling atau dalam bahasa penduduk setempatnya, Festival Pasar Sentiling, akhir bulan lalu diadakan di kota Semarang. Festival yang bertempat di kota lama Semarang ini ternyata pernah diadakan seratus tahun yang lalu oleh pemerintah kolonial Belanda tepatnya pada tahun 1914. Dahulu Pameran ini diadakan dari dareah perbukitan kota semarang hingga kota Pelabuhan atau sekarang lebih dikenal dengan Kota Lama. Pemerintah belanda mengundang negara seperti China, Jepang, India, Perancis, Inggris, dan beberapa negara Eropa lainnya untuk menghadiri perhelatan ini. Festival ini diadakan untuk merayakan 100 tahun merdekanya Belanda dari penjajahan Perancis. Belanda ingin menunjuukan pencapaian dan keberhasilannya dalam mengelola daerah koloninya pada dunia.
Pengunjungnya juga lumayan banyak. Dari mulai bule sampai komunitas pecinta barang antik. Seru juga melihat barang-barang yang hampir terlupakan seperti mesin tik kuno, kamera, dan keramik khas Belanda juga China. Ada juga majalah edisi tahun 1970an, modelnya sekarang udah pada sepuh kali ya.
keramaian festival
oldies 😉
Selain itu, kami mampir ke paviliun De Vrouw yang berlokasi di Galeri Semarang. Sumpah deh bertahun-tahun tinggal di Semarang baru tahu ada museum di Kota Lama hehehe.
inside galery De Vrouw
Museum ini mengambil tempat di sebuah gedung tua yang di renovasi menjadi sebuah galeri dengan berbagai koleksi. De Vrouw menampilkan sejarah Koloniale Tentoonstelling serta memaknai peran dan aktivitas para perempuan dalam konteks budaya pada masa kuno, kini dan nanti. Disini ditampilkan juga beberapa perempuan asal Semarang yang banyak berkontribusi bagi perkembangan Indoensia seeperti Nyonya Meneer, NH Dhini, Anne Avantie, Sri Mulyani, hingga Mari Elka Pangestu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, yang ibunya berasal dari Kota Semarang. Ternyata Semarang pernah mengalami masa keemasan dan menjadi salah satu kota pelabuhan terpenting di dunia. Semoga Semarang bisa segera bangkit dan disejajarkan dengan ibukota lainnya. Hidup Semarang. 🙂
Gereja Blenduk, salah satu bangunan tua di kota lama Semarang
Assalamualaikum Sahabats 🙂 Sebagai kota yang menjadi pertemuan tiga etnis (Arab, Jawa, dan China), kota Semarang sarat akan bangunan bersejarah nan cantik jelita dan asyik banget untuk dijelajahi. Semarang memang belum seramai Bandung dan Surabaya tapi cocok juga lho dijadikan pelarian bersama keluarga saat weekend. 😉
Bagi kalian yang hobby kuliner dan pecinta wisata sejarah, Semarang is the perfect destination. Soal kuliner Semarang yang endess sudah pernah aku ulas disini ya. Boleh banget dijadiin referensi saat berburu kuliner khas Semarang. Terus bangunan bersejarah apa aja yang bisa kita nikmati di Semarang? Gereja Blenduk? Lawang Sewu? Klenteng Sam Po Kong? Biasa banget nggak sih?! Gimana kalau sedikit melipir ke daerah atas Semarang dan sejenak singgah di Vihara Budhagaya. Vihara ini umurnya memang nggak setua Klenteng Sam Po Kong, lokasinya pun nggak terlalu luas, tapi asyik juga lho dikunjungi. Nggak percaya? Yuk sini aku kasih liat seperti apa merah meronanya Vihara Budhagaya ini.
Terletak di kawasan Watugong, tepatnya di jalan utama Semarang menuju kota Solo dan Jogja. Dari kejauhan kita sudah bisa melihat bangunannya yang berwarna merah dan memang cukup tinggi. Sengaja dibangun di tempat yang tinggi dengan Patung Dewi Kwan Im mengelilingi seluruh penjuru bangunan karena menurut kepercayaan penganut agama Budha, keberadaan Dewi Kwan Im ini akan menjaga kota Semarang dari berbagai arah mata angin. Meskipun bangunan Vihara Budhagaya ini termasuk baru tapi ada pohon Bodhi yang sudah ditanam disini sejak tahun 1955. Pohon Bodhi memang erat dengan agama Budha karena di bawah pohon inilah sang Budha dahulu dilahirkan. Pohon Bodhi yang ada di Vihara ini sudah sangat besar dan rindang. Membuat suasana Vihara jadi sejuk dan asri. Ada banyak pita merah yang terikat di dahan pohonnya. Sepertinya pita ini berisi semacam jimat atau doa karena aku lihat ada nama-nama tertulis disitu. Mungkin semacam doa dan harapan yang digantungkan di pohon agar segera tercapai ya. 🙂
pohon Bodhi ini umurnya sudah 25 tahun lebih
Masuk ke dalam Vihara ini free of charge lho alias gratis tis tis. 😉 Lokasinya juga relative sepi dibandingkan dengan Klenteng Sam Po Kong, jadi puas deh kalo mau selfie disini. 😛 bentuk bangunan viharanya juga cantik dan menjulang ke atas. Menikmatinya cukup dari luarnya aja yah, karena di area sembayangnya, tentu saja penganut agama lain nggak boleh masuk. Tapi masih bisa di foto kok dari luar. 🙂
Satu hal yang penting diingat saat mengunjungi vihara (dan semua tempat ibadah lainnya), pakailah baju yang pantas dan sopan. Perilaku juga dijaga ya, jangan teriak-teriak atau berkelakuan yang norak-norak bergembira ya. Ini semua tujuannya untuk menghormati ajaran agama dan penganutnya. Behave yourself and other people will respect you more. Happy traveling guys.
