Assalamualaikum Sahabats …
Sebagai manusia kita pasti pernah terluka atau berada dalam kondisi kelelahan emosional sehingga menyebabkan lelah jiwa raga. Kita semua sudah tahu cara mengatasi kelelahan raga atau sakit pada raga. Pergi ke dokter, minum obat, konsumsi vitamin, atau sekedar istirahat untuk mengembalikan energi. Tapi kalau lelah hati? Adakah obat untuk lelah hati? Ketika emosi terkuras oleh luka batin bagaimana cara kita menyembuhkannya?
Semua orang pasti pernah mengalami luka batin dalam episode kehidupan kita. Entah karena kegagalan, kehilangan seseorang, atau perlakuan negatif dari lingkungan sekitar. Daripada menyimpan semua emosi negatif tersebut dalam hati ternyata Allah sudah mendesain tubuh manusia sedemikian rupa sehingga kita mampu menyembuhkan luka batin yang kita alami.
Self healing adalah sebuah proses menyembuhkan luka batin dengan melibatkan kekuatan diri secara penuh untuk bangkit dari penderitaan. Tanpa bantuan orang lain, tanpa media apapun. Self-healing membantu kita mengenali pikiran dan perasaan negatif yang selama ini mengurung diri. Setelah mengenali dan menerimanya, kita akan mampu mengurai satu persatu masalah yang membebani pikiran dan perasaan kita tadi. Tujuannya bukan mengingat-ingat luka yang telah berlalu, tetapi mengajak kita untuk lebih memahami diri.
Menurut pakar kesehatan holistik Reza Gunawan self healing bersifat universal, tidak mengacu agama manapun, praktis, dan dipelajari secara masuk akal. Filosofinya bertumpu pada manusia sebagai unit yang lengkap antara badan, batin, dan energinya. Setiap orang punya metodenya sendiri untuk mengatasi luka batin yang dialami. Aku sendiri punya satu metode yang aku rasakan ampuh menghempaskan semua emosi negatif dalam diri. Traveling. Yes, betul Sahabats, ketika sebagian orang menganggap traveling hanya menghamburkan uang atau sekedar untuk memenuhi timeline sosmed dengan foto-foto cantik, ternyata banyak hikmah dan manfaat yang bisa kita ambil dari traveling. Traveling can be a good self healing method.

Menyembuhkan Luka di Vancouver
Alkisah saat itu aku sedang berjuang menyelesaikan skripsi S1 ku Sahabats dan tetiba datanglah sepucuk undangan pernikahan dari Jogjakarta. Tahu nggak siapa yang nikah? Pacarku. Aku bilang pacar karena saat itu status kami masih pacaran meskipun lagi tahap menjeda karena beberapa bulan terakhir lagi banyak banyak pertengkaran yang kami alami. Aku pikir karena LDR yang kami jalani rupanya di sana sudah ada perempuan lain yang kemudian jadi istrinya. Sebagai pelengkap penderitaanku waktu itu aku lagi menyelesaikan skripsi. Situasinya udah kaya sinetron banget.
Luka batin yang waktu itu kualami aku coba tutupi dengan semangat mengerjakan skripsi. Dari pagi sampai malam di perpustakaan, malamnya ngetik, pagi balik lagi ke perpus gitu aja terus supaya sakit hatinya nggak sempat terasa. Eh ujian ternyata masih berlanjut dong. Dosen pembimbingku pergi meninggalkan aku karena mengikuti Sandwich program di Amerika. “You can do it without me,” se-simple itu pesan beliau saat aku menyerahkan draft bab 4 untuk kedua kalinya. Setelah memberikan beberapa arahan dan revisi yang harus kukerjakan kami berpisah dan itulah hari terakhirku bertemu dengan beliau. Bahkan saat aku sidang skripsi beliau tidak mendampingiku. Ditinggalkannya aku berjuang sendiri tapi alhamdhulilah aku berhasil lulus dengan nilai A.
Skripsi selesai aku mulai kehilangan arah, rasa sakit mulai menjalar lagi di hati, terlebih di hari H pernikahan sang mantan. Tapi Allah Maha Baik di saat bersamaan papa dapat undangan seminar di Vancouver Canada dan papa mengajak aku ikut bersama beliau karena beliau tahu kesulitan yang sedang aku hadapi. Perjalanan pertama keluar negeri, hanya berdua sama papa tercinta, it was a moment to remember for the rest of my life.
Travel Shifts My Mood
Berada nun jauh di negeri orang dengan suasana dan pemandangan yang jauh berbeda dari negeri sendiri benar-benar bisa mengalihkan emosi negatif yang sedang aku rasakan. Melupakan semua rutinitas dan memperkenalkan sesuatu yang baru pada panca indera dan otak ternyata ampuh mengubah semua energi negatif menjadi positif. Aku jadi lebih fokus pada semua pengalaman baru yang aku rasakan.
In my opinion traveling memiliki kemampuan untuk memperluas pikiran kita dengan cara unik. Ketika berinteraksi dengan dunia sekitar, seseorang dapat menemukan hasrat dan tujuan baru untuk hidup. Menghadapi kesulitan dalam lingkungan yang tidak dikenal, di antara orang-orang baru memaksa kita untuk belajar dan menyesuaikan hidup yang berada di luar zona nyaman. Semakin banyak tantangan yang kita hadapi selama perjalanan, semakin banyak kebaikan yang kita rasakan, At the end of the day kita menjadi menjadi lebih tangguh, secara mental dan emosional tumbuh dewasa.

New Places, New Hopes
Menjelajahi tempat-tempat baru juga dapat memberi kita fresh start setelah pulih dari semua kekacauan emosi dalam diri. Pengalaman baru membantu me-refresh otak kita sehingga meningkatkan mood dan kepercayaan diri lagi. Menurut beberapa buku yang aku baca orang menemukan tujuan hidup dan mengalami pertumbuhan diri saat mereka bepergian karena memberi mereka pengalaman langsung tentang orang baru dan tempat baru.
Di Vancouver aku melihat salju untuk pertama kalinya di salah satu resort ski terbesar di dunia, Whistler, mencoba naik kereta gantung, lihat beruang Grizly, mencoba semua transportasi umum, dan yang paling nggak terlupakan adalah jalan sendiri dari hotel ke toko buku. Meskipun jaraknya cuma beberapa blok tapi ketegangan dan keseruannya masih bisa aku ingat sampai sekarang. Semua pengalaman berharga itu bikin aku jadi lebih percaya diri dan yakin kalau semua ketetapan Allah adalah yang terbaik. Mungkin kalau nggak patah hati begini aku nggak akan pernah bisa menjejak ke Vancouver.

I am One Grateful Soul
Banyak dari kita cenderung menerima begitu saja apa yang kita miliki dan lupa bersyukur. Ketika ada yang tidak sesuai dengan keinginan kita terjadi kita jadi stres dan frustrasi. Keluar dari zona nyaman menyadarkan kita betapa berharganya hidup yang kita punya. Orang-orang yang kita jumpai selama perjalanan bisa jadi pengingat untuk memperlakukan orang lain dengan kebaikan yang sama, di mana pun kita berada, dan untuk bersyukur atas semua kebaikan yang Allah berikan. “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambahkan nikmat-Ku kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangatlah pedih”. – (Q.S Ibrahim: 7)
Perjalanan selama 10 hari di tahun 2005 lalu membawa banyak pelajaran dan kenangan manis buatku. Semenjak itu aku jadi paham seberat apapun ujian yang aku hadapi, serumit apapu rasa yang ada di hati, traveling selalu bisa menyembuhkan semua lukaku.
Traveling bukan berarti liburan selama sebulan di negara asing atau ke tempat yang eksotis. Melakukan perjalanan selama beberapa hari ke tempat terdekat dapat membantu merileks-kan pikiran. Traveling juga tentang memasukkan sesuatu yang baru dan menarik ke dalam hidup kita, mencoba belajar dari pengalaman dan menerapkan pembelajaran ke dalam hidup kita sehari-hari agar jadi lebih damai, mengasyikkan, dan jauh lebih bahagia.
Perjalanan yang kita lakukan akan menjadi sumber inspirasi tanpa akhir, yang dapat menyembuhkan diri secara emosional dengan caranya yang unik. Semua kebuntuan hati dan pikiran perlahan akan terbuka dan akhirnya kita kembali menemukan diri kita. That is why traveling is considered as a form of self healing.

