Assalamualaikum Sahabats …

Siapa yang udah kangen traveling, hayo ngacung? 3 bulan lebih mengikuti anjuran untuk stay at home, pasti ada rasa rindu untuk menjelajah lagi. Kaki yang sudah mulai gatal dan mata yang rindu memandang keindahan alam jadi bikin makin nggak tahan untuk segera kembali menjejak ke dunia luar. New normal …. here I come.

Meskipun angka penyebaran Covid 19 di Indonesia masih tinggi dan belum ada tanda-tanda penurunan kasus, pemerintah udah pede aja mau menerapkan new normal life. Jujur aja nih Sahabats, aku udah lelah jiwa raga mengikuti dan update berita seputar Covid 19. Hanya bisa tetap waspada dan melakukan semua protokol kesehatan yang sudah dianjurkan Dokter Reisa Broto Asmoro, sang dokter cantik yang juga sekaligus bertindak sebagai juru bicara satuan gugus tugas penanganan Covid 19 di Indonesia.

Kita semua sudah tahu betapa dampak dari Covid 19 ini menghantam hampir semua sektor kehidupan manusia, tak terkecuali sektor pariwisata. Ketika pemerintah sudah mantab menerapkan new normal di Indonesia maka sektor pariwisata pun bersiap membuka diri. Kita-kita yang sudah rindu untuk traveling pasti seneng dong dan nggak sabar pengen keluar rumah.

Eits tapi tidak semudah itu Alfonzo! Dunia memang sudah mulai memasuki new normal era, tapi bukan berarti kewaspadaan kita menurun ya. Apalagi penyebaran Covid 19 di Indonesia sendiri masih cukup tinggi. Ada beberapa hal yang harus kita terapkan dengan disiplin tinggi karena pandemi COVID-19 belum benar-benar berakhir. Jangan lupa untuk selalu mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah. Berikut ini adalah tips traveling aman di era new normal:

1. Sehat Adalah Kunci Utama

Sebelum Sahabats memutuskan untuk traveling di era new normal ini, hal paling penting yang harus disiapkan adalah kondisi tubuh. Sebelum liburan dimulai pastikan tubuh dalam keadaan sehat. Kalau memang dirasa perlu, boleh juga Sahabats melakukan Rapid test atau test Swab secara mandiri karena di beberapa kota tujuan wisata memang mensyaratkan pendatang membawa hasil test sebagai bukti negatif Covid 19.

2. Cari Tau Berita Terupdate Seputar Penerapan New Normal di Daerah Tujuan

As we know penerapan aturan new normal di provinsi dan kota bisa berbeda-beda. Untuk wilayah yang masih zona merah mungkin memberlakukan jam malam atau membatasi akses keluar masuk warga. So be resourceful ya Sahabats. Cari tau informasi sedetail mungkin tentang peraturan di kota setempat termasuk juga cari tahu tempat wisata mana saja yang sudah mulai dibuka untuk umum.

3. Pilih Destinasi Wisata Domestik

Mengingat pandemi Covid 19 ini masih terus berlanjut, kewaspadaan tetap harus dijaga ya Sahabats. Melakukan perjalanan jauh ke negeri orang pasti menimbulkan resiko yang besar. Sebaiknya memang step by step dulu deh. Cari destinasi wisata terdekat atau explore wisata di Indonesia dulu ya sambil kita memastikan bahwa negara-negara lain sudah membuka tempat wisata dan dinyatakan bebas Covid 19.

4. membeli Tiket dan Check in Via Online

Untuk menghindari kerumunan, sebaiknya Sahabats melakukan semua reservasi via online, lebih simple juga kan? Cek juga aturan transportasi umum yang Sahabats pilih selama era new normal ini. Untuk hotel pun berlaku sama. Check in via online dan patuhi semua aturan yang sudah ditetapkan pihak hotel demi kebaikan bersama.

5. Selalu Gunakan Masker dan Bawa Hygine Kit Sendiri

Selalu ingat untuk menggunakan masker di mana pun berada ya Sahabats, apalagi di tempat umum. Meskipun dalam kondisi sehat, bisa saja Sahabats menjadi ‘carrier’ dengan status Orang Tanpa Gejala (OTG). Masker digunakan untuk mengurangi risiko tertular COVID-19. Selain menggunakan masker, di era new normal ini ada “senjata” yang nggak boleh sampai terlupakan. Sahabats harus selalu punya hygiene kit di tas yang berisi hand sanitizer, disinfektan spray, tisu basah, tisu kering, sabun cair, hingga masker cadangan.

6. Bawa Alat Makan Sendiri

Salah satu prilaku traveling penting di era new normal ini adalah mulai bawa alat makan sendiri. Buat yang nggak terbiasa pasti merasa ribet banget, tapi demi kesehatan bawa peralatan makan sendiri nggak akan terasa berat kok. Sekalian berkontribusi menjaga lingkungan juga kan. Sekarang saatnya untuk bawa alat makan ramah lingkungan yang terbuat dari kayu, bambu, atau stainless. Oya setelah digunakan jangan lupa cuci bersih semua peralatan makan kita ya Sahabats.

7. Terapkan Social Distancing Secara Displin

Ketika Sahabats pergi ke tempat wisata atau tempat makan yang penuh sesak, baiknya balik badan dan cari tempat lain aja. Jangan ambil risiko. Tempat itu nggak akan ke mana-mana kok Sahabats, insyaallah lain waktu bisa didatangi lagi. Kesehatan dan keselamatan Sahabats dan keluarga harus dijadikan prioritas nomer satu.

Last but definitely not the least, jangan terburu-buru dan jangan kalap macam kucing yang baru lepas dari kandang ya Sahabats. Masa new normal bukan berarti kita semua langsung bisa bebas berkeliaran tanpa menerapkan protokol kesehatan. Bahkan menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin adalah cara terbaik untuk menghindari penularan Covid 19. Kita harus ingat betul bahwa Pandemi Covid 19 belum benar-benar berakhir. Cermati dan perhitungkan segala sesuatunya dengan matang. Selalu jaga kesehatan ya Sahabats. Happy traveling.

Assalamualaikum Sahabats …

Menjadi orangtua di era milenial ini banyak banget tantangannya. Belum selesai dengan permasalahan yang harus kita hadapi tiap harinya di dalam rumah, masih ditambah pulak dengan adanya momwar yang nggak berkesudahan. Maka yang terjadi kemudian adalah stres tak berujung dan kita melupakan pentingnya memberi penghargaan pada diri sendiri. Sudahkah Sahabats belajar mencintai diri sendiri?

Banyak orang menyakini bahwa untuk memiliki hidup yang seimbang kita perlu menerapkan self love pada diri sendiri. Tapi jangan Sahabats samakan self love dengan bersikap egois dan selalu merasa diri sendiri adalah yang terpenting. Menurut psikolog Monica Sulistiawati, M.Psi self love adalah sebuah keadaan dimana kita sebagai manusia dapat menerima segala kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri, menghargai diri sendiri, memberikan dukungan pada diri sendiri, berusaha berbuat baik untuk diri sendiri, dan berusaha memaafkan diri sendiri saat berbuat hal yang salah atau keliru. Itu semua adalah poin penting dari self love atau mencintai diri sendiri.

Pengalamanku Mengatasi Baby Blues Setelah Melahirkan Anak Kedua

Kalau ada yang bilang baby blues itu cuma ilusi dan bukti seorang ibu gagal menjadi ibu yang baik, sini aku sentil. Faktanya 80 % ibu pasca melahirkan merasakan baby blues. Baby blues adalah gangguan suasana hati yang dialami ibu pasca melahirkan. Kondisi ini membuat ibu jadi mudah sedih, gelisah, susah konsentrasi, bahkan mudah marah dan menangis karena alasan yang tak jelas. Perasaan ini biasanya bertahan hingga dua minggu tapi bisa jadi lebih kalau tidak segera diatasi.

Pasca melahirkan Keumala aku sempat merasakan semua hal di atas. ASI yang nggak lancar, Keumala yang selalu “ngamuk” di malam hari bikin aku stress berat. Saat itu suami juga terpaksa nggak bisa mendampingi karena ada pekerjaan penting. Belum lagi di saat bersamaan adik ipar melahirkan dan langsung berhasil mengASIhi tanpa masalah. Mulailah membandingkan diri dengan orang lain bahkan menyalahkan diri sendiri. Alhamdhulilah aku cepet tanggap dan nggak membiarkan perasaan ini berlarut-larut. Aku minta bantuan pada mama dan suami sebagai support system ku setelah dia kembali dari luar kota dan perlahan perasaan stress itu hilang.

Tahukan Sahabats bahwa baby blues itu bukanlah tanda ketidakmampuan kita menjadi ibu melainkan signal dari tubuh akan adanya perubahan hormon yang drastis. Hormon estrogen dan progesteron menurun drastis hingga akhirnya menyebabkan mood swing. Sebagai gantinya hormon prolaktin yang memperlancar ASI meningkat di malam hari dan akibatnya anak lebih suka menyusu di malam hari dan ibu pun akhirnya kurang tidur dan mengalami kelelahan yang luar biasa. Kedaan ini harus dipahami suami dan kita sebagai orang yang mengalami nggak boleh memaksakan diri. Kalau merasa kesulitan mintalah bantuan pada orang terdekat.