“Macau? Mau ngapain ke Macau? Judi? Macau isinya paling cuma Casino, nggak banyak aktivitas yang bisa dilakukan. Belum lagi cari makanan halal disana, pasti susah banget. Mendingan keliling China atau Eropa sekalian deh.”
Begitulah komentar salah seorang teman saat mendengar keinginanku traveling ke Macau. Sebagian orang memang masih beranggapan bahwa Macau itu tak lebih dari kota dengan casino betebaran dimana-mana. Kalau bukan pejudi mau ngapain di Macau? Pertanyaan semacam ini pasti muncul di kepala kita yang memang masih awam mengenai Macau. Untuk menjawab pertanyaan itu aku melakukan research kecil-kecilan melalui internet, dan terkuaklah sebuah fakta mencengangkan. #halaahh.. 😛
Peta Macau dan Hongkong. Sumber foto www.planetware.com
Why Macau??
Siapa sangka di sebuah kota administratif mungil yang berbatasan langsung dengan Hong Kong ini punya segudang tempat seru yang bisa dijelajahi dengan biaya miring? Bahkan traveler berbudget mepet seperti kita (eh aku ding) bisa banget menjelajahi Macau dalam waktu singkat dan modal yang super duper mepet. Nggak percaya? Yuk mareee sini merapat, I have a big secret to share. 😉
First of all, yang membuat Macau sangat menarik di mataku adalah bebas visa. Yup … nggak perlu keluar uang dan waktu untuk mengurus visa ke Macau. Cukup dengan visa Hongkong, kita sudah bisa melipir cantik ke kota yang mempesona ini. Second of all, banyak alat transportasi gratis yang amat sangat membantu perjalanan kita selama di Macau. Yup … gratis ..tis…tis…
Menjamurnya casino di Macau ternyata membawa keuntungan buat para traveler, pun yang tidak tertarik menghabiskan uang di meja casino. Mereka berlomba-lomba menawarkan shuttle bus gratis yang siap membawa traveler langsung ke casino dan hotel mereka yang ternyata bisa juga dimanfaatkan untuk mengunjungi tempat wisata favorit di Macau. Kuncinya cuma satu, cari tahu rute shuttle bus tersebut, jangan sampai salah naik ya hehehe. Nggak hanya transportasinya yang gratis, beberapa tempat wisata pun nggak mematok tarif masuk. Beberapa diantaranya akan dibahas lebih lanjut nanti. Traveling seru tapi irits? Gue bangeettss. 😛
Macau at night. Foto by wikipedia.travel
Cari makanan halal susah di Macau? Meskipun belum banyak restoran berlabel halal bukan berarti nggak ada. The Venetian yang merupakan casino terbesar di dunia pun dilengkapi dengan beberapa cafetaria yang halal. Di Senado Square ada lho yang jualan Turkish ice cream, kebab juga ada. Nggak usah khawatir bakal kelaparan deh. 😛
And last but not least, mengunjungi Macau itu serasa separuh Benua Eropa terjelajahi tanpa harus meninggalkan Benua Asia, dan kearifan budaya Timur tetap akan kita temukan disana. Jadi ibarat kata sekali traveling dua benua (seakan) terlampaui. Gedung-gedung tua peninggalan Portugis bersanding mesra dengan kuil dan bangunan khas Cina. Proses akulturasi yang sempurna antara Timur dan Barat ini digambarkan dengan indah dalam situs lonelyplanet.com:
Lying 65km to the west of Hong Kong, Macau is a city of duality. Its fortresses, churches and the food of its former Portuguese colonial masters speak to a uniquely Mediterranean style on the China coast, intermixed with alleys, temples and shrines. On the other hand, it’s also the ‘Vegas of the East’ – the Special Administrative Region of Macau is the only place in China where gambling is legal.