Assalamualaikum Sahabats ….
Nggak berasa ya Sahabats kita sudah hampir memasuki 10 hari terakhir Ramadhan. Biasanya di masa-masa ini selain sibuk meningkatkan ibadah, kita juga mulai belanja baju baru buat lebaran, bebikinan kue untuk menyambut tamu yang datang silaturahmi, bahkan mulai bersiap pulang kampung. Memang nggak ada yang bisa mengalahkan suasana lebaran di kampung halaman. Syahdu, begitulah rasanya berlebaran di kampung halaman tercinta, bumi serambi Mekkah, Nanggroe Aceh Darussalam.
Suasana Ramadan tahun ini semuanya berubah ya Sahabats. Ramadhan di tengah pandemi covid 19 membuat kita kehilangan beberapa momen sakral seperti shalat tarawih berjamaah di masjid, tadarus bareng, bahkan mungkin nggak bisa lagi i’tikaf di malam -malam terakhir Ramadhan nanti. Tapi jangan sampai suasana yang haru biru ini bikin kita kehilangan inti dari bulan Ramadhan. Pintu masjid boleh saja ditutup tapi pintu maaf Allah selalu terbuka untuk kita. Semangat. 🙂
Anyway menjelang Idul Fitri apa saja yang sudah Sahabats siapkan? Kalau kami sih sudah mengikhlaskan rencana mudik ke Aceh. Berarti tahun ini masuk tahun ketiga kami nggak bisa pulang mudik. Sedih? banget. Bayangkan memendam rindu sama keluarga selama 3 tahun, tapi apa mau dikata hanya bisa berharap Covid 19 segera usai.
Sebagai pengobat rindu pada bumi serambi Mekkah di-postingan kali ini aku mau berbagi cerita tentang keseruan lebaran di Aceh. Sebagai satu-satunya provinsi di Indonesia yang menerapkan syariat Islam secara menyeluruh perayaan hari besar Islam amat sangat terasa di sana. Dimulai dari penyambutan akan datangnya bulan Ramadhan hingga persiapan lebaran semuanya dilandaskan oleh ajaran Islam. Aku share ya beberapa tradisi lebaran yang unik di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan tradisi lebaran di keluarga kami juga. 🙂
Meugang
Meugang (dibaca megang) adalah tradisi memasak daging dan menikmatinya bersama keluarga, kerabat dan yatim piatu oleh masyarakat Aceh. Meugang atau Makmeugang adalah tradisi menyembelih kurban berupa kambing atau sapi yang dilaksanakan setahun tiga kali, yakni sehari sebelum Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha. Biasanya akan memasak daging di rumah, setelah itu dibawa ke masjid untuk makan bersama tetangga dan warga yang lain.

gulai kambing khas Aceh
FYI ya Sahabats tradisi Meugang sudah dilaksanakan sejak ratusan tahun yang lalu di Aceh. Meugang dimulai sejak masa Kerajaan Aceh di tahun 1607 – 1636. Kala itu Sultan Iskandar Muda memotong hewan dalam jumlah banyak dan dagingnya dibagikan secara gratis kepada seluruh rakyatnya sebagai rasa syukur atas kemakmuran rakyatnya dan rasa terima kasih kepada rakyatnya. Hingga kini tradisi Meugang masih mengakar dalam kehidupan masyarakat Aceh, maka Meugang tetap dilaksanakan hingga saat ini dalam kondisi apapun, termasuk saat Covid 19 tentunya dengan protokol kesehatan yang sudah disiapkan pemerintah setempat.
Semua kalangan melakukan tradisi meugang ini sebagai ungkapan syukur pada Allah atas rejeki yang sudah didapatkan selama ini. Selain itu tradisi meugang juga menjadi simbol tanggung jawab seorang laki-laki sebagai pemimpin keluarga dan pencari nafkah utama. Membeli daging adalah perlambang seorang ayah mampu menafkahi keluarganya dengan baik.
Kami biasanya sampai di Aceh H-2 supaya bisa ikut tradisi Meugang di rumah. Biasanya kami akan kumpul di rumah mamak mertua dan masak di bagian belakang rumah. Ada semacam bale-bale tempat kami biasa kumpul sambil ngobrol dan kangen-kangenan sama kakak-kakak. Abang adalah anak ke 10 dari 10 bersaudara, dan biasanya kami yang rantau di Jawa atau kota lain di Aceh janjian untuk pulang bareng. Sahabats kebayang kan gimana ramenya rumah mamak saat lebaran tiba? 🙂
Membuat Kue Timphan Bersama Keluarga
Timphan adalah kue khas Aceh yang wajib ada saat perayaan Idul Fitri dan Idul Adha untuk disajikan pada tamu yang datang berkunjung. Saking spesialnya kue timphan ini, ada pepatah khas Aceh yang bisa menggambarkannya. “ìUroe goet buluen goet Timphan ma peugoet beumeuteme rasaî,” yang artinya, hari baik, bulan baik, Timphan buatan ibu harus dapat kurasakan.

Jadi selain masak-masak menu daging untuk tradisi meugang, dapur juga akan sibuk bebikinan Timphan. Timphan adalah makanan lembek berbalut daun pisang muda dengan berbagai isian. Salah satu yang paling terkenal adalah Timphan rasa srikaya. Pos aku dibagian mengisi timphan dan membungkusnya dengan daun pisang muda,0 tentunya sambil meng-update cerita dan gosip sama kakak dan ponakan tercinta.
Jak Bak Guree
Bagi orang Aceh, guru mengaji adalah salah satu orang yang paling dihormati dan akan selalu dikunjungi saat hari lebaran. Jak Bak Guree adalah tradisi berkunjung ke rumah guru mengaji dan sungkem pada beliau sembari tentunya berterima kasih atas ilmu yang telah diberikan. Dari mulai anak kecil hingga orangtua biasanya akan mengunjungi rumah sang guru segera setelah selesai shalat Ied.
Kebetulan guru mengaji abang ya ayahnya sendiri jadi kami nggak melakukan tradisi tersebut tapi banyak menerima tamu bahkan setelah ayah mertua nggak ada. Semasa hidup ayah mertua adalah Imam masjid di kampung dan sesuai adat setempat Imam Masjid adalah salah satu orang yang cukup dihormtai di desa. Alhamdhulilah bahkan setelah 12 tahun ayah meninggal masih banyak yang berkunjung dan silaturahmi ke rumah beliau. Allohummaghfirlahu warhamhu wa’aafihi wa’fu ‘anhu.

Takbiran di Meunasah
Tradisi ini hanya untuk para lelaki Sahabats. Pada malam lebaran mereka semua akan kumpul di meunasah (mushala) atau masjid untuk bertakbir. Sekarang ini pasca perjanjian damai di Aceh masyarakat mulai mengenal takbir keliling. Acara ini biasanya berakhir di warung kopi, tau kan kalau orang Aceh paling hobi ngopi-ngopi? 🙂
Piknik Keluarga
Nah kalau yang satu ini adalah kebiasaan keluarga kami sih. Setelah acara silaturahmi keluarga usai, biasanya hari lebaran ketiga kami akan piknik bareng. Dari kota Langsa (rumah mamak mertua) kami akan pergi ke Banda Aceh (12 jam peejalanan darat) sambil tentunya mampir ke beberapa kota yang kami lewati untuk wisata kuliner. Mobil kami udah kaya konvoi aja Sahabats, berjajar mungkin ada 10 mobil karena masing-masing keluarga bawa 1 mobil. Alhamdhulilah hampir semua keluarga di Aceh hobi jalan jadi selalu bahagia bisa jalan sama mereka. Kami yang dari jauh ini akan dibawa tur ke tempat-tempat wisata andalan Aceh.