Suami & anak2, my number support system

We Are No Superhuman

Kita tidak bisa hidup sendiri dan akan selalu butuh bantuan. Dari sini kita harus sadar bahwa sebagai manusia kita punya kelebihan dan kekurangan. Menerima kekurangan dan kelebihan diri adalah langkah pertama bagi kita untuk mencintai diri sendiri. Self love berarti suatu keadaan menerima secara utuh tubuh, pikiran, dan hati, sehingga memunculkan penghargaan terhadap diri sendiri. Sifatnya dinamis, serta tumbuh dari tindakan dan pemikiran yang matang.

Mencintai diri penting sebelum mulai mencintai orang lain. Saat kita mampu menghargai diri, maka kita juga mampu menunjukkan penghargaan pada orang lain. Menghargai diri tak melulu membanggakan perstasi taoi juga sadar kapan kita membutuhkan bantuan orang lain. Jangan sungkan untuk berbagi tugas dengan suami. Beri penghargaan pada diri saat kita berhasil melakukan sesuatu. Ketika ASI mulai lancar atau ketika berhasil memerah ASI untuk pertama kalinya, apresiasi diri sendiri supaya aura positif memenuhi diri.

Self love membuat kita lebih realistis dalam melihat kehidupan. Allah menciptakan manusia dengan segala kelebihan dan kekurangan. Pola asuh A mungkin cocok untuk anak A tapi tidak untuk anak kita. Ada ibu yang rajin bikin homemade MPASI dan ada pula ibu yang cukup puas kalau anaknya mau makan, apapun itu saking si bocah super picky eater (pengalaman pribadi). Berhenti men-judge dan menganggap remeh orang lain. So stop comparing yourself to others karena apa yang mereka alami tidak sama dengan apa yang kita alami. Pun sebaliknya.

Bagaimana Cara Menumbuhkan Self Love

Lalu bagaimana kita mulai mencintai diri sendiri tanpa membandingkan, terutama bagi ibu agar yang tidak membandingkan pola asuhnya dengan ibu lain? Well ini yang masih coba aku terapkan sampai sekarang supaya aura positif tetap terjaga dalam diri.

  1. Terima diri dengan segala ups and downs nya. Masakan aja butuh rasa manis, asam, asin, pedas untuk mencapai kesempurnaan rasa. Pun dengan manusia. Kita punya sisi manis juga sisi pahit, terimalah keduanya lalu seimbangkan porsinya. Manusia sempurna sesungguhnya cuma ada dalam sinetron not in a real life.
  2. Maafkan diri sendiri ketika kita gagal. Menyalahkan diri nggak akan menyelesaikan masalah justru bikin perasaan makin buruk dan selalu memandang diri kita lemah. Semua orang pernah gagal kok, so what? Ketika gagal terima kekalahan dan bangkit lagi. Buat aku sih lebih baik gagal daripada nggak mencoba sama sekali. Setuju nggak Sahabats? 🙂
  3. Buat ritual self love. Do things that make you happy. Bukan sekedar me time ke salon sih kalau buatku tapi bener-bener menyisihkan waktu untuk diri sendiri. Se-simple tidur yang cukup, duduk manis sambil baca novel dan nyeruput kopi, atau melakukan hobi yang pastinya bikin hidup lebih bahagia.
  4. Syukuri Apa yang Ada. Kaya lirik lagu aja tapi itu betul banget Sahabats. Kadang kita lupa untuk mensyukuri hal-hal kecil padahal dampaknya penting bagi hidup kita. Daripada membandingkan menu MPASI kita dengan ibu lain kenapa kita nggak bersyukur kalau hari ini anak kita masih sehat, bisa bersosialiasai dengan baik, mau makan, aktif bergerak, masih mau memeluk kita. See, hidup itu selalu indah selama kita bisa menemukan sisi positif dalam setiap episodenya karena inti dari self love sesunggunya terletak ada rasa syukur kita.
  5. Prioritaskan kebutuhan dasar. Jadi ibu memang pekerjaan tanpa jeda waktu tapi bukan berarti kita melupakan diri sendiri. Disela-sela menyiapkan semua kebutuhan keluarga, penuhi juga kebutuhanmu. Makan seimbang, istirahat cukup, dan jangan lupa senyum. 🙂
  6. Stay positive. Susah? Bangeet. Tapi bukan berarti nggak bisa. Ketika penat hati melanda sibukkan diri dengan kebaikan dan hal-hal positif. Kalau perasaan udah mulai toxic aku biasanya jeda sejenak dari sosmed dan fokus pada diri sendiri. It works for me, maybe you should try to. 🙂
  7. Dare to Say No. Nggak perlu memaksakan diri kalau memang nggak mampu. Rumah berantakan setiap saat, so be it. Itu berarti anak-anak kita aktif bergerak. Akan ada masanya rumah kita rapi dan kita justru merasakan kesepian. Nggak mampu bikin menu sehat setiap hari? Setidaknya kita menyajikan makanan halal dan anak-anak suka. So intinya nggak perlu membebani diri dengan target yang ngga bisa kita penuhi. Kalau nggak sanggup just say NO!!

Perempuan memang punya peran istimewa. Sebagai istri, ia adalah supporter terbesar suaminya. Dan sebagai ibu, ia adalah sekolah dan pelindung anak-anaknya. Hai istri dan ibu, jangan lupa untuk memberikan cinta pada dirimu juga ya karena ketika kamu mencintai dirimu sendiri maka cinta dan rasa syukur itu akan terpancar dari setiap tingkah laku kita. Self love dan penghargaan diri pasti akan menyebar ke seluruh anggota keluarga. Insyaallah anak-anak akan tumbuh menjadi anak yang bahagia dan tangguh. Happy momy, happy kids and happy husband.

Assalamualaikum Sahabats ….

Alkisah ada sebuah kebiasaan aneh yang dilakukan oleh rakyat di suatu negeri. 60 juta rakyat negeri tersebut pemilik gadget dan sangat aktif menggunakannya. Bahkan rakyat terbiasa memandang layar gadget 9 jam perhari, maka tak heran bila kecerewetan rakyat negeri tersebut berada di peringkat 5 dunia. Tapi urusan membaca?? Riset bertajuk World’s Most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, menyatakan bahwa negeri tersebut menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat baca, persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61). Padahal, dari segi penilaian infrastuktur untuk mendukung membaca, peringkat negeri tersebut berada di atas negara-negara Eropa. Sampai di sini bisakah Sahabats menebak negeri manakah yang aku maksud?

Iyes, Sahabats semua nggak salah. Deskripsi di atas adalah gambaran nyata apa yang terjadi di negeri kita tercinta, Indonesia. Maka jangan heran kalau HOAX betebaran dimana-mana, tak perlu heran kenapa masih banyak orang yang belum paham akan bahayanya Covid 19 dan masih ngeyel berkerumun? Jawabannya sudah jelas karena kita malas membaca. Sedih? Banget. Lantas apa yang bisa kita lakukan untuk memperbaiki ini? Kalau kita malas membaca setidaknya anak-anak kita kelak bisa gemar membaca. Mungkinkah itu Sahabats?

KENAPA AKU BISA SUKA MEMBACA?

Bersyukur aku punya orangtua yang memandang kebiasaan membaca itu sangat penting. Papaku adalah seorang dokter yang sejak masa kuliah dijuluki teman-temannya dengan sebutan “diktator,” kemana -mana bawa buku diktat. Bahkan sampai di usia beliau yang sudah cukup tua kegemaran membaca itu tidak pernah hilang. Beliau sering sekali dipercaya jadi menjadi moderator dan pembicara seminar kedokteran. Kuncinya ya cuma satu. Semua ilmu itu beliau dapat dari membaca.

Alhamdhulilah kebiasaan gemar membaca beliau turunkan pada anak-anaknya sejak dini. Aku masih ingat banget beliau memberi aku buku kumpulan dongeng karya Hans Christian Andersen. Memasuki usia SD beliau mengenalkan kami pada seri 5 Sekawan yang langsung ludhes kami baca. 5 Sekawan lewat lanjut Trio Detektif, dan masuk usia remaja kami sudah mulai membaca buku-buku Agatha Christie yang sampai detik ini masih menjadi penulis favoritku. Belum lagi ensiklopedia yang dengan rajin beliau kumpulkan dan pajang di rak buku agar kami bertiga tertarik membacanya.