What Can We Do in Macau? Jadi apa sih tepatnya yang bisa kita lakukan di Macau selain berjudi? Banyaaak bangeeeett, tapi salah satu aktivitas yang aku idam-idamkan kalau sampai suatu hari nanti kesampean traveling ke Macau adalah heritage tracking. Yup …. Macau punya banyak banget gedung-gedung dengan arsitektur yang menawan. Perpaduan antara budaya Cina dan Portugis seolah ada dimanapun kita menginjakkan kaki di Macau ini. 🙂 Sebagai seorang pecinta gedung-gedung berarsitektur cantik, banyak banget tempat yang ingin aku datangi di Macau. Beberapa diantaranya adalah top destination di Macau lho, jadi boleh juga dijadikan referensi kalau kalian memang berencana traveling ke Macau. 😉
1. The Venetian Macau First stop adalah The Venetian, sebuah kompleks resort dan casino terbesar di dunia. Bangunan ini terdiri dari 39 lantai dengan berbagai jenis permainan judi, persis seperti yang sering kita lihat film-film gitu deh. Eits .. jangan salah sangka dulu. Nggak semua pengunjung The Venetian Macau itu cuma mau berjudi. Banyak hal yang bisa kita lakukan, salah satunya bergondola ria di San Luca Canal. Yes … nggak perlu jauh-jauh ke Italy untuk naik Gondola, di Macau juga bisa. 😉 Mau ke Venetian Macau dengan gratis? Bisa banget dengan naik shuttle bus khusus yang memang disediakan pihak pengelola. Mau shopping di The Venetian juga bisa banget, karena tempat ini juga punya mall yang besar. Acara belanja pun bisa dengan HKD (Hong Kong Dollar) atau USD karena hampir semua toko menerima mata uang tersebut. Nggak perlu repot ke money changer kan. Praktis. 😉
The Venetian Macau. Foto by: hotelclub.com
2. Senado Square Satu lagi tujuan wisata wajib di Macau dan gratis; Senado Square. Senado Square adalah area terbuka, semacam alun-alun kota, dimana kita dapat menemukan bangunan-bangunan kuno cantik yang merupakan produk pertukaran budaya antara Timur dan Barat. Bangunan ini masih berdiri dengan kokoh dan cantik, bahkan menjadi salah satu tempat dimana warisan arsitektur Eropa terlengkap dan tertua yang masih terpelihara dengan baik di China. Mengunjungi Senado Square rasanya seperti terlempar ke masa Renaisance dimana bangunan-bangunan cantik berjejer di sepanjang jalan. Seperti sedang menikmati kota-kota di benua Eropa namun masih berada di kawasan Asia. Traveler bisa lho sekalian mampir dan menikmati keindahan bangunan kuno tersebut lebih dekat. Menurut beberapa blog yang saya baca, Gereja St. Dominic, gereja Cathedral, GedungSanta Casa Da Misericordia, dan House of Mercy harus banget dikunjungi. Shopping udah, sighseeing juga udah, waktunya makan. 😉 masih di seputaran Senado Square, ada sebuah bakery yang katanya kondang banget dengan egg tart nya. Pastelaria Koi Kei, sebuah bakery yang selalu penuh sesak dengan pengunjung yang berbagi incaran yang sama. Si egg tart yang lembut dan endang bambang itu. Duuhh.. liat fotonya aja udah bikin ngiler. Semoga aku bisa mencicipi egg tart ini segera. 😉
Suasana Senado Square di malam hari. Foto by travelfolio.com
must try these yummy egg tart 😉
3. Ruin’s of Saint Paul Mari kita lanjutkan perjalanan. Cukup dengan 15 menit berjalan kaki, sampailah kita di sebuah tempat yang menjadi icon Macau. Yup … Ruin’s of Saint Paul. Gereja yang di bangun tahun 1602 ini pernah terbakar hebat pada tahun 1835 sehingga hanya meninggalkan bagian depannya saja. Nah reruntuhan inilah yang kini justru menjelma menjadi pusat wisata Macau. Ruin’s of Saint Paul ini menjadi tempat wajib berselfie di Macau. Belum sah ke Macau kalau belum nampang cantik disini. Katanya sih waktu kunjung terbaik adalah saat senja atau malam hari. Saint Paul terlihat makin anggun dengan background langit senja. Beda lagi pemandangan Saint Paul di malam hari. Puluhan lampu di seputar Saint Paul yang mulai menyala di malam hari membuat pemandangan kian cantik. Di malam hari pengunjung juga sudah tidak seramai saat siang hari, jadi bisa lebih puas menikmati Saint Paul. 😉
Foto by: maftravelgrafy.wordpress.com
The façade of the Ruins of St. Paul’s measures 23 metres across and 25.5 metres high and is divided into five levels. Following the classical concept of divine ascension, the orders on the façade on each horizontal level evolve from Ionic, Corinthian and Composite, from the base upward. The upper levels gradually narrow into a triangular pediment at the top, which symbolizes the ultimate state of divine ascension – the Holy Spirit. The façade is mannerist in style carrying some distinctively oriental decorative motifs. The sculptured motifs of the façade include biblical images, mythological representations, Chinese characters, Japanese chrysanthemums, a Portuguese ship, several nautical motifs, Chinese lions, bronze statues with images of the founding Jesuit saints of the Company of Jesus and other elements that integrate influences from Europe, China and other parts of Asia, in an overall composition that reflects a fusion of world, regional and local influences. Nowadays, the façade of the Ruins of St. Paul’s functions symbolically as an altar to the city. The baroque/mannerist design of this granite façade is unique in China (as noted in UNESCO’s Atlas mundial de la arquitectura barroca). The Ruins of St. Paul’s are one of the finest examples of Macao’s outstanding universal value.