Sebagai menantu terakhir dan yang paling jauh aku merasa dimanjakan banget. Selalu aja apa yang aku request akan dipenuhi oleh kakak-kakak. Sejauh apapun mereka akan dengan senang hati mengantarkan kami jalan. Kalau aku sih selalu request yang nggak pernah jauh dari pantai karena pantai di Aceh cantik luar biasa.
Rencananya tahun ini kami semua mau menjelajah pulau Banyak di Aceh Selatan yang gosipnya nggak kalah cantik sama Belitung. We’ll see semoga Allah segera wujudkan rencana kami liburan ke sana.
Banyak cara dan tradisi unik di setiap kota untuk merayakan Idul Fitri dan itulah beberapa tradisi lebaran di Aceh yang sampai saat ini masih selalu dilaksanakan oleh masyarakatnya. Postingan ini asli bikin aku nostalgia dan jadi pengobat rindu kakak dan abang nun jauh di sana. Semoga Allah selalu menjaga kalian semuanya ya. Miss you all so much.
Sebelum aku berakhir mewek, boleh dong aku di share keseruan tradisi lebaran di kampung halaman Sahabats? Share di kolom komentar ya. 🙂
Assalamualaikum Sahabats ….
Nggak berasa ya Sahabats kita sudah hampir memasuki 10 hari terakhir Ramadhan. Biasanya di masa-masa ini selain sibuk meningkatkan ibadah, kita juga mulai belanja baju baru buat lebaran, bebikinan kue untuk menyambut tamu yang datang silaturahmi, bahkan mulai bersiap pulang kampung. Memang nggak ada yang bisa mengalahkan suasana lebaran di kampung halaman. Syahdu, begitulah rasanya berlebaran di kampung halaman tercinta, bumi serambi Mekkah, Nanggroe Aceh Darussalam.
Suasana Ramadan tahun ini semuanya berubah ya Sahabats. Ramadhan di tengah pandemi covid 19 membuat kita kehilangan beberapa momen sakral seperti shalat tarawih berjamaah di masjid, tadarus bareng, bahkan mungkin nggak bisa lagi i’tikaf di malam -malam terakhir Ramadhan nanti. Tapi jangan sampai suasana yang haru biru ini bikin kita kehilangan inti dari bulan Ramadhan. Pintu masjid boleh saja ditutup tapi pintu maaf Allah selalu terbuka untuk kita. Semangat. 🙂
Anyway menjelang Idul Fitri apa saja yang sudah Sahabats siapkan? Kalau kami sih sudah mengikhlaskan rencana mudik ke Aceh. Berarti tahun ini masuk tahun ketiga kami nggak bisa pulang mudik. Sedih? banget. Bayangkan memendam rindu sama keluarga selama 3 tahun, tapi apa mau dikata hanya bisa berharap Covid 19 segera usai.
Sebagai pengobat rindu pada bumi serambi Mekkah di-postingan kali ini aku mau berbagi cerita tentang keseruan lebaran di Aceh. Sebagai satu-satunya provinsi di Indonesia yang menerapkan syariat Islam secara menyeluruh perayaan hari besar Islam amat sangat terasa di sana. Dimulai dari penyambutan akan datangnya bulan Ramadhan hingga persiapan lebaran semuanya dilandaskan oleh ajaran Islam. Aku share ya beberapa tradisi lebaran yang unik di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan tradisi lebaran di keluarga kami juga. 🙂
Meugang
Meugang (dibaca megang) adalah tradisi memasak daging dan menikmatinya bersama keluarga, kerabat dan yatim piatu oleh masyarakat Aceh. Meugang atau Makmeugang adalah tradisi menyembelih kurban berupa kambing atau sapi yang dilaksanakan setahun tiga kali, yakni sehari sebelum Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha. Biasanya akan memasak daging di rumah, setelah itu dibawa ke masjid untuk makan bersama tetangga dan warga yang lain.

gulai kambing khas Aceh
FYI ya Sahabats tradisi Meugang sudah dilaksanakan sejak ratusan tahun yang lalu di Aceh. Meugang dimulai sejak masa Kerajaan Aceh di tahun 1607 – 1636. Kala itu Sultan Iskandar Muda memotong hewan dalam jumlah banyak dan dagingnya dibagikan secara gratis kepada seluruh rakyatnya sebagai rasa syukur atas kemakmuran rakyatnya dan rasa terima kasih kepada rakyatnya. Hingga kini tradisi Meugang masih mengakar dalam kehidupan masyarakat Aceh, maka Meugang tetap dilaksanakan hingga saat ini dalam kondisi apapun, termasuk saat Covid 19 tentunya dengan protokol kesehatan yang sudah disiapkan pemerintah setempat.
Semua kalangan melakukan tradisi meugang ini sebagai ungkapan syukur pada Allah atas rejeki yang sudah didapatkan selama ini. Selain itu tradisi meugang juga menjadi simbol tanggung jawab seorang laki-laki sebagai pemimpin keluarga dan pencari nafkah utama. Membeli daging adalah perlambang seorang ayah mampu menafkahi keluarganya dengan baik.
Kami biasanya sampai di Aceh H-2 supaya bisa ikut tradisi Meugang di rumah. Biasanya kami akan kumpul di rumah mamak mertua dan masak di bagian belakang rumah. Ada semacam bale-bale tempat kami biasa kumpul sambil ngobrol dan kangen-kangenan sama kakak-kakak. Abang adalah anak ke 10 dari 10 bersaudara, dan biasanya kami yang rantau di Jawa atau kota lain di Aceh janjian untuk pulang bareng. Sahabats kebayang kan gimana ramenya rumah mamak saat lebaran tiba? 🙂
Membuat Kue Timphan Bersama Keluarga
Timphan adalah kue khas Aceh yang wajib ada saat perayaan Idul Fitri dan Idul Adha untuk disajikan pada tamu yang datang berkunjung. Saking spesialnya kue timphan ini, ada pepatah khas Aceh yang bisa menggambarkannya. “ìUroe goet buluen goet Timphan ma peugoet beumeuteme rasaî,” yang artinya, hari baik, bulan baik, Timphan buatan ibu harus dapat kurasakan.

Jadi selain masak-masak menu daging untuk tradisi meugang, dapur juga akan sibuk bebikinan Timphan. Timphan adalah makanan lembek berbalut daun pisang muda dengan berbagai isian. Salah satu yang paling terkenal adalah Timphan rasa srikaya. Pos aku dibagian mengisi timphan dan membungkusnya dengan daun pisang muda,0 tentunya sambil meng-update cerita dan gosip sama kakak dan ponakan tercinta.
Jak Bak Guree
Bagi orang Aceh, guru mengaji adalah salah satu orang yang paling dihormati dan akan selalu dikunjungi saat hari lebaran. Jak Bak Guree adalah tradisi berkunjung ke rumah guru mengaji dan sungkem pada beliau sembari tentunya berterima kasih atas ilmu yang telah diberikan. Dari mulai anak kecil hingga orangtua biasanya akan mengunjungi rumah sang guru segera setelah selesai shalat Ied.
Kebetulan guru mengaji abang ya ayahnya sendiri jadi kami nggak melakukan tradisi tersebut tapi banyak menerima tamu bahkan setelah ayah mertua nggak ada. Semasa hidup ayah mertua adalah Imam masjid di kampung dan sesuai adat setempat Imam Masjid adalah salah satu orang yang cukup dihormtai di desa. Alhamdhulilah bahkan setelah 12 tahun ayah meninggal masih banyak yang berkunjung dan silaturahmi ke rumah beliau. Allohummaghfirlahu warhamhu wa’aafihi wa’fu ‘anhu.

Takbiran di Meunasah
Tradisi ini hanya untuk para lelaki Sahabats. Pada malam lebaran mereka semua akan kumpul di meunasah (mushala) atau masjid untuk bertakbir. Sekarang ini pasca perjanjian damai di Aceh masyarakat mulai mengenal takbir keliling. Acara ini biasanya berakhir di warung kopi, tau kan kalau orang Aceh paling hobi ngopi-ngopi? 🙂
Piknik Keluarga
Nah kalau yang satu ini adalah kebiasaan keluarga kami sih. Setelah acara silaturahmi keluarga usai, biasanya hari lebaran ketiga kami akan piknik bareng. Dari kota Langsa (rumah mamak mertua) kami akan pergi ke Banda Aceh (12 jam peejalanan darat) sambil tentunya mampir ke beberapa kota yang kami lewati untuk wisata kuliner. Mobil kami udah kaya konvoi aja Sahabats, berjajar mungkin ada 10 mobil karena masing-masing keluarga bawa 1 mobil. Alhamdhulilah hampir semua keluarga di Aceh hobi jalan jadi selalu bahagia bisa jalan sama mereka. Kami yang dari jauh ini akan dibawa tur ke tempat-tempat wisata andalan Aceh.