Berkaca dari gaya parenting papa dan mama yang sukses membuat anak-anaknya gemar membaca, aku contoh cara mereka dan menambahkan beberapa hal supaya anakku juga punya kecintaan yang sama pada bukunya. Cekidots ya Sahabats

Mulailah Sedini Mungkin

Masih bayi ngapain dikasih buku, nggak paham ini? Eits jangan salah Sahabats, tidak pernah ada istilah terlalu cepat untuk membuat anak senang membaca. Ada banyak jenis buku yang kita bisa perkenalkan pada balita, seperti soft book berbahan kain atau buku bertekstur yang bisa sekaligus kita gunakan untuk menstimulus motorik halus dan kasarnya. Dengan memperkenalkan anak pada buku sedini mungkin maka akan tumbuh rasa suka dan cinta pada buku. Saat si kecil usianya sudah bertambah, bisa kita perkenalkan pada buku-buku bergambar yang cocok untuk usianya.

Be A Role Model

Ingin anak suka membaca tapi mereka nggak pernah melihat kita membaca? Jangan mimpi keinginan itu bakalan berhasil. Anak-anak adalah mesin fotokopi terhebat yang pernah ada. Apa yang kita lakukan hampir pasti mereka tiru. Melihat kita membaca akan mendorong mereka untuk melakukan hal yang sama. Mereka akan mulai penasaran dengan apa yang kita lakukan dan mulai mengikutinya.

Bacakan Buku Untuk si Kecil

Di usia balita anak-anak belum bisa membaca, jadi sebagai orangtua kita yang harus aktif membacakan buku untuk mereka. Sahabats harus membiasakan atau membuat agenda harian membaca buku bersama anak. Aku sendiri punya agenda mendongeng sebelum tidur, baik siang dan malam. Dulu aku yang memilih bukunya, tapi sekarang karena baby K sudah besar aku biarkan dia memilih buku yang akan kami baca. Dengan begini kita melibatkan anak secara aktif dalam kegiatan membaca.

Biasanya aku akan membacakan buku dengan keras dan menggunakan berbagai intonasi. Misalnya ketika ada tokoh utama harimau maka aku akan gunakan intonasi yang ngebas dan dalam. Kalau ada adegan mengaum maka aku pun akan mengaum dengan keras. Sebaliknya ketika tokoh cerita adalah kelinci atau tikus kecil maka aku gunakan intonasi tinggi melengking. Anak-anak akan larut terbawa cerita dan ikut tertawa bahkan sedih mengikuti alur cerita. Seru banget pokoknya. Kelak momen indah nan sederhana ini akan mereka kenang hingga dewasa dan siapa tau akan mereka lanjutkan pada anak-anak mereka kelak. 🙂

Kelilingi Rumah dan Anak dengan Buku

Meskipun mainan itu penting bagi tumbuh kembang anak tapi aku buka tipe orangtua yang terus-terusan membelikan anak mainan. Mainan mahal sama sekali tidak menjamin anak jadi lebih pintar, begitu pun sebaliknya. Bahkan kalau dipikir lagi anak kita nggak paham seberapa mahal mainan yang kita belikan. Mereka akan main dan saat bosan mereka tinggalkan, nggak peduli semahal apapun itu. Sesimple itu pikiran anak.

Daripada membeli mainan, aku “investasikan” uangku membeli bermacam-macam buku. Kenapa aku bilang investasi? Simply karena ketika anak terbiasa membaca sejak kecil mereka akan tumbuh menjadi anak yang lebih cerdas, berpikiran terbuka, dan kreatif. Penuhi rak buku Sahabats dengan beragam buku aneka warna dan letakkan buku tersebut di rak yang mudah terjangkau anak. Letakkan rak buku di kamar anak, di ruang tamu, ruang keluarga, dan semua bagian rumah.

letakkan buku di kamar atau ruang belajar anak

Kalau Sahabats punya budget atau ruang lebih di rumah bisa buat perpustakaan mini. Penuhi perpustakaan pribadi dengan koleksi buku Sahabats dan anak-anak juga. Kondisikan perpustakaan pribadi menjadi tempat yang nyaman untuk membaca dengan memberi kursi, meja, bahkan bantal supaya Sahabats dan anak-anak betah berlama-lama di sana.

Berikan Buku Sebagai Hadiah

Jangan cuma mainan, tapi berikan buku sebagai hadiah maka anak akan merasa buku adalah sesuatu yang spesial. Berikan hadiah buku saat si kecil ulang tahun atau saat mereka berprestasi. Aku juga suka menawarkan anak-anak ke toko buku saat mereka punya uang lebih seperti saat mereka dapat THR lebaran atau celengan sudah penuh. Mereka bebas beli buku yang mereka mau sesuai dengan budget yang sudah disepakati sebelumnya. Rajin-rajinlah cari tau soal bazar buku atau promo dan diskon buku di kota Sahabats. Lumayan kan bisa borong banyak buku.

Jangan Pernah Berhenti

Si kecil sudah suka membaca dan punya kecintaan pada buku? Jangan Sahabats kira tugas kita selesai di sini. Musuh terbesar dan terberat kita adalah gadget dan semua yang ada di dalamnya, seperti game, sosmed, dan Youtube. Bukan nggak boleh ya pegang gadget atau nonton Youtube. Silakan saja tapi syarat dan ketentuan berlaku!

Jangan pernah lelah memberi contoh, jangan pernah bosan membaca buku bersama, dan selalu jadikan buku sebagai sesuatu yang spesial di hati dan di mata kita.

Perjalanan kita sebagai orangtua dan role masih sangat panjang Sahabats. Tidak ada kata terlambat, bahkan kalau Sahabats saat ini belum gemar membaca. Mulai dari sekarang dan mulai jadikan dirimu sebagai contoh nyata supaya anak-anak kita kelak gembar membaca dan tumbuh jadi pribadi yang tangguh dan cerdas. Happy reading folks. 🙂

Assalamualaikum Sahabats ….

Alkisah ada sebuah kebiasaan aneh yang dilakukan oleh rakyat di suatu negeri. 60 juta rakyat negeri tersebut pemilik gadget dan sangat aktif menggunakannya. Bahkan rakyat terbiasa memandang layar gadget 9 jam perhari, maka tak heran bila kecerewetan rakyat negeri tersebut berada di peringkat 5 dunia. Tapi urusan membaca?? Riset bertajuk World’s Most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, menyatakan bahwa negeri tersebut menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat baca, persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61). Padahal, dari segi penilaian infrastuktur untuk mendukung membaca, peringkat negeri tersebut berada di atas negara-negara Eropa. Sampai di sini bisakah Sahabats menebak negeri manakah yang aku maksud?

Iyes, Sahabats semua nggak salah. Deskripsi di atas adalah gambaran nyata apa yang terjadi di negeri kita tercinta, Indonesia. Maka jangan heran kalau HOAX betebaran dimana-mana, tak perlu heran kenapa masih banyak orang yang belum paham akan bahayanya Covid 19 dan masih ngeyel berkerumun? Jawabannya sudah jelas karena kita malas membaca. Sedih? Banget. Lantas apa yang bisa kita lakukan untuk memperbaiki ini? Kalau kita malas membaca setidaknya anak-anak kita kelak bisa gemar membaca. Mungkinkah itu Sahabats?

KENAPA AKU BISA SUKA MEMBACA?

Bersyukur aku punya orangtua yang memandang kebiasaan membaca itu sangat penting. Papaku adalah seorang dokter yang sejak masa kuliah dijuluki teman-temannya dengan sebutan “diktator,” kemana -mana bawa buku diktat. Bahkan sampai di usia beliau yang sudah cukup tua kegemaran membaca itu tidak pernah hilang. Beliau sering sekali dipercaya jadi menjadi moderator dan pembicara seminar kedokteran. Kuncinya ya cuma satu. Semua ilmu itu beliau dapat dari membaca.

Alhamdhulilah kebiasaan gemar membaca beliau turunkan pada anak-anaknya sejak dini. Aku masih ingat banget beliau memberi aku buku kumpulan dongeng karya Hans Christian Andersen. Memasuki usia SD beliau mengenalkan kami pada seri 5 Sekawan yang langsung ludhes kami baca. 5 Sekawan lewat lanjut Trio Detektif, dan masuk usia remaja kami sudah mulai membaca buku-buku Agatha Christie yang sampai detik ini masih menjadi penulis favoritku. Belum lagi ensiklopedia yang dengan rajin beliau kumpulkan dan pajang di rak buku agar kami bertiga tertarik membacanya.

Berkaca dari gaya parenting papa dan mama yang sukses membuat anak-anaknya gemar membaca, aku contoh cara mereka dan menambahkan beberapa hal supaya anakku juga punya kecintaan yang sama pada bukunya. Cekidots ya Sahabats

Mulailah Sedini Mungkin

Masih bayi ngapain dikasih buku, nggak paham ini? Eits jangan salah Sahabats, tidak pernah ada istilah terlalu cepat untuk membuat anak senang membaca. Ada banyak jenis buku yang kita bisa perkenalkan pada balita, seperti soft book berbahan kain atau buku bertekstur yang bisa sekaligus kita gunakan untuk menstimulus motorik halus dan kasarnya. Dengan memperkenalkan anak pada buku sedini mungkin maka akan tumbuh rasa suka dan cinta pada buku. Saat si kecil usianya sudah bertambah, bisa kita perkenalkan pada buku-buku bergambar yang cocok untuk usianya.

