Assalamualaikum Sahabats 🙂
Salah banget kalau ada yang menduga Momtraveler cuma hobby wisata alam. Yes … nature always fascinates me, but history tracking is also one of my favorite thing. 😉 So .. di kota Banda Aceh yang sangat kental dengan peninggalan sejarah dan cerita perjuangan kemerdekaan Indonesia, sayang banget kalau nggak mengadendakan history tracking. 🙂

Sudah menjadi rahasia umum bahwa keindahan Indonesia Timur memang tak terbantahkan. Bentang alamnya yang eksotis dan masih sangat alami membuat kawasan Indonesia Timur menjadi primadona pariwsata Indonesia saat ini. Dari sekian banyak keindahan yang tersebar di kawasan Indonesia Timur, ada sebuah tempat yang namanya kian mendunia. Sebuah surga yang menjadi Mekah bagi para diver kelas dunia. Tempat ini bahkan telah dinobatkan menjadi “ibu kota” segitiga terumbu karang dunia. Sebuah tempat yang terletak nun jauh di tanah Papua yang telah menjelma menjadi destinasi kelas dunia incaran dan impian banyak traveler termasuk aku. Raja Ampat.

Peta Kepulauan Raja Ampat
Peta Kepulauan Raja Ampat

Apa sih yang membuat Raja Ampat begitu seksi dan mempesona? Well … meskipun aku belum pernah melihatnya secara langsung namun dari berbagai artikel dan buku yang sudah pernah kubaca, Raja Ampat memang tidak ada bandingannya. Raja Ampat adalah destinasi wisata kelas dunia yang masih sangat kental akan cita rasa lokal di setiap sudutnya. Tidak ada satu lokasi pun di dunia ini yang dapat disejajarkan dengan keindahan dan kekayaan alam yang dimiliki Raja Ampat, lokasi penyelaman terbaik dunia yang menawarkan 1.320 spesies ikan karang, lebih dari setengah soft coral, dan tiga perempat hard coral dunia. Dunia lho ya, bukan ASEAN atau Asia. 🙂

Pemandangan bawah laut yang spektakuler ini terbentang mulai dari Selat Dampier (antara Pulau Batanta dan pula-pulau kecil Kri dan Mansuar), sedikit ke Utara hingga teluk Kabui (antara Pulau Gam dan Waigeo), terus berlanjut hingga ke Barat, tepatnya di Pulau Fam, Fainemo, dan Pulau Gag. Lanjut kearah Utara ada Pulau Kawe, dan nyaris di ujung Utara yakni Pulau Wayag yang cantik baik diatas maupun bawah lautnya. Ke Selatan ada Pulau Kofiau dan Pulau Misool. Entah berapa banyak lagi jumlah pulau kecil yang tersebar di kawasan Raja Ampat, yang jelas kemanapun mata memandang hanya keindahan yang akan kita saksikan.

 

A Heaven Discovered
Adalah Max Ammer seorang penyelam asal Belanda yang pada tahun 1990 sedang melakukan pencarian terhadap rongsokan pesawat terbang milik Belanda yang jatuh di perairan Papua. Saat pencarian itulah, Ia menemukan surga bawah laut di Raja Ampat, Papua. Sejak itulah cintanya pada Raja Ampat tumbuh sehingga Ia memutuskan untuk menetap dan mendirikan beberapa resort dan menjadi dive operator disana. Sejak saat itulah resort dan homestay mulai menjamur di kawasan raja Ampat. Sebagai bentuk penghargaan dan kecintaannya pada tanah Papua, Max Ammer mempekerjakan penduduk lokal di resortnya, beberapa diantaranya bahkan menjadi dive guide andalan resortnya.