4. Mount Fortress Sebuah benteng yang berada di atas bukit. Dari satu kalimat itu saja aku sudah langsung bisa membayangkan sebuah gedung tua dengan beberapa meriam tua terpasang di setiap sudutnya. Benteng yang kini sudah dialihfungsikan menjadi tempat wisata ini sangat spesial. Dari gedung tua ini kita bisa menikmati Macau dari atas bukit, tanpa terhalang apapun. Semua sudut Makau terlihat dalam jangkauan bird eyes view. Mantab kan. 🙂
Foto by: photonet.com
5. A Ma Temple dan Mandarin House Merupakan kuil tertua di Macau yang di bangun untuk menghormati Dewi Matsu atau dewinya para pelaut. Ada banyak patung sang dewi Matsu, beberapa model kapal, meriam, dan pelataran doa untuk dewa-dewa lain menurut ajaran Budha. Masih belum puas menikmati bangunan khas China, tinggal bergeser sedikit ke sebuah pemukiman kuno seluas 4.000 meter. Kompleks ini penuh dengan rumah-rumah China yang kuno dan cantik. Dan semuanya bisa dinikmati dengan gratis. Yaaayyy… Viva Macau. 🙂
Foto by: promotiket.com
6. Macau Tower Salah satu dari sekian banyak tower keren yang ingin sekali aku kunjungi. Katanya disini bisa bungee jumping atau skywalking yang pastinya ngeri-ngeri sedap mengingat disinilah tempat bungee jumping tertinggi di dunia. Weeeewww… Eh tapi kalau ternyata sampai Macau Tower dan nyali menciut cukup lah menikmati Macau dari observation deck. Untuk naik ke Macau Tower sayangnya nggak gratis, kita harus bayar 120 MOP tapi sepertinya worth it lah dengan pemandangan dan keseruan yang kita dapatkan. 😉
Foto by: wikipedia.travel
Macau is Waiting for Us!!! Tuh kan bener?? Ke Macau itu bisa dan mungkin banget dilakukan dengan budget yang super duper irit dan tetep bisa menikmati banyak tempat wisata keren. Hanya dengan mengunjungi Macau kita sudah bisa merasakan atmosfer dan keindahan beberapa kota besar dunia. Ibarat kata nih, sekali traveling, dua tiga benua terlampaui. 😉 Takut nyasar karena nggak bisa bahasa China? No way!! Kunjungi saja tourism center yang terletak di pusat wisata Macau, semua informasi bahkan peta bisa di dapatkan dengan gratis. Macau pun dilengkapi dengan peta dan petunjuk jalan dalam dua bahasa, insyaallah nggak akan kesasar lah. 🙂 Masih mau cari informasi lebih detail tentang Macau? Langsung aja buka www.macautourism.gov.mo Semua info mengenai Macau ada disitu. Udah nggak ragu lagi kan liburan ke Macau? Yuk…… cuuuuuzzz… kita berangkat!!!!! 🙂
Assalamualaikum Sahabats 🙂 Salah banget kalau ada yang menduga Momtraveler cuma hobby wisata alam. Yes … nature always fascinates me, but history tracking is also one of my favorite thing. 😉 So .. di kota Banda Aceh yang sangat kental dengan peninggalan sejarah dan cerita perjuangan kemerdekaan Indonesia, sayang banget kalau nggak mengadendakan history tracking. 🙂
Sudah menjadi rahasia umum bahwa keindahan Indonesia Timur memang tak terbantahkan. Bentang alamnya yang eksotis dan masih sangat alami membuat kawasan Indonesia Timur menjadi primadona pariwsata Indonesia saat ini. Dari sekian banyak keindahan yang tersebar di kawasan Indonesia Timur, ada sebuah tempat yang namanya kian mendunia. Sebuah surga yang menjadi Mekah bagi para diver kelas dunia. Tempat ini bahkan telah dinobatkan menjadi “ibu kota” segitiga terumbu karang dunia. Sebuah tempat yang terletak nun jauh di tanah Papua yang telah menjelma menjadi destinasi kelas dunia incaran dan impian banyak traveler termasuk aku. Raja Ampat.
Peta Kepulauan Raja Ampat
Apa sih yang membuat Raja Ampat begitu seksi dan mempesona? Well … meskipun aku belum pernah melihatnya secara langsung namun dari berbagai artikel dan buku yang sudah pernah kubaca, Raja Ampat memang tidak ada bandingannya. Raja Ampat adalah destinasi wisata kelas dunia yang masih sangat kental akan cita rasa lokal di setiap sudutnya. Tidak ada satu lokasi pun di dunia ini yang dapat disejajarkan dengan keindahan dan kekayaan alam yang dimiliki Raja Ampat, lokasi penyelaman terbaik dunia yang menawarkan 1.320 spesies ikan karang, lebih dari setengah soft coral, dan tiga perempat hard coral dunia. Dunia lho ya, bukan ASEAN atau Asia. 🙂
Pemandangan bawah laut yang spektakuler ini terbentang mulai dari Selat Dampier (antara Pulau Batanta dan pula-pulau kecil Kri dan Mansuar), sedikit ke Utara hingga teluk Kabui (antara Pulau Gam dan Waigeo), terus berlanjut hingga ke Barat, tepatnya di Pulau Fam, Fainemo, dan Pulau Gag. Lanjut kearah Utara ada Pulau Kawe, dan nyaris di ujung Utara yakni Pulau Wayag yang cantik baik diatas maupun bawah lautnya. Ke Selatan ada Pulau Kofiau dan Pulau Misool. Entah berapa banyak lagi jumlah pulau kecil yang tersebar di kawasan Raja Ampat, yang jelas kemanapun mata memandang hanya keindahan yang akan kita saksikan.