Sebagai menantu terakhir dan yang paling jauh aku merasa dimanjakan banget. Selalu aja apa yang aku request akan dipenuhi oleh kakak-kakak. Sejauh apapun mereka akan dengan senang hati mengantarkan kami jalan. Kalau aku sih selalu request yang nggak pernah jauh dari pantai karena pantai di Aceh cantik luar biasa.
Rencananya tahun ini kami semua mau menjelajah pulau Banyak di Aceh Selatan yang gosipnya nggak kalah cantik sama Belitung. We’ll see semoga Allah segera wujudkan rencana kami liburan ke sana.
Banyak cara dan tradisi unik di setiap kota untuk merayakan Idul Fitri dan itulah beberapa tradisi lebaran di Aceh yang sampai saat ini masih selalu dilaksanakan oleh masyarakatnya. Postingan ini asli bikin aku nostalgia dan jadi pengobat rindu kakak dan abang nun jauh di sana. Semoga Allah selalu menjaga kalian semuanya ya. Miss you all so much.
Sebelum aku berakhir mewek, boleh dong aku di share keseruan tradisi lebaran di kampung halaman Sahabats? Share di kolom komentar ya. 🙂
Assalamualaikum Sahabats …
Akhir-akhir kita sering banget mendengar berita soal bullying di media sampai rasanya sudah jadi berita yang biasa. Padahal kasus bullying itu kasus yang meninggalkan trauma seumur hidup, apalagi kalau dialami oleh anak-anak. Si korban bisa jadi mengalami trauma seumur hidup sedangkan si pelaku jika dibiarkan bisa jadi akan terus melakukan hal tersebut tanpa merasa bersalah.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Perundungan adalah proses, cara, perbuatan merundung yang dapat diartikan sebagai seseorang yang menggunakan kekuatan untuk menyakiti atau mengintimidasi orang-orang yang lebih lemah darinya. Biasanya dengan memaksanya untuk melakukan apa yang diinginkan oleh pelaku. Dalam bahasa inggris perundungan diartikan sebagai bully.
So bullying dapat kita artikan sebagai perilaku intimidasi yang dapat dilakukan berulang untuk melukai individu baik emosional maupun fisik dan melibatkan ketidakseimbangan kekuatan di mana pelaku mendominasi dan korban menjadi pihak yang lemah. Perilaku semacam ini sering banget terjadi di usia sekolah, bahkan menurut KPAI di tahun 2018 menjadi masalah yang cukup serius dalam dunia pendidikan di Indonesia.

Pengalamanku Ketika Anak di Bully
Pertama kali kami pindah ke Semarang di tahun 2014 kami pernah mengalami masalah ini. Walaupun alhamdhulilah bisa dibilang kasus bullying yang dialami Nadia nggak berlarut-larut bisa segera diatasi tapi sempet juga bikin kami sedih dan bingung.
Waktu itu Nadia kelas 1 SD dan Nadia memang tipe yang pemalu dan nggak terlalu mudah bergaul. Sejak kecil memang dia butuh waktu mengobservasi lingkungan sekitarnya sampai dia bisa merasa nyaman dan menemukan teman yang cocok dengannya. Begitu juga di sekolah barunya. Selain karena banyak diam dan mungkin karena logat Suroboyo nya yang cukup kental (kami dulu tinggal di Sidoarjo) jadi ada beberapa anak yang sering ngejekin Nadia atau melakukan verbal bullying.
Awalnya kami merasa ada sesuatu yang nggak beres adalah Nadia mulai nggak semangat dan susah banget diajak bersiap ke sekolah. Hampir setiap pagi harus kami lalui dengan drama yang berakhir tangisan dan jeritan Nadia. Emak dan bapaknya juga nggak kalah stress menghadapi situasi ini padahal kami juga harus berangkat kerja.

Seperti korban bullying yang biasanya nggak mau mengakui apa yang terjadi begitu pun Nadia. Sampai akhirnya aku ganti ganti strategi dengan mencoba nggak membahas masalah ini dan membiarkan Nadia bolos sekolah beberapa hari. Sambil main di rumah dan beraktivitas bersama barulah dia ngaku kalo selama ini ada beberapa anak yang sering melakukan verbal bullying padanya. Satu diantaranya yang juga anak perempuan malah sempat meludahi mukena Nadia saat shalat berjamaah di sekolah. Alhamdhulilah bu guru sempat melihat dan langsung menegur anak itu.
Peran Orangtua Mengatasi Trauma Bullying Pada Anak
Pasti sedih mendengar apa yang dialami Nadia waktu itu tapi kami juga bersyukur bisa tau ada kasus bullying ini sebelum masalah jadi berkepanjangan. Akhirnya kami berkonsultasi ke saudaraku yang seorang psikolog anak. Sesuai saran beliau peran orangtua menjadi penting untuk menyembuhkan trauma si anak. Kami harus terus ada di dekat si anak dan siap mendengarkan keluh kesahnya. Bahkan hal paling sederhana adalah be there, ada untuk anak kita, bukan sekedar fisik tapi juga hati kita.
Berikut adalah 5 hal yang bisa para orangtua terapkan untuk menyembuhkan trauma akibat bullying.
Tumbuhkan Rasa Percaya Diri Anak Dengan Memberinya Tanggung Jawab
Korban bullying biasanya akan kehilangan rasa percaya diri setelah semua yang dialaminya. Untung mengembalikan dan meningkatkan rasa percaya diri anak harus diberi tanggung jawab melakukan beberapa tugas. Cukup tugas harian yang sederhana aja yang penting anak merasai dihargai karena kita memberikan kepercayaan padanya untuk melakukan sesuatu. Waktu itu kami menyepakati daily schedule yang akan dilakukan setiap hari. Semua tugas yang berhasil dilakukan Nadia akan kami beri reward berupa kancing warna-warni yang di akhir minggu bisa ditukar dengan apapun yang dimintanya. Biasanya akhir minggu kancing yang sudah dikumpulkan Nadia ditukar sama es krim atau buku cerita, hal sederhana tapi membahagiakan hatinya.
Memberi tanggung jawab membuat Nadia jadi makin percaya diri dan dia jadi bersemangat belajar banyak hal baru setiap harinya.
Temukan Hobi dan Asah Bakatnya
Menurut penelitian baik pelaku maupun korban bullying punya low self esteem karena itu orangtua harus bisa menggali apa kesukaan dan hobi si anak kemudian kembangkan bakatnya. Daripada terus melihat kekurangan kita fokus pada kelebihan anak sehingga tumbuh sisi positif dan bangga pada diri anak.
Nadia suka renang jadi kami ikutkan Nadia sekolah renang. Alhamdhulilah ketemu sama temen baru dan lingkungan yang menyenangkan, Nadia jadi makin semangat belajar berenang bahkan beberapa kali ikutan lomba. Meskipun nggak dapat juara 1 tapi kami bangga Nadia sudah berani mencoba. Dari lomba-lomba renang ini terlihat banget kepercayaan dirinya meningkat.
Beri Pujian Pada Anak
Pada korban bullying, sikap dihargai ini perlu ditekankan. Pujian yang tepat akan memacu sang anak untuk semakin berprestasi dan percaya diri menghadapi kehidupan. Kami puji Nadia saat berhasil melakukan sesuatu, bahkan saat gagal setidaknya beri pujian dan apresiasi karena sudah mau mencoba dan jadi anak pemberani. 🙂
Ajarkan Anak Untuk Mencintai Dirinya
Korban bullying seringkali merasa dirinya beda dan salah. Daripada sibuk meniru orang, ajarkan anak untuk mencintai dan menghargai dirinya sendiri. Semua manusia Allah ciptakan dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Jadi diri sendiri dan mencintai diri kita apa adanya jadi penting supaya anak bisa jadi pribadi yang kuat.