Begitu indahnya Raja Ampat hingga lokasi ini didaulat menjadi tuan rumah Sail Raja Ampat pada bulan Agustus 2014 lalu. Acara ini diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Pantai Wasai Torang Cinta dan dipadati oleh wisatawan dari dalam dan luar negeri. Berbagai acara seru diadakan seperti Pagelaran tari kolosal ‘Harmoni Raja Ampat’ dan aksi terjun payung. Ini adalah salah satu upaya pemerintah memperkenalkan kearifan lokal setempat sekaligus meningkatkan kunjungan wisata ke Raja Ampat. Pasti meriah sekali ya acaranya dan pastinya membuatku semakin ingin mengunjungi Raja Ampat.

Keindahan Raja Ampat. Sumber gambar www.indonesia.travel
Keindahan Raja Ampat. Sumber gambar www.indonesia.travel

 

Jernihnya laut di Kepulauan Raja Ampat (sumber foto: www.indonesia.travel)
Jernihnya laut di Kepulauan Raja Ampat
(sumber foto: www.indonesia.travel)

Sebagian besar orang merasa bahwa Raja Ampat hanya bisa dinikmati oleh mereka yang memiliki keahlian menyelam mengingat keindahan bawah lautnya. Ternyata dugaan itu salah lho. Tak melulu hanya diving, bagi kita-kita yang belum memiliki sertifikat menyelam, masih banyak kok aktivitas yang bisa dilakukan di Raja Ampat. Rupanya keindahan Raja Ampat masih bisa dinikmati hanya dengan snorkeling. Jernihnya air laut disini membuat aktivitas snorkeling menjadi sangat menyenangkan. Ada banyak gugusan terumbu karang dan ikan dengan berbagai macam warna yang siap menyapa kita. Hanya dengan mengapung dipermukaan, kita suda bisa menari-nari bersama ikan pari, wobbegong (hiu karpet), walking shark (epaullete shark), nudibranch yang berwarna oranye, giant clam, bargibanti pygmy seahorse, dan masih banyak lagi. Seruuuu!!! 🙂

pesona bawah laut Raja Ampat (sumber: www.diverajaampat.com)
pesona bawah laut Raja Ampat
(sumber: www.diverajaampat.com)

pesona bawah laut Raja Ampat (sumber: www.epariwisata.com)
pesona bawah laut Raja Ampat
(sumber: www.epariwisata.com)

Puas menjelajahi bawah laut Raja Ampat jangan sampai lupa menikmati keindahan alamnya ya. Menurutku salah satu cara yang paling asyik untuk menikmati Pulau-pulau yang tersebar di Raja Ampat adalah dengan island hopping. Island hopping secara harafiah berarti singgah dari satu pulau ke pulau lainnya. Sembari meyambangi Pulau-pulau kecil tersebut, kita bisa duduk santai menikmati hembusan angin dan lembutnya pasir putih yang siap memanjakan siapapun. Aku sudah bisa membayangkan duduk di pinggir pantai sembari menikmati moment sunset dan sunrise. Ahh .. rasanya pasti seperti berada di surga ya. 😉 Memang tidak ada atraksi khusus yang bisa kita saksikan saat island hopping selain menikmati keindahan dalam dan tentunya berinteraksi dengan penduduk setempat, tapi bukan berarti island hopping jadi membosankan.Bayangkan puluhan pulau-pulau kecil yang memiliki keindahannya masing-masing. Dari mulai pasir putih yang tersebar di sekeliling pantai, hijaunya pepohonan, hingga gua-gua kecil menunggu untuk kita eksplorasi. Kerennn!! 😉

Penduduk setempat akan menyambut semua pengunjung dengan keramahan khas Papua yang menyenangkan. Kalau beruntung kita bahkan bisa bermain dan berenang bersama anak-anak kampung yang polos dan lucu. Bukankah traveling itu tak sekedar bersenang-senang tetapi juga mengenal budaya setempat dan keraifan lokal? Melalui masyarakat setempat kita bisa memahami bagaimana selama ini mereka berjuang melestraikan ekosistem yang ada di Raja Ampat. Nelayan setempat biasa menangkap ikan dengan cara tradisional, seperti memancing tanpa menggunakan umpan atau dikenal dengan istilah Bacigi. Mereka juga menerapkan sasi, yaitu larangan menangkap jenis ikan tertentu pada waktu tertentu sehingga keseimbangan ekosistem laut terjaga. Bagi penduduk setempat laut laksana ibu yang senantiasa memberikan kehidupan dari hulu hingga hilir sehingga kelestariannya adalah tanggung jawab bersama.