Be A Role Model

Ingin anak suka membaca tapi mereka nggak pernah melihat kita membaca? Jangan mimpi keinginan itu bakalan berhasil. Anak-anak adalah mesin fotokopi terhebat yang pernah ada. Apa yang kita lakukan hampir pasti mereka tiru. Melihat kita membaca akan mendorong mereka untuk melakukan hal yang sama. Mereka akan mulai penasaran dengan apa yang kita lakukan dan mulai mengikutinya.

Bacakan Buku Untuk si Kecil

Di usia balita anak-anak belum bisa membaca, jadi sebagai orangtua kita yang harus aktif membacakan buku untuk mereka. Sahabats harus membiasakan atau membuat agenda harian membaca buku bersama anak. Aku sendiri punya agenda mendongeng sebelum tidur, baik siang dan malam. Dulu aku yang memilih bukunya, tapi sekarang karena baby K sudah besar aku biarkan dia memilih buku yang akan kami baca. Dengan begini kita melibatkan anak secara aktif dalam kegiatan membaca.

Biasanya aku akan membacakan buku dengan keras dan menggunakan berbagai intonasi. Misalnya ketika ada tokoh utama harimau maka aku akan gunakan intonasi yang ngebas dan dalam. Kalau ada adegan mengaum maka aku pun akan mengaum dengan keras. Sebaliknya ketika tokoh cerita adalah kelinci atau tikus kecil maka aku gunakan intonasi tinggi melengking. Anak-anak akan larut terbawa cerita dan ikut tertawa bahkan sedih mengikuti alur cerita. Seru banget pokoknya. Kelak momen indah nan sederhana ini akan mereka kenang hingga dewasa dan siapa tau akan mereka lanjutkan pada anak-anak mereka kelak. 🙂

Kelilingi Rumah dan Anak dengan Buku

Meskipun mainan itu penting bagi tumbuh kembang anak tapi aku buka tipe orangtua yang terus-terusan membelikan anak mainan. Mainan mahal sama sekali tidak menjamin anak jadi lebih pintar, begitu pun sebaliknya. Bahkan kalau dipikir lagi anak kita nggak paham seberapa mahal mainan yang kita belikan. Mereka akan main dan saat bosan mereka tinggalkan, nggak peduli semahal apapun itu. Sesimple itu pikiran anak.

Daripada membeli mainan, aku “investasikan” uangku membeli bermacam-macam buku. Kenapa aku bilang investasi? Simply karena ketika anak terbiasa membaca sejak kecil mereka akan tumbuh menjadi anak yang lebih cerdas, berpikiran terbuka, dan kreatif. Penuhi rak buku Sahabats dengan beragam buku aneka warna dan letakkan buku tersebut di rak yang mudah terjangkau anak. Letakkan rak buku di kamar anak, di ruang tamu, ruang keluarga, dan semua bagian rumah.

letakkan buku di kamar atau ruang belajar anak

Kalau Sahabats punya budget atau ruang lebih di rumah bisa buat perpustakaan mini. Penuhi perpustakaan pribadi dengan koleksi buku Sahabats dan anak-anak juga. Kondisikan perpustakaan pribadi menjadi tempat yang nyaman untuk membaca dengan memberi kursi, meja, bahkan bantal supaya Sahabats dan anak-anak betah berlama-lama di sana.

Berikan Buku Sebagai Hadiah

Jangan cuma mainan, tapi berikan buku sebagai hadiah maka anak akan merasa buku adalah sesuatu yang spesial. Berikan hadiah buku saat si kecil ulang tahun atau saat mereka berprestasi. Aku juga suka menawarkan anak-anak ke toko buku saat mereka punya uang lebih seperti saat mereka dapat THR lebaran atau celengan sudah penuh. Mereka bebas beli buku yang mereka mau sesuai dengan budget yang sudah disepakati sebelumnya. Rajin-rajinlah cari tau soal bazar buku atau promo dan diskon buku di kota Sahabats. Lumayan kan bisa borong banyak buku.

Jangan Pernah Berhenti

Si kecil sudah suka membaca dan punya kecintaan pada buku? Jangan Sahabats kira tugas kita selesai di sini. Musuh terbesar dan terberat kita adalah gadget dan semua yang ada di dalamnya, seperti game, sosmed, dan Youtube. Bukan nggak boleh ya pegang gadget atau nonton Youtube. Silakan saja tapi syarat dan ketentuan berlaku!

Jangan pernah lelah memberi contoh, jangan pernah bosan membaca buku bersama, dan selalu jadikan buku sebagai sesuatu yang spesial di hati dan di mata kita.

Perjalanan kita sebagai orangtua dan role masih sangat panjang Sahabats. Tidak ada kata terlambat, bahkan kalau Sahabats saat ini belum gemar membaca. Mulai dari sekarang dan mulai jadikan dirimu sebagai contoh nyata supaya anak-anak kita kelak gembar membaca dan tumbuh jadi pribadi yang tangguh dan cerdas. Happy reading folks. 🙂

This summary is not available. Please click here to view the post.

Assalamualaikum Sahabats …

Sebagai manusia kita pasti pernah terluka atau berada dalam kondisi kelelahan emosional sehingga menyebabkan lelah jiwa raga. Kita semua sudah tahu cara mengatasi kelelahan raga atau sakit pada raga. Pergi ke dokter, minum obat, konsumsi vitamin, atau sekedar istirahat untuk mengembalikan energi. Tapi kalau lelah hati? Adakah obat untuk lelah hati? Ketika emosi terkuras oleh luka batin bagaimana cara kita menyembuhkannya?

Semua orang pasti pernah mengalami luka batin dalam episode kehidupan kita. Entah karena kegagalan, kehilangan seseorang, atau perlakuan negatif dari lingkungan sekitar. Daripada menyimpan semua emosi negatif tersebut dalam hati ternyata Allah sudah mendesain tubuh manusia sedemikian rupa sehingga kita mampu menyembuhkan luka batin yang kita alami.

Self healing adalah sebuah proses menyembuhkan luka batin dengan melibatkan kekuatan diri secara penuh untuk bangkit dari penderitaan. Tanpa bantuan orang lain, tanpa media apapun. Self-healing membantu kita mengenali pikiran dan perasaan negatif yang selama ini mengurung diri. Setelah mengenali dan menerimanya, kita akan mampu mengurai satu persatu masalah yang membebani pikiran dan perasaan kita tadi. Tujuannya bukan mengingat-ingat luka yang telah berlalu, tetapi mengajak kita untuk lebih memahami diri.

Menurut pakar kesehatan holistik Reza Gunawan self healing bersifat universal, tidak mengacu agama manapun, praktis, dan dipelajari secara masuk akal. Filosofinya bertumpu pada manusia sebagai unit yang lengkap antara badan, batin, dan energinya. Setiap orang punya metodenya sendiri untuk mengatasi luka batin yang dialami. Aku sendiri punya satu metode yang aku rasakan ampuh menghempaskan semua emosi negatif dalam diri. Traveling. Yes, betul Sahabats, ketika sebagian orang menganggap traveling hanya menghamburkan uang atau sekedar untuk memenuhi timeline sosmed dengan foto-foto cantik, ternyata banyak hikmah dan manfaat yang bisa kita ambil dari traveling. Traveling can be a good self healing method.

Menyembuhkan Luka di Vancouver

Alkisah saat itu aku sedang berjuang menyelesaikan skripsi S1 ku Sahabats dan tetiba datanglah sepucuk undangan pernikahan dari Jogjakarta. Tahu nggak siapa yang nikah? Pacarku. Aku bilang pacar karena saat itu status kami masih pacaran meskipun lagi tahap menjeda karena beberapa bulan terakhir lagi banyak banyak pertengkaran yang kami alami. Aku pikir karena LDR yang kami jalani rupanya di sana sudah ada perempuan lain yang kemudian jadi istrinya. Sebagai pelengkap penderitaanku waktu itu aku lagi menyelesaikan skripsi. Situasinya udah kaya sinetron banget.

Luka batin yang waktu itu kualami aku coba tutupi dengan semangat mengerjakan skripsi. Dari pagi sampai malam di perpustakaan, malamnya ngetik, pagi balik lagi ke perpus gitu aja terus supaya sakit hatinya nggak sempat terasa. Eh ujian ternyata masih berlanjut dong. Dosen pembimbingku pergi meninggalkan aku karena mengikuti Sandwich program di Amerika. “You can do it without me,” se-simple itu pesan beliau saat aku menyerahkan draft bab 4 untuk kedua kalinya. Setelah memberikan beberapa arahan dan revisi yang harus kukerjakan kami berpisah dan itulah hari terakhirku bertemu dengan beliau. Bahkan saat aku sidang skripsi beliau tidak mendampingiku. Ditinggalkannya aku berjuang sendiri tapi alhamdhulilah aku berhasil lulus dengan nilai A.