A Heaven Discovered Adalah Max Ammer seorang penyelam asal Belanda yang pada tahun 1990 sedang melakukan pencarian terhadap rongsokan pesawat terbang milik Belanda yang jatuh di perairan Papua. Saat pencarian itulah, Ia menemukan surga bawah laut di Raja Ampat, Papua. Sejak itulah cintanya pada Raja Ampat tumbuh sehingga Ia memutuskan untuk menetap dan mendirikan beberapa resort dan menjadi dive operator disana. Sejak saat itulah resort dan homestay mulai menjamur di kawasan raja Ampat. Sebagai bentuk penghargaan dan kecintaannya pada tanah Papua, Max Ammer mempekerjakan penduduk lokal di resortnya, beberapa diantaranya bahkan menjadi dive guide andalan resortnya.
Begitu indahnya Raja Ampat hingga lokasi ini didaulat menjadi tuan rumah Sail Raja Ampat pada bulan Agustus 2014 lalu. Acara ini diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Pantai Wasai Torang Cinta dan dipadati oleh wisatawan dari dalam dan luar negeri. Berbagai acara seru diadakan seperti Pagelaran tari kolosal ‘Harmoni Raja Ampat’ dan aksi terjun payung. Ini adalah salah satu upaya pemerintah memperkenalkan kearifan lokal setempat sekaligus meningkatkan kunjungan wisata ke Raja Ampat. Pasti meriah sekali ya acaranya dan pastinya membuatku semakin ingin mengunjungi Raja Ampat.
Keindahan Raja Ampat. Sumber gambar www.indonesia.travel
Jernihnya laut di Kepulauan Raja Ampat (sumber foto: www.indonesia.travel)
Sebagian besar orang merasa bahwa Raja Ampat hanya bisa dinikmati oleh mereka yang memiliki keahlian menyelam mengingat keindahan bawah lautnya. Ternyata dugaan itu salah lho. Tak melulu hanya diving, bagi kita-kita yang belum memiliki sertifikat menyelam, masih banyak kok aktivitas yang bisa dilakukan di Raja Ampat. Rupanya keindahan Raja Ampat masih bisa dinikmati hanya dengan snorkeling. Jernihnya air laut disini membuat aktivitas snorkeling menjadi sangat menyenangkan. Ada banyak gugusan terumbu karang dan ikan dengan berbagai macam warna yang siap menyapa kita. Hanya dengan mengapung dipermukaan, kita suda bisa menari-nari bersama ikan pari, wobbegong (hiu karpet), walking shark (epaullete shark), nudibranch yang berwarna oranye, giant clam, bargibanti pygmy seahorse, dan masih banyak lagi. Seruuuu!!! 🙂
pesona bawah laut Raja Ampat (sumber: www.diverajaampat.com)
pesona bawah laut Raja Ampat (sumber: www.epariwisata.com)
Puas menjelajahi bawah laut Raja Ampat jangan sampai lupa menikmati keindahan alamnya ya. Menurutku salah satu cara yang paling asyik untuk menikmati Pulau-pulau yang tersebar di Raja Ampat adalah dengan island hopping. Island hopping secara harafiah berarti singgah dari satu pulau ke pulau lainnya. Sembari meyambangi Pulau-pulau kecil tersebut, kita bisa duduk santai menikmati hembusan angin dan lembutnya pasir putih yang siap memanjakan siapapun. Aku sudah bisa membayangkan duduk di pinggir pantai sembari menikmati moment sunset dan sunrise. Ahh .. rasanya pasti seperti berada di surga ya. 😉 Memang tidak ada atraksi khusus yang bisa kita saksikan saat island hopping selain menikmati keindahan dalam dan tentunya berinteraksi dengan penduduk setempat, tapi bukan berarti island hopping jadi membosankan.Bayangkan puluhan pulau-pulau kecil yang memiliki keindahannya masing-masing. Dari mulai pasir putih yang tersebar di sekeliling pantai, hijaunya pepohonan, hingga gua-gua kecil menunggu untuk kita eksplorasi. Kerennn!! 😉
Penduduk setempat akan menyambut semua pengunjung dengan keramahan khas Papua yang menyenangkan. Kalau beruntung kita bahkan bisa bermain dan berenang bersama anak-anak kampung yang polos dan lucu. Bukankah traveling itu tak sekedar bersenang-senang tetapi juga mengenal budaya setempat dan keraifan lokal? Melalui masyarakat setempat kita bisa memahami bagaimana selama ini mereka berjuang melestraikan ekosistem yang ada di Raja Ampat. Nelayan setempat biasa menangkap ikan dengan cara tradisional, seperti memancing tanpa menggunakan umpan atau dikenal dengan istilah Bacigi. Mereka juga menerapkan sasi, yaitu larangan menangkap jenis ikan tertentu pada waktu tertentu sehingga keseimbangan ekosistem laut terjaga. Bagi penduduk setempat laut laksana ibu yang senantiasa memberikan kehidupan dari hulu hingga hilir sehingga kelestariannya adalah tanggung jawab bersama.