anak-anak Raja Ampat yang lucu :) (sumber: www.travel.detik.com)
anak-anak Raja Ampat yang lucu 🙂
(sumber: www.travel.detik.com)

Masih ada satu aktivitas seru yang wajib dicoba di Raja Ampat, bird watching. Salah satu kekayaan alam papua yang sudah tersohor hingga manca negara adalah Bird of Paradise. Ya .. surga Papua memang dipenuhi mahluk cantik seperti Burung Cendrawasih. Kegiatan ini bisa dilakukan dengan mengunjungi Desa Sawinggrai, di Selatan Pulau Gam. Namanya juga burung surga, tentunya tak mudah untuk bisa menikmatinya. Kita dianjurkan untuk sampai dilokasi pada pukul 06.00. Burung Cendrawasih biasanya hinggap di pepohonan yang tinggi, jadi kita harus menengadah untuk menikmati si cantik berbulu merah menyala ini.

siapa tahu beruntung bisa ketemu Bird f Paradise (sumber foto: www.tabloidjubi.com)
siapa tahu beruntung bisa ketemu Bird f Paradise
(sumber foto: www.tabloidjubi.com)

 

Sempurna Bukan Berarti tak Terjangkau
Sempurna. Mungkin itulah kata yang tepat untuk menggambarkan Raja Ampat dengan sejuta pesonanya dan alangkah sempurnanya hidup ini bila suatu hari nanti impian traveling ke Raja Ampat terwujud. Bukan hal yang tidak mungkin karena ada banyak cara untuk menuju Raja Ampat. Raja Ampat tak hanya bisa dinikmati wisatawan asing berkantong tebal, kita orang Indonesia lah yang harus menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan mengabarkan keindahan Raja Ampat pada dunia luar.

Backpacking ke Raja Ampat bukanlah hal yang mustahil. Ternyata cukup dengan Rp. 10.000.000 dan kita sudah bisa mencapai surga dunia ini. Sudah termasuk ongkos tiket pulaung pergi lho. Dimulai dari Sorong sebagai pintu gerbang menuju Raja Ampat, kemudian naik kapal sewaan menuju Wayag atau Misool. Biaya transportasi dan biaya hidup yang cukup tinggi dapat disiasati dengan traveling berjamaah alias beramai-ramai. Biaya sewa kapal yang mencapai 7-10 jutaan bisa ditanggung bersama 10 sampai 15 orang travelmates, jadi terasa lebih ringan kan? Yuk ah siapa yang mau daftar jadi travelmatesku ke Raja Ampat?? Tahun depan insyaallah kita berangkat ya. 🙂

Pulau Misool, Raja Ampat (sumber: www.indonesia.travel)
Pulau Misool, Raja Ampat
(sumber: www.indonesia.travel)

 

 

Sumber referensi:

Jangan Mati Dulu Sebelum ke Raja Ampat (Mayawati Nur Halim, 2014)
www.m.okezone.com/…/2014…/sby-hadiri-puncak-Sail-Raja-Ampat-2014/
www.gorajaampat.com/road-to-sail-raja-ampat
www.indonesia.travel/en/raja-ampat
www.tabloidjubi.wordpress.com/menjaga-potensi-laut-di-Raja-Ampat-dengan-kearifan-lokal

Assalamualaikum Sahabats 🙂

aceh-2014-131Perjalanan di Banda Aceh masih berlanjut nih. Kali ini kita melipir agak jauh dari kota Banda Aceh yuk, tepatnya di Kabupaten Aceh Jaya. Cukup 1,5 – 2jam perjalanan aja dengan motor atau mobil, tepatnya di jalan lintas nasional menuju daerah Pantai Barat Aceh. Sebelum memasuki kota Meulaboh, kita akan sampai di sebuah gunung. Gunung Geureutee (dibaca: Grute) namanya. 🙂