Ajak Anak Melakukan Hal Baru yang Menyenangkan
Dalam hal ini kami ajak Nadia traveling salah satunya juga untuk melupakan kejadian bullying. Nadia juga bisa dapat pengalaman baru yang seru dan bisa diceritakan ke teman-teman. Kenangan indah yang dikumpulkan siapa tau bisa melemahkan kenangan buruk kan? 🙂
Maafkan dan Move On
Pastinya sangat susah untuk bisa memaafkan si pelaku, apalagi kalau korban sudah trauma berat tapi kami berusaha tanamkan ke Nadia kalau peristiwa bullying yang dialami Nadia sudah selesai dan kami akan selalu siap dan ada untuknya kapanpun. Maafkan si pelaku dan move on. Maju terus dan tunjukkan kalau sekarang Nadia sudah jadi anak yang pemberani dan kuat.
Singkat cerita setelah ditelateni menjalankan beberapa saran di atas alhamdhulilah Nadia berangsur pulih dan jadi pribadi yang lebih berani. Saat kelas 3 Nadia sekelas lagi sama salah satu si pelaku tapi alhamdhulilah hubungan mereka sudah jauh lebih baik. Bahkan Nadia duluan ngajakin ngobrol duluan dan mereka akhirnya berteman baik sampai sekarang.
Beberapa cara di atas bisa Sahabats coba lakukan untuk menyembuhkan rasa trauma yang dialami korban bullying. Kuncinya satu sih, sebagai orangtua kita harus seutuhnya “hadir” untuk si anak. Sabar menemani dan menjalani semua proses detoksifikasi ini step by step. Semoga berhasil ya Sahabats. 🙂
Assalamualaikum Sahabats ….
Sebulan lebih sudah kita menjalankan anjuran pemerintah dan WHO untuk #stayathome dalam rangka memutus mata rantai penularan virus Corona. Semua kegiatan harus pindah ke rumah. Kerja di rumah, belajar di rumah, olahraga di rumah, seolah dunia kita menciut hanya seukuran rumah kita. Bosen? Iya pake banget. Manusiawi banget kalau kita rindu beraktivitas di luar rumah lagi. Rasanya kaki makin hari makin gatel pengen jalan lagi, traveling lagi. Melihat dunia sama anak-anak tapi apah mau dikata. 🙁

Baru saja kemarin denger cerita dari papaku beberapa murid beliau para residen di RS.Kariadi Semarang ketularan covid 19 lantaran pasien nggak jujur akan kondisi mereka. Dengan APD seadanya para dokter dan tenaga medis lainnya ikhlas merawat pasien sampai akhirnya ketularan juga. Patah hati nggak si dengernya. Korban makin hari kian berjatuhan tapi masih banyaaak banget manusia yang belum sadar diri.
Masyarakat yang nggak terbiasa disiplin ditambah pemerintah yang nggak tegas bikin penyebaran covid 19 di Indonesia kian tak terbendung. Aku pribadi rasany laelah jiwa raga ngomongin pandemi covid 19 Sahabats. Cuma bisa mohon ampun sama Allah dan berharap semua ujian ini akan segera berlalu dan kita bisa menikmati Ramadhan dengan gembira ya Sahabats.
Anyway supaya kesedihan kita nggal berlarut-larut kita ngobrolin ya asyik aja yuk Sahabats. Sudah banyak agenda tersusun di kepala dan pengen direalisasikan after covid- 19 terhempas dari Indonesia. Apa sajakah itu?

Mudik (Piknik) ke Aceh
Rencananya tahun ini kami balik Aceh. Sebelum si kakak masuk pondok kami mau liburan dulu di kampung halaman. Rindu menyantap mie Aceh kepiting sembari duduk di tepi pantai Lampuuk yang air lautnya biru memesona sambil kangen-kangenan sama kakak dan abang di Aceh. Rencananya kami mau explore gugusan pulau Banyak yang ada di Aceh Selatan. Kabarnya keindahan pulau Banyak audah beken di kalangan para bule. Bahkan 90% wisatawan yang ke sana dari mancanegara. Nggak lucu banget kalo kami yang asli Aceh malah belum menjejak ke sana? Semoga tahun ni kesampaian ya Sahabats.
Staycation di Jogja
Harus Jogja banget? Iya soalnya kangen berat sama Jogja dan si kakak juga katanya pengen ke jalan-jalanJogja dan nyobain Tempo gelato yang legendaris itu sebelum ke pondok. So baiklah mari kita ke Jogja sekalian mama mau datang ke ujian desertasi terbuka temen yang lagi lanjut S3 di UGM. Siapa tau jadi terpecut semangat ini untuk lanjut sekolah lagi.
Kantor Imigrasi
Mau bikin paspor buat Keumala sekalian perpanjangan paspor kami yang udah kadaluarsa tahun 2019 kemarin. Emangnya mau kemana gitu? Ya embuh lah. Pokoknya bikin aja siapa tau entah tahun inj atau tahun sepan ada rejeki lebih dari Allah dan kami bisa melihat sisi lain buminya Allah. Rindu backpackeran keluar negeri euy.

Nonton ke Bioskop
Receh banget ya keinginan ini tapi beneran deh ke bioskop adalah salah satu hal aku rindukan selama periode #stayathome. Menurut kabar banyak film yang terpaksa mundur jadwal premiere nya karena wabah corona. Semoga setelah corona usai pas ada film bagus dan ada kesempatan untuk nonton di bioskop.
Makan di luar Bareng Keluarga
Semenjak #stayathome dapur di rumah yang biasanya jarang kepake jadi sibuk luar biasa. Kebetulan selama di rumah si kakak lagi semangat – semangatnya belajar masak jadi hampir tiap hari ada aja resep baru yang dicoba. Seneng sih bisa masak bareng kakak tapi nanti kalo corona sudah usai pengen makan di luar bareng seluruh keluarga. Ajak mama dan papa juga biar seru.

Shalat Berjamaah di Masjid
Last but definitely not the least kami berempat sudah berazam pengen shalat berjamaah di masjid. Semoga sebelum Ramadhan usai pintu-pintu masjid sudah kembali dibuka ya Sahabats. Kangen suasana masjid, pengen denger kajian dan suara lantunan ayat suci Alquran.
Hal-hal sederhana yang dulu seringkali kita anggap remeh sekarang jadi berharga banget ya Sahabats. Pengalaman selama pandemi ini menyadarkan aku untuk selalu bersyukur atas semua karunia Allah. Sekarang saatnya memusatkan energi dan hati di rumah, kembali pada keluarga, dan paling penting kembali pada Allah.
Semoga episode menyesdihkan ini segera berakhir ya Sahabats. Bersama kesulitan ada kemudahan. Bersama kesulitan ada kemudahan. Yakinlah this too shall pass.
Assalamualaikum Sahabats …
Jaman sekarang hampir semua orang mengaku hobinya traveling. Sayangnya mereka yang ngaku-ngaku hobi jalan ini hanya sekedar jalan dan unggah foto di sosial media tanpa bisa mengambil hikmah dari perjalanan yang dilakukannya. Padahala kalau kita mau meresapi banyaaak banget hal positif yang bisa kita ambil dari setiap perjalanan yang kita lakukan. Selain menyenangkan dan bisa upload foto di sosial media, hobi yang menyenangkan ini juga ternyata banyak manfaatnya lho Sahabats.
Happy is the man who is living by his hobby. Kalimat singkat yang sangat mengena dari George Bernard Shaw selalu jadi penyemangat buatku untuk tetap konsisten piknik meskipun ya baru ke situ- situ aja sih. Manusia mana yang nggak bahagia kalau bisa menyalurkan hobinya sekaligus jadi hobi yang menghasilkan. Iyes alhamdhulilah sejak punya blog bergenre traveling bisa juga ngerasain dapat penghasilan dari jalan – jalan.
Well, at least ada 7 sisi positif yang aku dapatkan dari hobi traveling yang insyaallah akan terus aku lakukan selama Allah masih karuniakan kesehatan dan selama hayat dikandung badan.