anak-anak Raja Ampat yang lucu 🙂 (sumber: www.travel.detik.com)
Masih ada satu aktivitas seru yang wajib dicoba di Raja Ampat, bird watching. Salah satu kekayaan alam papua yang sudah tersohor hingga manca negara adalah Bird of Paradise. Ya .. surga Papua memang dipenuhi mahluk cantik seperti Burung Cendrawasih. Kegiatan ini bisa dilakukan dengan mengunjungi Desa Sawinggrai, di Selatan Pulau Gam. Namanya juga burung surga, tentunya tak mudah untuk bisa menikmatinya. Kita dianjurkan untuk sampai dilokasi pada pukul 06.00. Burung Cendrawasih biasanya hinggap di pepohonan yang tinggi, jadi kita harus menengadah untuk menikmati si cantik berbulu merah menyala ini.
siapa tahu beruntung bisa ketemu Bird f Paradise (sumber foto: www.tabloidjubi.com)
Sempurna Bukan Berarti tak Terjangkau Sempurna. Mungkin itulah kata yang tepat untuk menggambarkan Raja Ampat dengan sejuta pesonanya dan alangkah sempurnanya hidup ini bila suatu hari nanti impian traveling ke Raja Ampat terwujud. Bukan hal yang tidak mungkin karena ada banyak cara untuk menuju Raja Ampat. Raja Ampat tak hanya bisa dinikmati wisatawan asing berkantong tebal, kita orang Indonesia lah yang harus menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan mengabarkan keindahan Raja Ampat pada dunia luar.
Backpacking ke Raja Ampat bukanlah hal yang mustahil. Ternyata cukup dengan Rp. 10.000.000 dan kita sudah bisa mencapai surga dunia ini. Sudah termasuk ongkos tiket pulaung pergi lho. Dimulai dari Sorong sebagai pintu gerbang menuju Raja Ampat, kemudian naik kapal sewaan menuju Wayag atau Misool. Biaya transportasi dan biaya hidup yang cukup tinggi dapat disiasati dengan traveling berjamaah alias beramai-ramai. Biaya sewa kapal yang mencapai 7-10 jutaan bisa ditanggung bersama 10 sampai 15 orang travelmates, jadi terasa lebih ringan kan? Yuk ah siapa yang mau daftar jadi travelmatesku ke Raja Ampat?? Tahun depan insyaallah kita berangkat ya. 🙂
Pulau Misool, Raja Ampat (sumber: www.indonesia.travel)
Sumber referensi:
Jangan Mati Dulu Sebelum ke Raja Ampat (Mayawati Nur Halim, 2014) www.m.okezone.com/…/2014…/sby-hadiri-puncak-Sail-Raja-Ampat-2014/ www.gorajaampat.com/road-to-sail-raja-ampat www.indonesia.travel/en/raja-ampat www.tabloidjubi.wordpress.com/menjaga-potensi-laut-di-Raja-Ampat-dengan-kearifan-lokal
Assalamualaikum Sahabats 🙂
Perjalanan di Banda Aceh masih berlanjut nih. Kali ini kita melipir agak jauh dari kota Banda Aceh yuk, tepatnya di Kabupaten Aceh Jaya. Cukup 1,5 – 2jam perjalanan aja dengan motor atau mobil, tepatnya di jalan lintas nasional menuju daerah Pantai Barat Aceh. Sebelum memasuki kota Meulaboh, kita akan sampai di sebuah gunung. Gunung Geureutee (dibaca: Grute) namanya. 🙂
Gunung Geurutee biasa dijadikan sebagai rest area bagi orang-orang yang melakukan perjalanan ke Pantai Barat Aceh, tapi nggak jarang juga sih warga yang memang sengaja mampir kesini untuk menikmati pemandangan yang keren bingiittss. Seperti aku yang sore itu merengek (tepatnya sih memaksa) kakak iparku untuk membawa kami ke Gunung Geureutee hehehe. 😛 Sepanjang jalan menuju Geurutee banyak banget yang jualan durian. Kakak ipar dan abang sih girang banget, sedangkan aku bersembunyi di dalam mobil. Menolak keras untuk keluar saking nggak tahan dengan buah yang satu ini. Untunglah sebelum berangkat kakakku yang baik hati udah membekali aku dengan sekantung besar rambutan. Jadi tenanglah aku di dalam mobil sendirian. 😉
akses jalan menuju Geureutee, sempit tapi mulus 😉
Kami sengaja datang sore hari ke Geurutee karena memang saat senja adalah saat terbaik untuk menikmati Geureutee. Waktu senja di Aceh berbeda lho dengan waktu senja di Jawa. Aceh yang berada di ujung Barat Indonesia waktunya sedikit lebih panjang dari Pulau jawa dan sebagian Sumatra meskipun masih termasuk dalam kawasan WIB (Waktu Indonesia Barat). Disini matahari kembali ke peraduan sekitar pukul 18.30, dan magrib sekitar pukul 19.00. jadi sebaiknya berangkatlah dari Banda Aceh selepas ashar, kira-kira pukul 16.30.