Gunung Geurutee biasa dijadikan sebagai rest area bagi orang-orang yang melakukan perjalanan ke Pantai Barat Aceh, tapi nggak jarang juga sih warga yang memang sengaja mampir kesini untuk menikmati pemandangan yang keren bingiittss. Seperti aku yang sore itu merengek (tepatnya sih memaksa) kakak iparku untuk membawa kami ke Gunung Geureutee hehehe. 😛
Sepanjang jalan menuju Geurutee banyak banget yang jualan durian. Kakak ipar dan abang sih girang banget, sedangkan aku bersembunyi di dalam mobil. Menolak keras untuk keluar saking nggak tahan dengan buah yang satu ini. Untunglah sebelum berangkat kakakku yang baik hati udah membekali aku dengan sekantung besar rambutan. Jadi tenanglah aku di dalam mobil sendirian. 😉

akses jalan menuju Geureutee, sempit tapi mulus ;)
akses jalan menuju Geureutee, sempit tapi mulus 😉

Kami sengaja datang sore hari ke Geurutee karena memang saat senja adalah saat terbaik untuk menikmati Geureutee. Waktu senja di Aceh berbeda lho dengan waktu senja di Jawa. Aceh yang berada di ujung Barat Indonesia waktunya sedikit lebih panjang dari Pulau jawa dan sebagian Sumatra meskipun masih termasuk dalam kawasan WIB (Waktu Indonesia Barat). Disini matahari kembali ke peraduan sekitar pukul 18.30, dan magrib sekitar pukul 19.00. jadi sebaiknya berangkatlah dari Banda Aceh selepas ashar, kira-kira pukul 16.30.

pemandangan dari Puncak Geureutee
pemandangan dari Puncak Geureutee

Di Puncak Gunung Geureutee banyak pondokan yang bisa kita pilih untuk duduk sejenak menikmati lukisan Allah yang Maha sempurna ini sambil nyeruput kopi Sanger (kopi Aceh). Badan jadi hangat, mata pun termanjakan oleh pemandangan alam yang luar biasa indahnya. Dari Puncak Geureutee kita bisa melihat pulau-pulau kecil yang tersebar di sekitar Banda Aceh. Birunya lautan berpadu dengan hijaunya pulau-pulau kecil dan bonusnya adalah langit senja yang jingga merona. Subhanallah, speechless kami dibuatnya. Sungguh sebuah mahakarya Sang Maestro. 😉

aceh-2014-53

Pulaunya kecil dan hijau itu sepertinya sih tak berpenghuni. Pastinya bakalan lebih seru kalau bisa sekalian island hopping yah. Semoga Pemerintah daerah Aceh bisa segera melengkapi fasilitas wisata di Gunung Geurutee. Sayang rasanya keindahan yang luar biasa ini hanya bisa dinikmati dari jauh dan belum terlalu bisa dituai hasilnya oleh penduduk sekitar. Yakin banget kalau sudah ada paket wisata island hopping, area ini bakalan makin meriah deh. 😉
Nah sambil menunggu impian itu terealisasi kita nikmati aja dulu keindahan Puncak Geurutee yuk. Bersyukur dan bahagia banget terlahir di negeri surga seperti Indonesia ini. Thank you Allah. 🙂

Happy traveling guys 🙂

geurutee3

Tergila-gila akan keindahan pantai Indonesia. Yup .. that’s me. Entah karena aku ini titisan putri duyung nan cantik jelita #dilarangemosi atau karena kemilau birunya air laut yang diterpa sinar matahari memang selalu berhasil membuatku terpesona, yang jelas aku selalu rindu untuk kembali ke pantai. Beruntung aku tinggal di Indonesia, negara terbaik untuk menikmati eksotisme pantai tropis. 😉

Aku memulai jalan-jalan kali ini di sebuah kota yang terletak di ujung Pulau Jawa. Kota yang biasanya hanya dijadikan tempat persinggahan orang-orang yang hendak menyebrang ke Pulau Bali. Kota yang sering kali terlupakan, padahal memiliki keindahan alam yang luar biasa. Aku menemukan surga disini, di kota Banyuwangi.