Skripsi selesai aku mulai kehilangan arah, rasa sakit mulai menjalar lagi di hati, terlebih di hari H pernikahan sang mantan. Tapi Allah Maha Baik di saat bersamaan papa dapat undangan seminar di Vancouver Canada dan papa mengajak aku ikut bersama beliau karena beliau tahu kesulitan yang sedang aku hadapi. Perjalanan pertama keluar negeri, hanya berdua sama papa tercinta, it was a moment to remember for the rest of my life.

Travel Shifts My Mood

Berada nun jauh di negeri orang dengan suasana dan pemandangan yang jauh berbeda dari negeri sendiri benar-benar bisa mengalihkan emosi negatif yang sedang aku rasakan. Melupakan semua rutinitas dan memperkenalkan sesuatu yang baru pada panca indera dan otak ternyata ampuh mengubah semua energi negatif menjadi positif. Aku jadi lebih fokus pada semua pengalaman baru yang aku rasakan.

In my opinion traveling memiliki kemampuan untuk memperluas pikiran kita dengan cara unik. Ketika berinteraksi dengan dunia sekitar, seseorang dapat menemukan hasrat dan tujuan baru untuk hidup. Menghadapi kesulitan dalam lingkungan yang tidak dikenal, di antara orang-orang baru memaksa kita untuk belajar dan menyesuaikan hidup yang berada di luar zona nyaman. Semakin banyak tantangan yang kita hadapi selama perjalanan, semakin banyak kebaikan yang kita rasakan, At the end of the day kita menjadi menjadi lebih tangguh, secara mental dan emosional tumbuh dewasa.

New Places, New Hopes

Menjelajahi tempat-tempat baru juga dapat memberi kita fresh start setelah pulih dari semua kekacauan emosi dalam diri. Pengalaman baru membantu me-refresh otak kita sehingga meningkatkan mood dan kepercayaan diri lagi. Menurut beberapa buku yang aku baca orang menemukan tujuan hidup dan mengalami pertumbuhan diri saat mereka bepergian karena memberi mereka pengalaman langsung tentang orang baru dan tempat baru.

Di Vancouver aku melihat salju untuk pertama kalinya di salah satu resort ski terbesar di dunia, Whistler, mencoba naik kereta gantung, lihat beruang Grizly, mencoba semua transportasi umum, dan yang paling nggak terlupakan adalah jalan sendiri dari hotel ke toko buku. Meskipun jaraknya cuma beberapa blok tapi ketegangan dan keseruannya masih bisa aku ingat sampai sekarang. Semua pengalaman berharga itu bikin aku jadi lebih percaya diri dan yakin kalau semua ketetapan Allah adalah yang terbaik. Mungkin kalau nggak patah hati begini aku nggak akan pernah bisa menjejak ke Vancouver.

I am One Grateful Soul

Banyak dari kita cenderung menerima begitu saja apa yang kita miliki dan lupa bersyukur. Ketika ada yang tidak sesuai dengan keinginan kita terjadi kita jadi stres dan frustrasi. Keluar dari zona nyaman menyadarkan kita betapa berharganya hidup yang kita punya. Orang-orang yang kita jumpai selama perjalanan bisa jadi pengingat untuk memperlakukan orang lain dengan kebaikan yang sama, di mana pun kita berada, dan untuk bersyukur atas semua kebaikan yang Allah berikan. “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambahkan nikmat-Ku kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangatlah pedih”. – (Q.S Ibrahim: 7)

Perjalanan selama 10 hari di tahun 2005 lalu membawa banyak pelajaran dan kenangan manis buatku. Semenjak itu aku jadi paham seberat apapun ujian yang aku hadapi, serumit apapu rasa yang ada di hati, traveling selalu bisa menyembuhkan semua lukaku.

Traveling bukan berarti liburan selama sebulan di negara asing atau ke tempat yang eksotis. Melakukan perjalanan selama beberapa hari ke tempat terdekat dapat membantu merileks-kan pikiran. Traveling juga tentang memasukkan sesuatu yang baru dan menarik ke dalam hidup kita, mencoba belajar dari pengalaman dan menerapkan pembelajaran ke dalam hidup kita sehari-hari agar jadi lebih damai, mengasyikkan, dan jauh lebih bahagia.

Perjalanan yang kita lakukan akan menjadi sumber inspirasi tanpa akhir, yang dapat menyembuhkan diri secara emosional dengan caranya yang unik. Semua kebuntuan hati dan pikiran perlahan akan terbuka dan akhirnya kita kembali menemukan diri kita. That is why traveling is considered as a form of self healing.

Assalamualaikum Sahabats ….

Nggak berasa ya Sahabats kita sudah hampir memasuki 10 hari terakhir Ramadhan. Biasanya di masa-masa ini selain sibuk meningkatkan ibadah, kita juga mulai belanja baju baru buat lebaran, bebikinan kue untuk menyambut tamu yang datang silaturahmi, bahkan mulai bersiap pulang kampung. Memang nggak ada yang bisa mengalahkan suasana lebaran di kampung halaman. Syahdu, begitulah rasanya berlebaran di kampung halaman tercinta, bumi serambi Mekkah, Nanggroe Aceh Darussalam.

Suasana Ramadan tahun ini semuanya berubah ya Sahabats. Ramadhan di tengah pandemi covid 19 membuat kita kehilangan beberapa momen sakral seperti shalat tarawih berjamaah di masjid, tadarus bareng, bahkan mungkin nggak bisa lagi i’tikaf di malam -malam terakhir Ramadhan nanti. Tapi jangan sampai suasana yang haru biru ini bikin kita kehilangan inti dari bulan Ramadhan. Pintu masjid boleh saja ditutup tapi pintu maaf Allah selalu terbuka untuk kita. Semangat. 🙂

Anyway menjelang Idul Fitri apa saja yang sudah Sahabats siapkan? Kalau kami sih sudah mengikhlaskan rencana mudik ke Aceh. Berarti tahun ini masuk tahun ketiga kami nggak bisa pulang mudik. Sedih? banget. Bayangkan memendam rindu sama keluarga selama 3 tahun, tapi apa mau dikata hanya bisa berharap Covid 19 segera usai.

Sebagai pengobat rindu pada bumi serambi Mekkah di-postingan kali ini aku mau berbagi cerita tentang keseruan lebaran di Aceh. Sebagai satu-satunya provinsi di Indonesia yang menerapkan syariat Islam secara menyeluruh perayaan hari besar Islam amat sangat terasa di sana. Dimulai dari penyambutan akan datangnya bulan Ramadhan hingga persiapan lebaran semuanya dilandaskan oleh ajaran Islam. Aku share ya beberapa tradisi lebaran yang unik di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan tradisi lebaran di keluarga kami juga. 🙂

Meugang

Meugang (dibaca megang) adalah tradisi memasak daging dan menikmatinya bersama keluarga, kerabat dan yatim piatu oleh masyarakat Aceh. Meugang atau Makmeugang adalah tradisi menyembelih kurban berupa kambing atau sapi yang dilaksanakan setahun tiga kali, yakni sehari sebelum Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha. Biasanya akan memasak daging di rumah, setelah itu dibawa ke masjid untuk makan bersama tetangga dan warga yang lain.

FYI ya Sahabats tradisi Meugang sudah dilaksanakan sejak ratusan tahun yang lalu di Aceh. Meugang dimulai sejak masa Kerajaan Aceh di tahun 1607 – 1636. Kala itu Sultan Iskandar Muda  memotong hewan dalam jumlah banyak dan dagingnya dibagikan secara gratis kepada seluruh rakyatnya sebagai rasa syukur atas kemakmuran rakyatnya dan rasa terima kasih kepada rakyatnya. Hingga kini tradisi Meugang masih mengakar dalam kehidupan masyarakat Aceh, maka Meugang tetap dilaksanakan hingga saat ini dalam kondisi apapun, termasuk saat Covid 19 tentunya dengan protokol kesehatan yang sudah disiapkan pemerintah setempat.

Semua kalangan melakukan tradisi meugang ini sebagai ungkapan syukur pada Allah atas rejeki yang sudah didapatkan selama ini. Selain itu tradisi meugang juga menjadi simbol tanggung jawab seorang laki-laki sebagai pemimpin keluarga dan pencari nafkah utama. Membeli daging adalah perlambang seorang ayah mampu menafkahi keluarganya dengan baik.