pemandangan dari Puncak Geureutee
Di Puncak Gunung Geureutee banyak pondokan yang bisa kita pilih untuk duduk sejenak menikmati lukisan Allah yang Maha sempurna ini sambil nyeruput kopi Sanger (kopi Aceh). Badan jadi hangat, mata pun termanjakan oleh pemandangan alam yang luar biasa indahnya. Dari Puncak Geureutee kita bisa melihat pulau-pulau kecil yang tersebar di sekitar Banda Aceh. Birunya lautan berpadu dengan hijaunya pulau-pulau kecil dan bonusnya adalah langit senja yang jingga merona. Subhanallah, speechless kami dibuatnya. Sungguh sebuah mahakarya Sang Maestro. 😉
Pulaunya kecil dan hijau itu sepertinya sih tak berpenghuni. Pastinya bakalan lebih seru kalau bisa sekalian island hopping yah. Semoga Pemerintah daerah Aceh bisa segera melengkapi fasilitas wisata di Gunung Geurutee. Sayang rasanya keindahan yang luar biasa ini hanya bisa dinikmati dari jauh dan belum terlalu bisa dituai hasilnya oleh penduduk sekitar. Yakin banget kalau sudah ada paket wisata island hopping, area ini bakalan makin meriah deh. 😉 Nah sambil menunggu impian itu terealisasi kita nikmati aja dulu keindahan Puncak Geurutee yuk. Bersyukur dan bahagia banget terlahir di negeri surga seperti Indonesia ini. Thank you Allah. 🙂
Happy traveling guys 🙂
Tergila-gila akan keindahan pantai Indonesia. Yup .. that’s me. Entah karena aku ini titisan putri duyung nan cantik jelita #dilarangemosi atau karena kemilau birunya air laut yang diterpa sinar matahari memang selalu berhasil membuatku terpesona, yang jelas aku selalu rindu untuk kembali ke pantai. Beruntung aku tinggal di Indonesia, negara terbaik untuk menikmati eksotisme pantai tropis. 😉
Aku memulai jalan-jalan kali ini di sebuah kota yang terletak di ujung Pulau Jawa. Kota yang biasanya hanya dijadikan tempat persinggahan orang-orang yang hendak menyebrang ke Pulau Bali. Kota yang sering kali terlupakan, padahal memiliki keindahan alam yang luar biasa. Aku menemukan surga disini, di kota Banyuwangi.
Banyuwangi memiliki 3 Taman Nasional yang masih sangat alami dan luar biasa indahnya, Taman Nasioanl Alas Purwo, Taman Nasional Baluran, dan Taman Nasional Meru Betiri. Kali ini kami memutuskan untuk singgah di sebuah pantai yang masuk dalam area Taman Nasional Meru Betiri karena aku penasaran sekali ingin melihat sendiri keindahan Teluk Hijau. Sebuah Pantai berpasir putih dengan air yang hijau. Yup .. hijau bukan biru seperti umumnya pantai. 🙂
Keindahan Teluk Hijau bahkan sudah jadi bahan pembicaraan para traveler manca negara yang biasa menyebut lokasi ini dengan Green Bay. Saking terpesonanya mereka dengan Teluk Hijau, mereka mensejajarkan keindahannya dengan Phuket dan Phi Phi island di Thailand. Kalau buatku sih, Teluk Hijau masih jauh lebih cantik dan alami.
Pintu Masuk Taman Nasional Meru Betiri
Setelah 8 jam perjalanan dari Sidoarjo kami langsung mengarahkan mobil pada tujuan utama hari itu. Teluk Hijau terletak di Kabupaten Banyuwangi, tepatnya di Desa Sarongan, kecamatan Pesanggrahan, Banyuwangi, Jawa Timur. Untuk menuju ke Teluk Hijau kami terpaksa menitipkan mobil pada seorang kawan untuk kemudian meneruskan perjalanan dengan motor. Jalanan yang sempit dan berbatu tak memungkinkan untuk dilewati mobil, sehingga satu-satunya alat transportasi yang memungkinkan hanyalah motor.
Perjuangan belum berhenti disitu saudara-saudara. Untuk mencapai Teluk Hijau, kami masih harus berjalan sekitar 1km melewati bukit dan hutan karena Teluk Hijau terletak di balik tebing. Jangan membayangkan jalan yang mulus beraspal. Sepanjang kaki melangkah kita akan melewati jalan setapak yang curam dan berbatu. Pemandangan yang akan kita nikmati adalah hutan dengan pepohonan besar dan rindang. Aku harus berkali-kali menyemangati Nadia yang mulai kelihatan lelah. Jangankan Nadia, kami yang dewasa aja ngos-ngosan menembus medan yang berat ini. Fyuuuhh…. #lapkeringet
Jalan setapak yang harus dilalui untuk menuju TKP
Memang butuh perjuangan yang tak sedikit untuk mencapai Teluk Hijau, tapi bukankah untuk meraih sesuatu itu butuh perjuangan? Apalagi untuk menikmati sebuah lukisan Allah yang tanpa cela ini. It really worth fighting for. 🙂
Alhamdhulilah medan sulit pun terlewati setelah menemukan sebuah pantai yang penuh dengan batu. Penduduk setempat menyebutnya Pantai Batu. Di bibir pantai tidak nampak ada pasir hanya ada bebatuan. Aneh ya. 🙂 Katanya si pasir pantai ini tertutup bebatuan yang datang bersama gulungan Tsunami yang sempat mampir di lokasi ini tahun 1994. Nggak perlu berlama-lama disini, karena tujuan utama sudah menanti di balik bukit. Yuk.. mariiii…. 😉
Ini dia Pantai Batu 🙂
“Subhanallah!” kata itu terucap berkali-kali dari mulutku sesaat setelah kami tiba di bibir Teluk Hijau. Rasanya aku tak bisa menemukan kata lain untuk mengungkapkan keindahan Teluk Hijau. Ini sih beneran surga! Lokasi pantai yang tersembunyi, membuatnya jarang terjamah manusia. Butiran pasir putih yang lembut berpadu air yang jernih kehijauan jika dilihat dari jauh. Hijaunya air di Teluk Hijau ini karena perairannya yang dangkal dan di dasarnya banyak terdapat ganggang (algae) yang memantulkan warna hijau. Sinar matahari di sore hari membuat hijaunya air makin berkilauan, persis seperti batu zamrud. Subhanallah … keren bangeett. 🙂
1km to go … ayo semangattt!!!