Banyuwangi memiliki 3 Taman Nasional yang masih sangat alami dan luar biasa indahnya, Taman Nasioanl Alas Purwo, Taman Nasional Baluran, dan Taman Nasional Meru Betiri. Kali ini kami memutuskan untuk singgah di sebuah pantai yang masuk dalam area Taman Nasional Meru Betiri karena aku penasaran sekali ingin melihat sendiri keindahan Teluk Hijau. Sebuah Pantai berpasir putih dengan air yang hijau. Yup .. hijau bukan biru seperti umumnya pantai. 🙂

Keindahan Teluk Hijau bahkan sudah jadi bahan pembicaraan para traveler manca negara yang biasa menyebut lokasi ini dengan Green Bay. Saking terpesonanya mereka dengan Teluk Hijau, mereka mensejajarkan keindahannya dengan Phuket dan Phi Phi island di Thailand. Kalau buatku sih, Teluk Hijau masih jauh lebih cantik dan alami.

C360_2014-03-30-08-57-13-892
Pintu Masuk Taman Nasional Meru Betiri

Setelah 8 jam perjalanan dari Sidoarjo kami langsung mengarahkan mobil pada tujuan utama hari itu. Teluk Hijau terletak di Kabupaten Banyuwangi, tepatnya di Desa Sarongan, kecamatan Pesanggrahan, Banyuwangi, Jawa Timur. Untuk menuju ke Teluk Hijau kami terpaksa menitipkan mobil pada seorang kawan untuk kemudian meneruskan perjalanan dengan motor. Jalanan yang sempit dan berbatu tak memungkinkan untuk dilewati mobil, sehingga satu-satunya alat transportasi yang memungkinkan hanyalah motor.

Perjuangan belum berhenti disitu saudara-saudara. Untuk mencapai Teluk Hijau, kami masih harus berjalan sekitar 1km melewati bukit dan hutan karena Teluk Hijau terletak di balik tebing. Jangan membayangkan jalan yang mulus beraspal. Sepanjang kaki melangkah kita akan melewati jalan setapak yang curam dan berbatu. Pemandangan yang akan kita nikmati adalah hutan dengan pepohonan besar dan rindang. Aku harus berkali-kali menyemangati Nadia yang mulai kelihatan lelah. Jangankan Nadia, kami yang dewasa aja ngos-ngosan menembus medan yang berat ini. Fyuuuhh…. #lapkeringet

Jalan setapak yang harus dilalui untuk menuju TKP
Jalan setapak yang harus dilalui untuk menuju TKP

Memang butuh perjuangan yang tak sedikit untuk mencapai Teluk Hijau, tapi bukankah untuk meraih sesuatu itu butuh perjuangan? Apalagi untuk menikmati sebuah lukisan Allah yang tanpa cela ini.  It really worth fighting for. 🙂

Alhamdhulilah medan sulit pun terlewati setelah menemukan sebuah pantai yang penuh dengan batu. Penduduk setempat menyebutnya Pantai Batu. Di bibir pantai tidak nampak ada pasir hanya ada bebatuan. Aneh ya. 🙂 Katanya si pasir pantai ini tertutup bebatuan yang datang bersama gulungan Tsunami yang sempat mampir di lokasi ini tahun 1994. Nggak perlu berlama-lama disini, karena tujuan utama sudah menanti di balik bukit. Yuk.. mariiii…. 😉