Kami biasanya sampai di Aceh H-2 supaya bisa ikut tradisi Meugang di rumah. Biasanya kami akan kumpul di rumah mamak mertua dan masak di bagian belakang rumah. Ada semacam bale-bale tempat kami biasa kumpul sambil ngobrol dan kangen-kangenan sama kakak-kakak. Abang adalah anak ke 10 dari 10 bersaudara, dan biasanya kami yang rantau di Jawa atau kota lain di Aceh janjian untuk pulang bareng. Sahabats kebayang kan gimana ramenya rumah mamak saat lebaran tiba? 🙂

Membuat Kue Timphan Bersama Keluarga

Timphan adalah kue khas Aceh yang wajib ada saat perayaan Idul Fitri dan Idul Adha untuk disajikan pada tamu yang datang berkunjung. Saking spesialnya kue timphan ini, ada pepatah khas Aceh yang bisa menggambarkannya. “ìUroe goet buluen goet Timphan ma peugoet beumeuteme rasaî,” yang artinya, hari baik, bulan baik, Timphan buatan ibu harus dapat kurasakan.

photo from: national.tempo.co

Jadi selain masak-masak menu daging untuk tradisi meugang, dapur juga akan sibuk bebikinan Timphan. Timphan adalah makanan lembek berbalut daun pisang muda dengan berbagai isian. Salah satu yang paling terkenal adalah Timphan rasa srikaya. Pos aku dibagian mengisi timphan dan membungkusnya dengan daun pisang muda,0 tentunya sambil meng-update cerita dan gosip sama kakak dan ponakan tercinta.

Jak Bak Guree

Bagi orang Aceh, guru mengaji adalah salah satu orang yang paling dihormati dan akan selalu dikunjungi saat hari lebaran. Jak Bak Guree adalah tradisi berkunjung ke rumah guru mengaji dan sungkem pada beliau sembari tentunya berterima kasih atas ilmu yang telah diberikan. Dari mulai anak kecil hingga orangtua biasanya akan mengunjungi rumah sang guru segera setelah selesai shalat Ied.

Kebetulan guru mengaji abang ya ayahnya sendiri jadi kami nggak melakukan tradisi tersebut tapi banyak menerima tamu bahkan setelah ayah mertua nggak ada. Semasa hidup ayah mertua adalah Imam masjid di kampung dan sesuai adat setempat Imam Masjid adalah salah satu orang yang cukup dihormtai di desa. Alhamdhulilah bahkan setelah 12 tahun ayah meninggal masih banyak yang berkunjung dan silaturahmi ke rumah beliau. Allohummaghfirlahu warhamhu wa’aafihi wa’fu ‘anhu.

Takbiran di Meunasah

Tradisi ini hanya untuk para lelaki Sahabats. Pada malam lebaran mereka semua akan kumpul di meunasah (mushala) atau masjid untuk bertakbir. Sekarang ini pasca perjanjian damai di Aceh masyarakat mulai mengenal takbir keliling. Acara ini biasanya berakhir di warung kopi, tau kan kalau orang Aceh paling hobi ngopi-ngopi? 🙂

Piknik Keluarga

Nah kalau yang satu ini adalah kebiasaan keluarga kami sih. Setelah acara silaturahmi keluarga usai, biasanya hari lebaran ketiga kami akan piknik bareng. Dari kota Langsa (rumah mamak mertua) kami akan pergi ke Banda Aceh (12 jam peejalanan darat) sambil tentunya mampir ke beberapa kota yang kami lewati untuk wisata kuliner. Mobil kami udah kaya konvoi aja Sahabats, berjajar mungkin ada 10 mobil karena masing-masing keluarga bawa 1 mobil. Alhamdhulilah hampir semua keluarga di Aceh hobi jalan jadi selalu bahagia bisa jalan sama mereka. Kami yang dari jauh ini akan dibawa tur ke tempat-tempat wisata andalan Aceh.

foto sunset saat masih hamil baby K di pantai Lhok Nga

Sebagai menantu terakhir dan yang paling jauh aku merasa dimanjakan banget. Selalu aja apa yang aku request akan dipenuhi oleh kakak-kakak. Sejauh apapun mereka akan dengan senang hati mengantarkan kami jalan. Kalau aku sih selalu request yang nggak pernah jauh dari pantai karena pantai di Aceh cantik luar biasa.

Rencananya tahun ini kami semua mau menjelajah pulau Banyak di Aceh Selatan yang gosipnya nggak kalah cantik sama Belitung. We’ll see semoga Allah segera wujudkan rencana kami liburan ke sana.

Banyak cara dan tradisi unik di setiap kota untuk merayakan Idul Fitri dan itulah beberapa tradisi lebaran di Aceh yang sampai saat ini masih selalu dilaksanakan oleh masyarakatnya. Postingan ini asli bikin aku nostalgia dan jadi pengobat rindu kakak dan abang nun jauh di sana. Semoga Allah selalu menjaga kalian semuanya ya. Miss you all so much.

Sebelum aku berakhir mewek, boleh dong aku di share keseruan tradisi lebaran di kampung halaman Sahabats? Share di kolom komentar ya. 🙂

Assalamualaikum Sahabats ….

Nggak berasa ya Sahabats kita sudah hampir memasuki 10 hari terakhir Ramadhan. Biasanya di masa-masa ini selain sibuk meningkatkan ibadah, kita juga mulai belanja baju baru buat lebaran, bebikinan kue untuk menyambut tamu yang datang silaturahmi, bahkan mulai bersiap pulang kampung. Memang nggak ada yang bisa mengalahkan suasana lebaran di kampung halaman. Syahdu, begitulah rasanya berlebaran di kampung halaman tercinta, bumi serambi Mekkah, Nanggroe Aceh Darussalam.

Suasana Ramadan tahun ini semuanya berubah ya Sahabats. Ramadhan di tengah pandemi covid 19 membuat kita kehilangan beberapa momen sakral seperti shalat tarawih berjamaah di masjid, tadarus bareng, bahkan mungkin nggak bisa lagi i’tikaf di malam -malam terakhir Ramadhan nanti. Tapi jangan sampai suasana yang haru biru ini bikin kita kehilangan inti dari bulan Ramadhan. Pintu masjid boleh saja ditutup tapi pintu maaf Allah selalu terbuka untuk kita. Semangat. 🙂

Anyway menjelang Idul Fitri apa saja yang sudah Sahabats siapkan? Kalau kami sih sudah mengikhlaskan rencana mudik ke Aceh. Berarti tahun ini masuk tahun ketiga kami nggak bisa pulang mudik. Sedih? banget. Bayangkan memendam rindu sama keluarga selama 3 tahun, tapi apa mau dikata hanya bisa berharap Covid 19 segera usai.

Sebagai pengobat rindu pada bumi serambi Mekkah di-postingan kali ini aku mau berbagi cerita tentang keseruan lebaran di Aceh. Sebagai satu-satunya provinsi di Indonesia yang menerapkan syariat Islam secara menyeluruh perayaan hari besar Islam amat sangat terasa di sana. Dimulai dari penyambutan akan datangnya bulan Ramadhan hingga persiapan lebaran semuanya dilandaskan oleh ajaran Islam. Aku share ya beberapa tradisi lebaran yang unik di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan tradisi lebaran di keluarga kami juga. 🙂

Meugang

Meugang (dibaca megang) adalah tradisi memasak daging dan menikmatinya bersama keluarga, kerabat dan yatim piatu oleh masyarakat Aceh. Meugang atau Makmeugang adalah tradisi menyembelih kurban berupa kambing atau sapi yang dilaksanakan setahun tiga kali, yakni sehari sebelum Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha. Biasanya akan memasak daging di rumah, setelah itu dibawa ke masjid untuk makan bersama tetangga dan warga yang lain.

FYI ya Sahabats tradisi Meugang sudah dilaksanakan sejak ratusan tahun yang lalu di Aceh. Meugang dimulai sejak masa Kerajaan Aceh di tahun 1607 – 1636. Kala itu Sultan Iskandar Muda  memotong hewan dalam jumlah banyak dan dagingnya dibagikan secara gratis kepada seluruh rakyatnya sebagai rasa syukur atas kemakmuran rakyatnya dan rasa terima kasih kepada rakyatnya. Hingga kini tradisi Meugang masih mengakar dalam kehidupan masyarakat Aceh, maka Meugang tetap dilaksanakan hingga saat ini dalam kondisi apapun, termasuk saat Covid 19 tentunya dengan protokol kesehatan yang sudah disiapkan pemerintah setempat.

Semua kalangan melakukan tradisi meugang ini sebagai ungkapan syukur pada Allah atas rejeki yang sudah didapatkan selama ini. Selain itu tradisi meugang juga menjadi simbol tanggung jawab seorang laki-laki sebagai pemimpin keluarga dan pencari nafkah utama. Membeli daging adalah perlambang seorang ayah mampu menafkahi keluarganya dengan baik.