1. Stress Release
Sehari -harinya hidup kita disibukkan oleh pekerjaan kantor dan rumah tangga. Manusiawi banget lah kalau kadang kita merasa jenuh dan stres. Penat duduk di depan laptop seharian jadi pengen melihat dunia yang penuh warna. Kalau udah stres gini maka cuma ada satu obat mujarab buatku, traveling. Nggak peduli deh kemana tujuannya, bahkan yang dekat sekalipun. Selama bisa melihat bumi Allah yang indah, hati ini pun otomatis jadi lebih ringan dan bahagia. Next time Sahabats merasakan jenuh dan stres coba piknik deh. Dijamin stres terhempas dengan sukses.
2. Mempererat Hubungan
In my case, traveling selalu jadi agenda yang asyik buat bonding sama keluarga. Ketika traveling bareng keluarga kita akan masuk ke dunia yang beda dengan keseharian kita di rumah. Di sinilah biasanya kesabaran dan cara berkomunikasi kita diuji. Sebesar apa kesabaran kita ketika menghadapi anak – anak yang cranky saat traveling, gimana kita mengkomunikasikan perasaan dan apa yang kita mau sama pasangan, bahkan gimana cara mengatur agenda perjalanan dengan kemauan anak -anak. Semua ada seninya lho Sahabats dan semua tindakan yang kita ambil bahkan tidak kita ambil pun bisa jadi peluang untuk mengeratkan cinta dan kasih sayang antar anggota keluarga. Sebagai orangtua kita punya kesempatan mengoleksi memori sebanyak mungkin saat traveling bersama anak. Bikin aktivitas seru yang nggak terlupakan dan insyaallah akan jadi kenangan yang nggak akan terlupakan bagi mereka.

3. Menambah Wawasan
Keluar dari zona nyaman pasti lah kita akan dihadapkan pada tantangan. Dari pengalaman yang kita dapatkan selama traveling inilah akan terbuka mata dan wawasan kita. Kita tumbuh jadi manusia yang lebih toleran dan menghargai perbedaan yang ada di dunia. Kita belajar bahwa di belahan bumi yang lain ada banyak tempat indah dengan kebudayaannya yang beragam. Selama traveling kita bisa sekaligus belajar bahasa baru, merasakan makanan yang baru, ketemu orang baru, seru lah pokoknya. Dan yang paling penting setiap perjalanan yang kita lakukan harusnya makin mendekatkan kita pada Allah, tumbuh rasa syukur dan cinta pada Sang pencipta dan ciptaanNya yang tiada cela.

4. Meningkatkan Keterampilan Sosial
Masih nyambung sama poin di atas ya Sahabats. Keluar dari zona nyaman kita pun ditutut untuk menyesuaikan diri dengan adat dan kebudayaan setempat. Langsung maupun tidak langsung keterampilan sosial kita diuji banget. Orang Indonesia yang terkenal jam ngaret dan nggak disiplin ketika keluar negeri harus bisa adaptasi. Hal paling sederhana aja belajar on time sama jadwal transportasi umum, disiplin ngantri. Selain itu cara kita berlomunikasi terutama dengan orang yang baru kita kenal juga diuji saat traveling. Semua ilmu yang bermanfaat ini bisa banget kita dapatkan kalau kita mau belajar dan nggal hanya sekedar jadi turis yang datang, foto, pergi. Tanpa kesan, whatsoever.
Ada juga pengalaman naik gunung bawa balita yang ternyata menginspirasi beberapa emak lainnya untuk mengikuti hal yang sama. Berbagi itu hal yang sangat simple dan sangat mudah untuk dilakukan tapi ternyata sangat besar manfaatnya. 🙂
5. Makin Mencintai dan Menghargai Alam
Semenjak hobi traveling mataku terbuka bahwa ternyata Indonesia memang secantik ini dan sayangnya seringkali kita sebagai warga negara Indonesia melupakan bahkan nggak paham akan keindahan Indonesia. Siapa lagi yang bisa mencintai Indonesia setulus hati kalau bukan kita? Siapa yang wajib menjaga keindahan dan kekayaan Indonesia kalau bukan kita?

Semakin jauh kaki kita melangkah semestinya semakin banyak ilmu dan pembelajaran yang bisa kita ambil. Salah satunya adalah menjadi lebih peka dan menghargai alam. Apa yang bisa kita nikmati hari ini atau selama perjalanan adalah dari alam. Bayangkan kalau keindahan alam rusak karena tangah jahil manusia? Kita juga yang merasakan ruginya. So kalau mau jadi traveler sejati, yuk pegang teguh kode etik pecinta alam’ ‘Take nothing but pictures, Leave nothing but foot print, Kill nothing but time.”
6. Koleksi Memori
Semua pengalaman dari perjalanan yang kami lakukan akan aku tuliskan di sini sebagai pengingat akan semua memori yang sudah kami alami, bitter or sweet. Kelak kalau anak -anak sudah besar mereka bisa buka lihat foto -foto yang pernah kami ambil atau baca blogku untuk mengenang semua keseruan yang pernah kami alami saat traveling. Mereka akan ingat gimana serunya perjalanan yang kami lalui, banyaknya tempat indah yang kami kunjungi,serta hotel terdekat dan semua pengalaman indah yang kami rasakan hanya dengan membaca cerita di blog mamanya ini dan bisa berbagi pada anak -anak mereka. Kelak ketika mereka dewasa dan punya kehidupan sendiri atau sedang mengalami masa -masa sulit semoga tulisan mamanya ini bisa jadi obat rindu dan penyemangat hidup.
7. Dapat Income Tambahan
Alhamdhulilah semenjak punya travel blog banyak banget manfaat yang bisa aku rasakan, salah satunya adalah tambahan income. Asyik ya jalan -jalan gratis, dapet bayaran pula. Hai kakaak … semuanya itu didapat dengan perjuangan, bukannya cara instan. So niatkan menulis pengalaman traveling untuk berbagi ilmu dan pengalaman dan insyaallah rejeki akan mengikuti. Dengan kita konsisten menulis di blog atau platform apapun insyaallah tawaran job akan datang dengan sendirinya.
8. Jadi Pribadi yang Lebih Baik
Aku ngalamin banget nih Sahabats. Dulu aku termasuk manusia dengan tingkat pede yang rendah tapi semenjak rajin traveling alhamdhulilah berubah jadi lebih pede. Bukan karena bisa pamer foto di sosmed ya, tapi karena begitu banyak pembelajaran dan ibrah yang bisa aku ambil selama traveling. Pade karena punya wawasan baru, ilmu baru, ketemu budaya baru, belajar cara berkomunikasi dengan lebih baik, bisa lebih menghargai perbedaan, belajar jadi mengendalikan emosi dan lebih sabar. But most importantly, jadi hamba Allah yang makin banyak bersyukur.
Masih banyak lagi manfaat traveling yang bisa kita rasakan termasuk diantaranya bisa berbagi pengalaman dan informasi seputar tempat wisata. Traveling memang butuh biaya, tapi yakin deh kalau pengalaman dan pembelajaran yang kita dapatkan dari perjalanan itu jauh lebih besar, bahkan nggak bisa dihitung nominalnya.
Assalamualaikum Sahabats ….
Berminat jadi travel blogger? Duuhh siapa sih yang nggak mau menyandang gelar travel blogger? Semenjak fenomena traveling merebak di seluruh dunia, travel blogger menjadi salah satu mahluk terkeren dan semua orang pun berlomba – lomba jadi travel blogger. Jadi bagaimana caranya menjadi seorang travel blogger?
Frankly speaking sejak awal nyemplung di dunia per-blogging-an nggak pernah terpikirkan akan menjadi travel blogger. Boro -boro deh menyebut diri sendiri sebagai travel blogger pun aku nggak berani. Lha pie? Berkaca pada travel blogger papan atas di Indonesia aja tubuh ini serasa mengkeret sampai 1000 kali lipat. Siapa lah daku yang jalan -jalan keluar negerinya belum tentu setahun sekali, traveling seputaran Indonesia aja baru secumprit. Rasanya nggak pantes banget mengaku sebagai travel blogger.