Ini dia Pantai Batu :)
Ini dia Pantai Batu 🙂

“Subhanallah!” kata itu terucap berkali-kali dari mulutku sesaat setelah kami tiba di bibir Teluk Hijau. Rasanya aku tak bisa menemukan kata lain untuk mengungkapkan keindahan Teluk Hijau. Ini sih beneran surga! Lokasi pantai yang tersembunyi, membuatnya jarang terjamah manusia. Butiran pasir putih yang lembut berpadu air yang jernih kehijauan jika dilihat dari jauh. Hijaunya air di Teluk Hijau ini karena perairannya yang dangkal dan di dasarnya banyak terdapat ganggang (algae) yang memantulkan warna hijau. Sinar matahari di sore hari membuat hijaunya air makin berkilauan, persis seperti batu zamrud. Subhanallah … keren bangeett. 🙂

1km to go ... ayo semangattt!!!
1km to go … ayo semangattt!!!

Lelah yang sejak tadi sudah menumpuk hilang seketika saat melihat lukisan alam yang sempurna ini. Pasir putih yang lembut, desiran angin pantai yang lembut membuat hati jadi adem dan ayem hehehe. Bukan cuma mata yang dimanjakan pemandangan luar biasa, telinga pun ikut menikmati musik dari laut. Aku selalu suka suara ombak yang pecah diantara karang-karang besar, rasanya alam sedang bernyanyi menyambut kedatangan kami. Lebay?? Biarlah… Siapa juga yang nggak terpesona melihat Pantai yang seindah ini? Suasana hati seketika berubah melankolis hehehe. 🙂

Gulungan ombak sudah melambai-lambai menyambut kedatangan kami dengan mesra. Segera setelah meletakkan barang bawaan kami, Aku dan Nadia segera berlarian menuju bibir Teluk Hijau untuk menyapa  si cantik nan hijau berkilau diterpa sinar mentari sore. Waktunya main air… yaaayyy… 🙂

Hanya ada beberapa orang di Teluk Hijau sore itu, rasanya seperti bermain di Pantai pribadi. Mau jejingkrakan, teriak-teriak, main air, suka-suka hati lah pokoknya. Eh tapi ini pantai perawan jadi nggak ada yang menyewakan alat diving atau snorkeling, penjual makanan pun nggak ada. Cara terbaik untuk menikmati teluk Hijau ya dengan cara alami yang sederhana.

the amazing Teluk Hijau
the amazing Teluk Hijau

the amazing Teluk Hijau
the amazing Teluk Hijau

Duduk di bawah pohon sambil menikmati bekal yang sudah kita siapkan dari rumah sambil memandang ombak yang silih berganti menyapa bibir Teluk Hijau. Melepas lelah sembari menikmati bekal yang sudah aku siapkan dari rumah, snack ringan, mi instant dan beberapa kaleng Liang Teh Cap Panda untuk mengembalikan energy yang sudah terkuras seharian. Jangan sampai setelah liburan selesai kita jadi sakit cuma karena panas dalam, kan ada Liang Teh Cap Panda yang selalu berhasil mengusir panas dalam dan bikin badan kembali bugar. Cara yang sederhana tapi sempurna. 😉

Eits … setelah liburan dan jalan-jalannya usai, sampah-sampahnya jangan dibuang sembarangan. Jangan sampai keindahan Teluk Hijau memudar karena tangan-tangan manusia yang nggak bertanggung jawab. Kalau bukan kita sendiri yang menjaga keindahan alam Indonesia, siapa lagi? 😉

Subhanallah ya cantiknya ;)
Subhanallah ya cantiknya 😉

Tak perlu jauh-jauh pergi ke negeri orang untuk mencari surga, karena tanah tumpah darah kita adalah surga. Gunung dan Pantainya adalah lukisan kesempurnaan dan kebesaran Sang Maha Kuasa.  🙂

Happy traveling. 🙂

ke Green Bay yuuk :)
ke Green Bay yuuk 🙂

 

JANGAN MENINGGALKAN APAPUN KECUALI JEJAK

JANGAN MENGAMBIL APAPUN KECUALI FOTO

JANGAN MEMBUNUH APAPUN KECUALI WAKTU