Kami biasanya sampai di Aceh H-2 supaya bisa ikut tradisi Meugang di rumah. Biasanya kami akan kumpul di rumah mamak mertua dan masak di bagian belakang rumah. Ada semacam bale-bale tempat kami biasa kumpul sambil ngobrol dan kangen-kangenan sama kakak-kakak. Abang adalah anak ke 10 dari 10 bersaudara, dan biasanya kami yang rantau di Jawa atau kota lain di Aceh janjian untuk pulang bareng. Sahabats kebayang kan gimana ramenya rumah mamak saat lebaran tiba? 🙂

Membuat Kue Timphan Bersama Keluarga

Timphan adalah kue khas Aceh yang wajib ada saat perayaan Idul Fitri dan Idul Adha untuk disajikan pada tamu yang datang berkunjung. Saking spesialnya kue timphan ini, ada pepatah khas Aceh yang bisa menggambarkannya. “ìUroe goet buluen goet Timphan ma peugoet beumeuteme rasaî,” yang artinya, hari baik, bulan baik, Timphan buatan ibu harus dapat kurasakan.

photo from: national.tempo.co

Jadi selain masak-masak menu daging untuk tradisi meugang, dapur juga akan sibuk bebikinan Timphan. Timphan adalah makanan lembek berbalut daun pisang muda dengan berbagai isian. Salah satu yang paling terkenal adalah Timphan rasa srikaya. Pos aku dibagian mengisi timphan dan membungkusnya dengan daun pisang muda,0 tentunya sambil meng-update cerita dan gosip sama kakak dan ponakan tercinta.

Jak Bak Guree

Bagi orang Aceh, guru mengaji adalah salah satu orang yang paling dihormati dan akan selalu dikunjungi saat hari lebaran. Jak Bak Guree adalah tradisi berkunjung ke rumah guru mengaji dan sungkem pada beliau sembari tentunya berterima kasih atas ilmu yang telah diberikan. Dari mulai anak kecil hingga orangtua biasanya akan mengunjungi rumah sang guru segera setelah selesai shalat Ied.

Kebetulan guru mengaji abang ya ayahnya sendiri jadi kami nggak melakukan tradisi tersebut tapi banyak menerima tamu bahkan setelah ayah mertua nggak ada. Semasa hidup ayah mertua adalah Imam masjid di kampung dan sesuai adat setempat Imam Masjid adalah salah satu orang yang cukup dihormtai di desa. Alhamdhulilah bahkan setelah 12 tahun ayah meninggal masih banyak yang berkunjung dan silaturahmi ke rumah beliau. Allohummaghfirlahu warhamhu wa’aafihi wa’fu ‘anhu.

Takbiran di Meunasah

Tradisi ini hanya untuk para lelaki Sahabats. Pada malam lebaran mereka semua akan kumpul di meunasah (mushala) atau masjid untuk bertakbir. Sekarang ini pasca perjanjian damai di Aceh masyarakat mulai mengenal takbir keliling. Acara ini biasanya berakhir di warung kopi, tau kan kalau orang Aceh paling hobi ngopi-ngopi? 🙂

Piknik Keluarga

Nah kalau yang satu ini adalah kebiasaan keluarga kami sih. Setelah acara silaturahmi keluarga usai, biasanya hari lebaran ketiga kami akan piknik bareng. Dari kota Langsa (rumah mamak mertua) kami akan pergi ke Banda Aceh (12 jam peejalanan darat) sambil tentunya mampir ke beberapa kota yang kami lewati untuk wisata kuliner. Mobil kami udah kaya konvoi aja Sahabats, berjajar mungkin ada 10 mobil karena masing-masing keluarga bawa 1 mobil. Alhamdhulilah hampir semua keluarga di Aceh hobi jalan jadi selalu bahagia bisa jalan sama mereka. Kami yang dari jauh ini akan dibawa tur ke tempat-tempat wisata andalan Aceh.

foto sunset saat masih hamil baby K di pantai Lhok Nga

Sebagai menantu terakhir dan yang paling jauh aku merasa dimanjakan banget. Selalu aja apa yang aku request akan dipenuhi oleh kakak-kakak. Sejauh apapun mereka akan dengan senang hati mengantarkan kami jalan. Kalau aku sih selalu request yang nggak pernah jauh dari pantai karena pantai di Aceh cantik luar biasa.

Rencananya tahun ini kami semua mau menjelajah pulau Banyak di Aceh Selatan yang gosipnya nggak kalah cantik sama Belitung. We’ll see semoga Allah segera wujudkan rencana kami liburan ke sana.

Banyak cara dan tradisi unik di setiap kota untuk merayakan Idul Fitri dan itulah beberapa tradisi lebaran di Aceh yang sampai saat ini masih selalu dilaksanakan oleh masyarakatnya. Postingan ini asli bikin aku nostalgia dan jadi pengobat rindu kakak dan abang nun jauh di sana. Semoga Allah selalu menjaga kalian semuanya ya. Miss you all so much.

Sebelum aku berakhir mewek, boleh dong aku di share keseruan tradisi lebaran di kampung halaman Sahabats? Share di kolom komentar ya. 🙂

Assalamualaikum Sahabats …

Akhir-akhir kita sering banget mendengar berita soal bullying di media sampai rasanya sudah jadi berita yang biasa. Padahal kasus bullying itu kasus yang meninggalkan trauma seumur hidup, apalagi kalau dialami oleh anak-anak. Si korban bisa jadi mengalami trauma seumur hidup sedangkan si pelaku jika dibiarkan bisa jadi akan terus melakukan hal tersebut tanpa merasa bersalah.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Perundungan adalah proses, cara, perbuatan merundung yang dapat diartikan sebagai seseorang yang menggunakan kekuatan untuk menyakiti atau mengintimidasi orang-orang yang lebih lemah darinya. Biasanya dengan memaksanya untuk melakukan apa yang diinginkan oleh pelaku. Dalam bahasa inggris perundungan diartikan sebagai bully.

So  bullying dapat kita artikan sebagai perilaku intimidasi yang dapat dilakukan berulang untuk melukai individu baik emosional maupun fisik dan melibatkan ketidakseimbangan kekuatan di mana pelaku mendominasi dan korban menjadi pihak yang lemah. Perilaku semacam ini sering banget terjadi di usia sekolah, bahkan menurut KPAI di tahun 2018 menjadi masalah yang cukup serius dalam dunia pendidikan di Indonesia.

Pengalamanku Ketika Anak di Bully

Pertama kali kami pindah ke Semarang di tahun 2014 kami pernah mengalami masalah ini. Walaupun alhamdhulilah bisa dibilang kasus bullying yang dialami Nadia nggak berlarut-larut bisa segera diatasi tapi sempet juga bikin kami sedih dan bingung.

Waktu itu Nadia kelas 1 SD dan Nadia memang tipe yang pemalu dan nggak terlalu mudah bergaul. Sejak kecil memang dia butuh waktu mengobservasi lingkungan sekitarnya sampai dia bisa merasa nyaman dan menemukan teman yang cocok dengannya. Begitu juga di sekolah barunya. Selain karena banyak diam dan mungkin karena logat Suroboyo nya yang cukup kental (kami dulu tinggal di Sidoarjo) jadi ada beberapa anak yang sering ngejekin Nadia atau melakukan verbal bullying.

Awalnya kami merasa ada sesuatu yang nggak beres adalah Nadia mulai nggak semangat dan susah banget diajak bersiap ke sekolah. Hampir setiap pagi harus kami lalui dengan drama yang berakhir tangisan dan jeritan Nadia. Emak dan bapaknya juga nggak kalah stress menghadapi situasi ini padahal kami juga harus berangkat kerja.

Seperti korban bullying yang biasanya nggak mau mengakui apa yang terjadi begitu pun Nadia. Sampai akhirnya aku ganti ganti strategi dengan mencoba nggak membahas masalah ini dan membiarkan Nadia bolos sekolah beberapa hari. Sambil main di rumah dan beraktivitas bersama barulah dia ngaku kalo selama ini ada beberapa anak yang sering melakukan verbal bullying padanya. Satu diantaranya yang juga anak perempuan malah sempat meludahi mukena Nadia saat shalat berjamaah di sekolah. Alhamdhulilah bu guru sempat melihat dan langsung menegur anak itu.

Peran Orangtua Mengatasi Trauma Bullying Pada Anak

Pasti sedih mendengar apa yang dialami Nadia waktu itu tapi kami juga bersyukur bisa tau ada kasus bullying ini sebelum masalah jadi berkepanjangan. Akhirnya kami berkonsultasi ke saudaraku yang seorang psikolog anak. Sesuai saran beliau peran orangtua menjadi penting untuk menyembuhkan trauma si anak. Kami harus terus ada di dekat si anak dan siap mendengarkan keluh kesahnya. Bahkan hal paling sederhana adalah be there, ada untuk anak kita, bukan sekedar fisik tapi juga hati kita.

Berikut adalah 5 hal yang bisa para orangtua terapkan untuk menyembuhkan trauma akibat bullying.

Tumbuhkan Rasa Percaya Diri Anak Dengan Memberinya Tanggung Jawab

Korban bullying biasanya akan kehilangan rasa percaya diri setelah semua yang dialaminya. Untung mengembalikan dan meningkatkan rasa percaya diri anak harus diberi tanggung jawab melakukan beberapa tugas. Cukup tugas harian yang sederhana aja yang penting anak merasai dihargai karena kita memberikan kepercayaan padanya untuk melakukan sesuatu. Waktu itu kami menyepakati daily schedule yang akan dilakukan setiap hari. Semua tugas yang berhasil dilakukan Nadia akan kami beri reward berupa kancing warna-warni yang di akhir minggu bisa ditukar dengan apapun yang dimintanya. Biasanya akhir minggu kancing yang sudah dikumpulkan Nadia ditukar sama es krim atau buku cerita, hal sederhana tapi membahagiakan hatinya.