Tapi kemudian aku coba me-reset rasa minderku dan balik mengingat lagi kenapa aku bisa sampai pada posisi ini. Sedikit cerita ya Sahabats dulu aku sama sekali nggak terpikirkan menjadi penulis sampai suatu hari artikel travelingku tembus di sebuah inflight magazine di maskapai penerbangan milik Singapore. Long story short akhirnya seorang Sahabat, kang Belalang Cerewet menyeret aku ke dunia blogging.
Somehow saat masuk ke dunia blogging aku langsung memilih bikin travel blog. Alasannya simple aja karena aku memang suka jalan dan aku pengen berbagi ceritaku di blog. Gimana aku memulai travel blog yang bertahan sampai detik ini. Aku share tips ngeblog untuk kalian yang ingin membuat travel blog di sini ya Sahabats, semoga bermanfaat.
Awali Dengan Niat Baik
Innamal a’malu binniyat (sesungguhnya amal itu tergantung dengan niat). Apapun yang kita lakukan selalu awali dengan niat yang baik supaya jadi ladang pahala bagi kita. Pun ketika memutuskan membuat blog traveling. Jangan langsung membayangkan bakalan jadi blogger ngehits yang followernya jutaan dan bisa piknik gratis. Niatkan kegiatan ngeblog sebagai sarana berbagi dan menyimpan memori indah dari perjalanan Sahabats. Insyaallah pahala dan rejeki anak shalih / shalihah akan mengikuti. 🙂
Pilih Nama Blog yang Unik
Semua orang suka traveling, semua orang pengen jadi travel blogger. So awali blogmu dengan nama yang baik dan unik. Unik di sini aku definisikan sebagai nama yang nggak pasaran dan mudah diingat orang. Butuh waktu dan pmikiran yang cukup lama untuk menemukan nama blogku ini Sahabats. Pake nama sendiri rasanya kurang menjual hehehe, jadi aku coba mencari apa yang jadi keunggulanku. Dan akhirnya lahirlah ide, Momtraveler. Seorang emak yang hobi jalan dan suka bawa anak -anaknya dalam setiap perjalanan.
Travel blogger di dunia dan di Indonesia mungkin jumlahnya sudah tak terhitung lagi. Hampir semuanya fokus pada perjalanan solonya, nah dari sini lah ideku muncul. Waktu itu belum banyak emak -emak yang berani traveling dengan membawa balita. Aku pikir inilah kesempatanku untuk jadi beda sambil berharap kelak dengan cerita -ceritaku ini akan menginspirasi emak lainnya untuk berani piknik bersama balita. Akhirnya jadi personal branding sampai hari ini. 🙂
Pilih Hosting dan Domain Blog
Baru mulai nulis enaknya pakai apa ya? Banyak sekali yang tanya ke saya perihal ini. Jawabannya sederhana sih, pilih saja yang sesuai denganmu. Blogspot aau wordpress nggak akan ada bedanya kalau Sahabats malas menulis atau bahkan menulis dengan asal -asalan. Di awal ngeblog aku pakai wordpress gratisan dan akhirnya lanjut yang berbayar karena memang udah niat mau serius ngeblog. Tetap setia sama WordPress karena memang sudah nyaman. So balik lagi ke kenyamanan Sahabats dan nulislah dengan serius dan sebaik – baiknya ya.

Be Yourself
Stop letting other people define you. Just be yourself and be proud of it. Gali potensi dirimu Sahabats. Jangan mau selamanya jadi follower. Jadi emak -emak yang traveling bawa bocah pastinya nggak sekeren solo traveler yang bisa bebas kemana aja but it’s me and I am proud of it. Bismilah, jadi diri sendiri dan mulai lah petualanganmu sebagai travel blogger dengan segala kelebihan dan kekuranganmu.
Menulislah
Mau jadi travel blogger tapi males nulis? Bubar wae lah! Jadi travel blogger nggak hanya sekedar traveling ke sana kemari, foto sana -sini tapi PR nya justru setelah balik piknik. Luangkan waktu khusus untuk kembali membuka semua memori dengan membuka semua dokumentasi yang sudah kita buat. Bangun cerita yang menarik di kepalamu dan tuangkan dalam blog. Tulis … tulis …. tulis. As simple as that!
Awalnya aku juga belum paham soal EYD apalagi masalah SEO (yang ini sampai sekarang pun masih belum terlalu paham) tapi jadi manusia harus bergerak maju dong. Belajar lagi soal kaidah penulisan yang baik, belajar lagi tentang simple SEO, gimana caranya menulis yang baik dan bisa terbaca google. Dan yang terakhir recheck. Selalu baca ulang tulisan yang sudah kita buat untuk menghindari terjadinya kesalahan seperti typo dan lainnya.

Do Not Overthink
Dulu aku sempet berpikir apa yang mau kutulis sedangkan piknik pun masih sebatas muter -muter kota sendiri atau yang deket. Budget piknik terbatas dan nggak bisa kek travel blogger yang bolak – balik keluar negeri. Berawal dari “keterbatasan” ini justru aku ambil sebagai kelebihan. Aku bikin subtema dengan judul ‘muter-muter kota’ untuk berbagi seputar tempat wisata dan kuliner di Semarang dan sekitarnya. Subhanallah justru banyak yang baca.
Kalo lagi nggak bisa piknik terus pie? Hello …. bahan tulisan nggak cuma cerita jalan -jalan. Coba bikin tulisan tentang tips seputar traveling, misalnya tips packing, tips cari tiket murah, dan sebagainya. Faktanya tulisan tentang tips juga banyak dicari pembaca lho.
Fokus dan Konsisten
Jadi nggak boleh bikin blog lain yang isinya lebih random supaya lebih banyak job? Boleh dong. Selama Sahabats bisa tetap fokus dan nggak melupakan travel blog yang sudah kalian mulai. Aku sendiri tetap fokus dengan Momtraveler.com saja karena merasa nggak bisa lagi membagi waktu untuk blog lain karena memang ada beban pekerjaan.
Buat target menulis yang bisa Sahabats penuhi dan konsisten terhadap target tersebut. Nggak usah lihat blog orang lain yang tiap minggu bisa update 3 kali. Ukur kemampuan diri sendiri aja. Kalo memang sanggupnya sebulan 1 atau 2 postingan, udah cukup kok. Balik lagi yang penting konsisten.

Last but not least, resapi semua tips di atas dan mulailah travel blogmu. Tetap konsisten dan insyaallah manfaat ngeblog akan Sahabats dapatkan. Semua perjalanan, sejauh apa pun selalu dimulai dengan langkah pertama. Bismilah mulai melangkah dengan mantab dan fokus, insyaallah rejeki akan mengikuti dengan sendirinya. Dan rejeki itu bukan hanya sekedar bisa jalan -jalan gratis tapi rejeki itu bisa berupa pertemanan yang bertambah, postinganmu dibaca banyak orang bahkan bermanfaat dan menginspirasi orang lain. Selamat menulis ya Sahabats. 🙂
Assalamualaikum Sahabats ….
Sahabats setuju nggak sama kalimat, ‘being healthy means getting more out of life?’ Dengan bekal tubuh yang sehat kita bisa melakukan apa saja. Dengan tubuh yang fit kita bisa memaksimalkan potensi yang kita punya dan berkontribusi banyak dalam lingkungan kita. Yups to be healthy is everything. Kapan pun, dima apun kita pasti berharap selalu sehat ya Sahabats, pun saat traveling. Terus gimana ya caranya to stay healthy and fit selama traveling?
Saat traveling kita cenderung abai dengan kondisi kesehatan tubuh kita. Terlalu excited dengan agenda liburan atau karena sudah mengeluarkan budget yang cukup besar kita jadi pengen memaksimal waktu yang kita punya sehingga akibatnya tubuh terforsir dan akhirnya ita jadi kelelahan.

Sadar atau nggak sadar kita sering melakukan hal di atas saat traveling ya, aku pun juga. Padahal menjaga kesehatan tubuh saat traveling itu penting banget. Bayangkan kalau kita abai dengan kesehatan tubuh bahkan tidak mengindahkan signal -signal dari tubuh? Bukannya liburan maksimal yang ada malah kita tepar saat traveling. Duuuh rugi banget kan.
So it is very important to stay healthy even during our traveling time. Terus gimana caranya menjaga kesehatan di tengah kesibukan yang padat merayap saat traveling. Aku ada tips sehat selama traveling nih Sahabats, cekidots yah
Banyak Konsumsi Air Putih
Kebayang nggak Sahabats berapa banyak aktivitas yang kita lakukan saat traveling. Apalagi kebanyakan kegiatan tersebut kita lakukan di ruangan terbuka yang banyak paparan sinar matahari dan polusi? Kalau konsumsi cairan kita kurang kita bisa tumbang bahkan dehidrasi. So jangan pernah remehkan pentingnya minum ya terutama minum air putih ya bukan soda.
Ada baiknya Sahabats bawa tumbler kemana pun kalian pergi. Minum secara teratur ya supaya asupan cairan dalam tubuh terjamin.

Never Skip Your Breakfast
Ini penting banget Sahabats karena sarapan itu sumber energi kita selama sehari. Bahkan Rasulullah mengajarkan kita untuk makan bak Raja saat sarapan. Maksudnya menu lengkap dengan gizi lengkap juga karena sarapan itulah yang bakal jadi amunisi kita selama seharian penuh. Manfaatkan breakfast yang tersedia di hotel, kan kita udah bayar juga. Dan jangan lupa masukkan buah dan sayur dalam menu sarapan ya Sahabats.