Lelah yang sejak tadi sudah menumpuk hilang seketika saat melihat lukisan alam yang sempurna ini. Pasir putih yang lembut, desiran angin pantai yang lembut membuat hati jadi adem dan ayem hehehe. Bukan cuma mata yang dimanjakan pemandangan luar biasa, telinga pun ikut menikmati musik dari laut. Aku selalu suka suara ombak yang pecah diantara karang-karang besar, rasanya alam sedang bernyanyi menyambut kedatangan kami. Lebay?? Biarlah… Siapa juga yang nggak terpesona melihat Pantai yang seindah ini? Suasana hati seketika berubah melankolis hehehe. 🙂
Gulungan ombak sudah melambai-lambai menyambut kedatangan kami dengan mesra. Segera setelah meletakkan barang bawaan kami, Aku dan Nadia segera berlarian menuju bibir Teluk Hijau untuk menyapa si cantik nan hijau berkilau diterpa sinar mentari sore. Waktunya main air… yaaayyy… 🙂
Hanya ada beberapa orang di Teluk Hijau sore itu, rasanya seperti bermain di Pantai pribadi. Mau jejingkrakan, teriak-teriak, main air, suka-suka hati lah pokoknya. Eh tapi ini pantai perawan jadi nggak ada yang menyewakan alat diving atau snorkeling, penjual makanan pun nggak ada. Cara terbaik untuk menikmati teluk Hijau ya dengan cara alami yang sederhana.
the amazing Teluk Hijau
the amazing Teluk Hijau
Duduk di bawah pohon sambil menikmati bekal yang sudah kita siapkan dari rumah sambil memandang ombak yang silih berganti menyapa bibir Teluk Hijau. Melepas lelah sembari menikmati bekal yang sudah aku siapkan dari rumah, snack ringan, mi instant dan beberapa kaleng Liang Teh Cap Panda untuk mengembalikan energy yang sudah terkuras seharian. Jangan sampai setelah liburan selesai kita jadi sakit cuma karena panas dalam, kan ada Liang Teh Cap Panda yang selalu berhasil mengusir panas dalam dan bikin badan kembali bugar. Cara yang sederhana tapi sempurna. 😉
Eits … setelah liburan dan jalan-jalannya usai, sampah-sampahnya jangan dibuang sembarangan. Jangan sampai keindahan Teluk Hijau memudar karena tangan-tangan manusia yang nggak bertanggung jawab. Kalau bukan kita sendiri yang menjaga keindahan alam Indonesia, siapa lagi? 😉
Subhanallah ya cantiknya 😉
Tak perlu jauh-jauh pergi ke negeri orang untuk mencari surga, karena tanah tumpah darah kita adalah surga. Gunung dan Pantainya adalah lukisan kesempurnaan dan kebesaran Sang Maha Kuasa. 🙂
Happy traveling. 🙂
ke Green Bay yuuk 🙂
JANGAN MENINGGALKAN APAPUN KECUALI JEJAK
JANGAN MENGAMBIL APAPUN KECUALI FOTO
JANGAN MEMBUNUH APAPUN KECUALI WAKTU
Masjid Cheng Ho, Pandaan, didirikan oleh persatuan Muallaf Tionghoa Jawa Timur. Bangunannya merupakan perpaduan dari tiga kebudayaan, Arab, Jawa, dan China. Bagiku masjid ini adalah simbol dari bagaimana Islam menghargai dan memuliakan perbedaan. Islam tidak pernah memaksakan ajarannya. Ia melebur dalam kebudayaan manusia dan menyempurnakan kehidupan penganutnya.
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al Hujurat: 13)
A mom who loves to explore the world, teach little hearts, and whip up delicious meals along the way. I share our adventures, travel tips, and recipes inspired by the places we visit. Join me as we discover new corners of the world. 💛✈️🍲
Welcome to Momtraveler – your go-to guide for family adventures, smart travel tips, and everyday mom life. Inspiring families to explore the world, one meaningful journey at a time. Click here for more about me
Nadia's Mom | Traveller | English Teacher and More ...