Memberi tanggung jawab membuat Nadia jadi makin percaya diri dan dia jadi bersemangat belajar banyak hal baru setiap harinya.

Temukan Hobi dan Asah Bakatnya

Menurut penelitian baik pelaku maupun korban bullying punya low self esteem karena itu orangtua harus bisa menggali apa kesukaan dan hobi si anak kemudian kembangkan bakatnya. Daripada terus melihat kekurangan kita fokus pada kelebihan anak sehingga tumbuh sisi positif dan bangga pada diri anak.

Nadia suka renang jadi kami ikutkan Nadia sekolah renang. Alhamdhulilah ketemu sama temen baru dan lingkungan yang menyenangkan, Nadia jadi makin semangat belajar berenang bahkan beberapa kali ikutan lomba. Meskipun nggak dapat juara 1 tapi kami bangga Nadia sudah berani mencoba. Dari lomba-lomba renang ini terlihat banget kepercayaan dirinya meningkat.

Beri Pujian Pada Anak

Pada korban bullying, sikap dihargai ini perlu ditekankan. Pujian yang tepat akan memacu sang anak untuk semakin berprestasi dan percaya diri menghadapi kehidupan. Kami puji Nadia saat berhasil melakukan sesuatu, bahkan saat gagal setidaknya beri pujian dan apresiasi karena sudah mau mencoba dan jadi anak pemberani. 🙂

Ajarkan Anak Untuk Mencintai Dirinya

Korban bullying seringkali merasa dirinya beda dan salah. Daripada sibuk meniru orang, ajarkan anak untuk mencintai dan menghargai dirinya sendiri. Semua manusia Allah ciptakan dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Jadi diri sendiri dan mencintai diri kita apa adanya jadi penting supaya anak bisa jadi pribadi yang kuat.

Ajak Anak Melakukan Hal Baru yang Menyenangkan

Dalam hal ini kami ajak Nadia traveling salah satunya juga untuk melupakan kejadian bullying. Nadia juga bisa dapat pengalaman baru yang seru dan bisa diceritakan ke teman-teman. Kenangan indah yang dikumpulkan siapa tau bisa melemahkan kenangan buruk kan? 🙂

Maafkan dan Move On

Pastinya sangat susah untuk bisa memaafkan si pelaku, apalagi kalau korban sudah trauma berat tapi kami berusaha tanamkan ke Nadia kalau peristiwa bullying yang dialami Nadia sudah selesai dan kami akan selalu siap dan ada untuknya kapanpun. Maafkan si pelaku dan move on. Maju terus dan tunjukkan kalau sekarang Nadia sudah jadi anak yang pemberani dan kuat.

Singkat cerita setelah ditelateni menjalankan beberapa saran di atas alhamdhulilah Nadia berangsur pulih dan jadi pribadi yang lebih berani. Saat kelas 3 Nadia sekelas lagi sama salah satu si pelaku tapi alhamdhulilah hubungan mereka sudah jauh lebih baik. Bahkan Nadia duluan ngajakin ngobrol duluan dan mereka akhirnya berteman baik sampai sekarang.

Beberapa cara di atas bisa Sahabats coba lakukan untuk menyembuhkan rasa trauma yang dialami korban bullying. Kuncinya satu sih, sebagai orangtua kita harus seutuhnya “hadir” untuk si anak. Sabar menemani dan menjalani semua proses detoksifikasi ini step by step. Semoga berhasil ya Sahabats. 🙂

Assalamualaikum Sahabats ….

Sebulan lebih sudah kita menjalankan anjuran pemerintah dan WHO untuk #stayathome dalam rangka memutus mata rantai penularan virus Corona. Semua kegiatan harus pindah ke rumah. Kerja di rumah, belajar di rumah, olahraga di rumah, seolah dunia kita menciut hanya seukuran rumah kita. Bosen? Iya pake banget. Manusiawi banget kalau kita rindu beraktivitas di luar rumah lagi. Rasanya kaki makin hari makin gatel pengen jalan lagi, traveling lagi. Melihat dunia sama anak-anak tapi apah mau dikata. 🙁

Baru saja kemarin denger cerita dari papaku beberapa murid beliau para residen di RS.Kariadi Semarang ketularan covid 19 lantaran pasien nggak jujur akan kondisi mereka. Dengan APD seadanya para dokter dan tenaga medis lainnya ikhlas merawat pasien sampai akhirnya ketularan juga. Patah hati nggak si dengernya. Korban makin hari kian berjatuhan tapi masih banyaaak banget manusia yang belum sadar diri.

Masyarakat yang nggak terbiasa disiplin ditambah pemerintah yang nggak tegas bikin penyebaran covid 19 di Indonesia kian tak terbendung. Aku pribadi rasany laelah jiwa raga ngomongin pandemi covid 19 Sahabats. Cuma bisa mohon ampun sama Allah dan berharap semua ujian ini akan segera berlalu dan kita bisa menikmati Ramadhan dengan gembira ya Sahabats.

Anyway supaya kesedihan kita nggal berlarut-larut kita ngobrolin ya asyik aja yuk Sahabats. Sudah banyak agenda tersusun di kepala dan pengen direalisasikan after covid- 19 terhempas dari Indonesia. Apa sajakah itu?

mie Aceh kepiting

Mudik (Piknik) ke Aceh

Rencananya tahun ini kami balik Aceh. Sebelum si kakak masuk pondok kami mau liburan dulu di kampung halaman. Rindu menyantap mie Aceh kepiting sembari duduk di tepi pantai Lampuuk yang air lautnya biru memesona sambil kangen-kangenan sama kakak dan abang di Aceh. Rencananya kami mau explore gugusan pulau Banyak yang ada di Aceh Selatan. Kabarnya keindahan pulau Banyak audah beken di kalangan para bule. Bahkan 90% wisatawan yang ke sana dari mancanegara. Nggak lucu banget kalo kami yang asli Aceh malah belum menjejak ke sana? Semoga tahun ni kesampaian ya Sahabats.

Staycation di Jogja

Harus Jogja banget? Iya soalnya kangen berat sama Jogja dan si kakak juga katanya pengen ke jalan-jalanJogja dan nyobain Tempo gelato yang legendaris itu sebelum ke pondok. So baiklah mari kita ke Jogja sekalian mama mau datang ke ujian desertasi terbuka temen yang lagi lanjut S3 di UGM. Siapa tau jadi terpecut semangat ini untuk lanjut sekolah lagi.

Kantor Imigrasi

Mau bikin paspor buat Keumala sekalian perpanjangan paspor kami yang udah kadaluarsa tahun 2019 kemarin. Emangnya mau kemana gitu? Ya embuh lah. Pokoknya bikin aja siapa tau entah tahun inj atau tahun sepan ada rejeki lebih dari Allah dan kami bisa melihat sisi lain buminya Allah. Rindu backpackeran keluar negeri euy.

muzium negare malaysia

Nonton ke Bioskop

Receh banget ya keinginan ini tapi beneran deh ke bioskop adalah salah satu hal aku rindukan selama periode #stayathome. Menurut kabar banyak film yang terpaksa mundur jadwal premiere nya karena wabah corona. Semoga setelah corona usai pas ada film bagus dan ada kesempatan untuk nonton di bioskop.

Makan di luar Bareng Keluarga

Semenjak #stayathome dapur di rumah yang biasanya jarang kepake jadi sibuk luar biasa. Kebetulan selama di rumah si kakak lagi semangat – semangatnya belajar masak jadi hampir tiap hari ada aja resep baru yang dicoba. Seneng sih bisa masak bareng kakak tapi nanti kalo corona sudah usai pengen makan di luar bareng seluruh keluarga. Ajak mama dan papa juga biar seru.

Shalat Berjamaah di Masjid

Last but definitely not the least kami berempat sudah berazam pengen shalat berjamaah di masjid. Semoga sebelum Ramadhan usai pintu-pintu masjid sudah kembali dibuka ya Sahabats. Kangen suasana masjid, pengen denger kajian dan suara lantunan ayat suci Alquran.

Hal-hal sederhana yang dulu seringkali kita anggap remeh sekarang jadi berharga banget ya Sahabats. Pengalaman selama pandemi ini menyadarkan aku untuk selalu bersyukur atas semua karunia Allah. Sekarang saatnya memusatkan energi dan hati di rumah, kembali pada keluarga, dan paling penting kembali pada Allah.

Semoga episode menyesdihkan ini segera berakhir ya Sahabats. Bersama kesulitan ada kemudahan. Bersama kesulitan ada kemudahan. Yakinlah this too shall pass.