Konsumsi Vitamin
Buat tambah – tambah asupan mineral boleh juga konsumsi vitamin saat traveling lho Sahabats. Kegiatan yang padat merayap bikin energi kita terkuras dan jadi gampang capek. So supaya tetap sehat dan fit bahkan setelah kembali ke rumah jangan lupa minum vitamin ya. Kalau aku paling gampang konsumsi vitamin C, kan ada tuh yang model hisap atau bahkan cair dan bisa ditemukan di mini market. Multivitamin juga oke Sahabats.

Jaga Asupan Makanan
Traveling tanpa wisata kuliner ibaratnya kaya makan tanpa sambel ya Sahabats. Nggak nendang blas hehehe. Aku pun selalu mengagendakan wisata kuliner tiap kali traveling. Mencoba kuliner setempat yang pastinya jarang ditemukan di kota kita. Tapi akibatnya apa yang kita konsumsi jadi nggak terkontrol. Boleh si wisata kuliner tapi jangan sembarangan juga pilih makan ya Sahabats.
Carilah tempat makan yang bersih dan halal. Konsumsi makanan yang sehat. Kalaupun terpaksa banget makan makanan yang berlemak atau kolesterol tinggi, seimbangkan dengan asupan buah dan sayur ya Sahabats.
Tidur yang Cukup
Ini yang cukup challenging ya Sahabats karena balik lagi kita mau memaksimalkan liburan. Tapi kita pasti bisa lah mengkompromikan jadwal kita apalagi demi kebaikan dan kesehatan kita sendiri. Buatlah itinerary yang tidak memberatkan Sahabats. Have fun oke tapi jaga kesehatan juga harus. Maksimalkan kegiatan di pagi hari dan akhiri segera setelah makan malam.
Selesai aktivitas segera kembali ke hotel dan tidur yang nyenyak untuk me recharge energi. Insyaallah besok bangun sudah dalam keadaan segar dan siap menikmati liburan lagi.

Menjaga kesehatan dan pola hidup sehat itu harus dilakukan setiap hari ya Sahabats pun saat traveling. Semoga dengan tips di atas Sahabats tetap bisa menjaga kesehatan selama traveling ya. Oya adakah tips lain yang Sahabats punya untuk menjaga kesehatan selama traveling? Share yuk di kolom komentar.
Assalamualaikum Sahabats …
Di hari terakhir liburan kami ke Banyuwangi, ada satu tempat yang sempat kami sambangi. Meskipun waktu kunjungnya bisa dibilang cukup pendek dan rasanya kurang banget mengeksplor tempat wisata satu ini, tapi sejak pertama kali mata memandang hati ini langsung jatuh cinta. Beneran kalau banyak orang beranggapan Waduk Bajulmati itu laksana Raja Ampat KW. Sejauh mata memandang dipastikan kita akan terpesona sama waduk yang keindahannya bak gugusan pulau -pulau kecil di Raja Ampat, Papua.

Hari terakhir kami di Banyuwangi, awan gelap menggelayut di seantero kota. Rupanya musim hujan sudah resmi menyapa kota di ujung Pulau Jawa ini setelah hampir 8 bulan lamanya hujan tiada rimbanya. Aku yakin semua warga Banyuwangi antusias menyambut musim hujan ini, tapi bagi kami ada rasa was – was akan kehilangan moment berharga di kota yang sukses membuat kami berempat jatuh cinta.
Awan sudah makin gelap menutupi wilayah perbatasan Banyuwangi – Situbondo tapi kami tetap kekeuh untuk melanjutkan perjalanan. Pak supir pun hanya mengangguk tanda setuju. Mas Ahmad, supir kami selama di Banyuwangi paham benar kami ingin memanfaatkan waktu dengan maksimal di Banyuwangi. Innova yang kami tumpangi terus melaju membelah gerimis yang mulai turun di desa Bajulmati, kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi hingga akhirnya kami sampai di pintu masuk waduk Bajulmati.

Waduk Bajulmati, Duplikatnya Raja Ampat
Belum ada sesuatu yang menarik perhatian saat kita memasuki pintu masuk Waduk Bajulmati yang berdiri sejak 2015 ini. Seperti gapura pada umunya dengan pemandangan yang standart juga. Oya pengunjung tidak dikenakan biaya masuk di sini cukup bayar retribusi parkir aja, 10.000 untuk mobil.
Masuk ke dalam area Waduk Bajulmati jalan berkelok akan kita temukan sampai akhirnya pemandangan yang sudah kami nanti -natikan muncul juga. This is it! Raja Ampat kawe terbentang di hadapan. Waduk yang luasnya 98.43 km2 ini membentang dari Situbondo hingga Banyuwangi, melalui gunung Baluran dan pegunungan IJen. Dan syukurlah meskipun dihantam musim kemarau yang cukup lama, masih tersisa debit air yang cukup untuk mengairi daerah sekitar waduk.

Selain ramai dikunjungi untuk berwisata, Waduk Bajulmati tentunya berfungsi sebagaimana waduk semestinya. Selain untuk irigasi, konservasi air, keramba ikan, Waduk Bajulmati juga dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH).
Satu hal yang membuat tampilan waduk Bajulmati beda dengan waduk kebanyakan adalah adanya gundukan – gundukan tanah yang seolah berjajar membentuk pulau -pulau kecil di tengah waduk. Pemandangan yang tersaji tak ubahnya seperti Pulau Misool di Raja Ampat, inilah alasan kenapa pengunjung yang datang kemari jatuh cinta secara instant. Apalagi kalau bisa menikmati sepetak langit senja di sini, serasa di surga pastinya. Sayangnya kami terpaksa melewatkan pemandangan luar biasa itu karena kedatangan kami yang perdana ini disambut rinai gerimis yang manja.

What to do in Bajulmati?
Capek seharian mengeksplor Taman Nasional Baluran, adek Keumala sudah terlelap dipangkuan sejak keluar dari pintu gerbang Taman Nasional. Kasian juga rasanya kalau harus dibangunkan, toh dia belum paham pemandangan syahdu mendayu laksana Raja Ampat ini. Bisa jadi Keumala akan merengek minta mandi dan berenang di dalam waduk. Duhaaaii …. enggak dulu deh dek, persedian baju adek buat hari ini habis sudah. So kami putuskan tak perlu membangunkan si baby kriwil. Kami akan turun bergantian untuk menikmati sore mendung di Waduk Bajulmati.
Setelah kakak Nadia dan papanya puas foto – foto dengan latar belakang Raja Ampat kawe, giliran aku dong. Alhamdhulilah Keumala tidurnya lelap, jadi aman lah aku tinggalin bentar sama kakak di mobil. Setelah memastikan kakak dan adek baik -baik saja di mobil yang di parkir nggak jauh dari puncak Bajulmati, aku melangkah mengikuti fotografer kesayangan. Nurut aja deh disuruh kemana dan pose kek gimana, yang penting dapet foto yang oke kan? 🙂

Kata mas driver Ahmad si asyik juga mancing di seputaran waduk Bajulmati ini, meskipun ada aturan yang harus dipatuhi. For savety lah ya. Kebayang saat cuaca bersahabat duduk manis sambil mancing ditemani hembusan angin yang semilir sembari menikmati perpadua hijau dan biru dari gundukan pulau kecil dan air di waduk. Aaaiiihh … romantis dan syahdu banget ya pastinya Sahabats, apalagi kalau ada secangkir kopi Ijen di genggaman. So buat Sahabats yang pengen berkunjung ke waduk Bajulmati aku sarankan datang pagi banget atau sore, lepas adzan ashar supaya dapet pemandangan dan suasana yang sempurna.

Kehilangan moment langit senja di Waduk Bajulmati memang cukup bikin hati kami sedih tapi alhamdhulilah nuansa biru dan hijau sejauh mata memandang di Waduk Bajulmati melunasi semua kesedihan. Entah kapan kami bisa menjejak ke Raja Ampat tapi yang jelas kami sudah cukup bahagia banget bisa menikmati sempurnanya duplikat Raja Ampat di Waduk Bajulmati, Kabupaten Banyuwangi.



