Angkringan

Assalamualaikum Sahabats ….

Meskipun di Indonesia saat ini sedang menjamur cafe dan bistro, angkringan tidak akan kehilangan pasarnya. Angkringan tak hanya menjual menu sederhana yang murah meriah, lebih dari itu ada suasana nyaman dan sederhana yang mungkin banyak dirindukan orang. Apakah Sahabats salah satu penggemar angkringan?

Biasanya di blog ini aku mengulas cafe atau resto yang ada di Semarang atau kota dan negara lain yang sudah pernah kukunjungi. Tapi kali ini aku pengen mengulas sedikit soal angkringan.

Iyes. Sahabats nggak salah. Tempat makan sederhana yang bisa ditemukan dengan mudah ini ternyata punya penggemar garis keras yang membuatnya bertahan hingga hari ini.

Sejarah Angkringan

FYI Sahabats angkringan muncul pertama kali bukan di Yogyakarta, tapi di Solo. Tepatnya angkringan adalah ide seorang warga desa Ngerangan, Klaten yang bernama Karso Dikromo. Alkisah pada tahun 1930an beliau berganti-ganti profesi hingga memutuskan pindah ke Solo.

 (angkringanmbahbejo.blogspot.com)

Di Solo beliau bertemu mbak Wiryo dan mereka pun memulai usaha kuliner. Awalnya berjualan terikan (dalam budaya Jawa terikan adalah masakan berbahan dasar protein dengan kuah santan). Mereka berjualan di malam hari.

Usaha ini berkembang seiring dengan bertambahnya menu yang mereka jual. Ada minuman hangat dan aneka makanan ringan seperti rebusan dan gorengan atau dikenal dengan HIK (Hidangan Istimewa Kampung). Nama HIK sampai saat ini masih digunakan di Solo.

Sebaran Angkringan di Indonesia

Ide kuliner ala mbak Karso dan mbah Wiryo pun mulai kondang dan diikuti banyak orang. Kata angkringan sendiri mulai dikenal di Provinsi Jogjakarta. Diambil dari bahasa Jawa yang berarti tempat jualana makan keliling.

Awalnya menggunakan pikulan sampai akhirnya berganti jadi gerobak dorong agar bisa mengakomodir lebih banyak menu dan pengunjung yang datang. Beberapa angkringan yang ramai pengunjung biasanya juga menyediakan tikar atau kursi tambahan.

Angkringan lebih terkenal di Jogja karena Jogja adalah kota wisata dan pelajar yang menjadi konsumen utama angkringan. Menu angkringan yang beraneka rupa dan harganya yang murah meriah menjadi daya tarik tersendiri bagi mahasiswa dan wisawatan untuk datang ke sana.

Angkringan juga dikenal sebagai tujuan utama para pelajar dan mahasiswa ketika uang saku menipis terutama saat akhir bulan. tepatnya ketika dompet mulai defisit, angkringan selalu bisa memadamkan kelaparan tanpa bikin deg-degan hehehehe.

shutterstock Mas Jono

Konsep Angkringan

Kesederhanaan yang dekat dengan keseharian masyarakat Indonesia. Kalau menurutku sih semangatnya berangkat dari sana. Kedua pelopor angkringan tadi tau betul kalau masyarakat Indonesia hidup sederhana dan suka berkumpul.

Simple nya sih konsepnya Egaliter, kesetaraan derajat sosial seseorang dengan orang lain. Siapa pun boleh datang ke angkringan dan meikmati hidangan rakyat yang sederhana.

Pembeli datang tanpa membeda-bedakan strata sosial. Tujuannya menemukan suasana ramah dan sederhana sambil bebas mengobrol hingga larut malam meski tak saling kenal. Bahan obrolannya bisa beragam. Dari mulai gosip antar tetangga sampai politik dibahas.

Menu Andalan Angkringan

Menu di angkringan tuh banyaaaaak banget dan mostly bikin kita lapar mata. Mungkin karena semua menu terhidang di depan mata ya, jadi secara nggak langsung kita akan tertarik untuk mencoba berbagai macam lauk yang tersedia.

Salah satu menu yang paling populer di sana adalah nasi kucing. Nasi bungkus berukuran mini (seperti porsi makan kucing) dengan lauk berupa kering tempe, telur bacem atau balado, sambal goreng kentang ati, dan lain sebagainya.

Biasanya orang akan membeli 2-3 nasi kuning untuk memenuhi porsi makan normal. Dibungkus kecil mungkin agar harganya lebih terjangkau tapi bisa jadi juga trik bisnis supaya pengunjung makan beberapa bungkus plus nambah lauknya.

Sahabats, selain nasi kucing juga harus nyobain aneka lauk seperti sate telur puyuh, gorengan, dan jadah bakar. Kalau aku sih selau pesan jadah bakar, minumnya teh atau jahe hangat. Menu makan makan yang sederhana tapi menghangatkan.

Oya, selain aneka menu olahan, di angkringan juga pasti ada mi instant dan minuman instant. Penggemar mi instant nggak akan melewatkan menu yang entah kenapa kalau dimasak di angkringan tuh rasanya lebih enak daripada kalau kita masak sendiri.

Menurut Sahabats apa ya alasannya? Padahal kalau kita lihat teknik memasaknya nggak beda dengan cara kita masak mi di rumah.

angkirngan
nyeruput teh hangat ditemani rintik hujan

Angkringan Next Level

Seperti manusia, angkringan pun mengalami perkembangan dari masa ke masa. Ada angkringan yang masih mempertahankan konsep aslinya denga berjualan di pinggir jalan dengan menu sederhana. Banyak juga yang sudah naik kasta, menempati lokasi strategis nan luas, lengkap dengan live music dan wifi yang bikin anteng pelanggannya.

Konsepnya sih masih sama, biasanya tetap mempertahankan gerobak angkringan. Hanya lokasinya dibuat nyaman, bahkan instagramable. Menu yang ditawarkan biasanya lebih variatif bahkan kekinian. Tujuannya pasti lah untuk menggaet anak muda yang hobi nongkrong dan bikin konten.

kanalindonesia.com

Semakin kece lokasi angkringan, menu, dan koneksi wifi dijamin bakalan rame pengunjung deh. Jadi jangan heran kalau omset usaha kuliner ini bisa jutaan per harinya.

Di kota Semarang pun sudah banyak bermunculan angkringan next level yang nggak pernah sepi pengunjung. Bahkan ada juga angkringan yang punya barista khusus untuk meracik kopi dan aneka minuman kekinian lainnya. Konsep sederhananya mungkin berkurang tapi tetep asyik buat nongkrong ya.

Kalau aku sendiri sih lebih memilih konsep klasik pinggir jalan ala kaki lima. Lesehan di tikar sederhana menikmati minuman hangat dan ngemil jajanan ala pribumi yang rasanya nggak pernah ada matinya. Sambil mengenang masa kuliah di Jogja, nugas sambil nongkrong di angkringan.

Kalau Sahabats sendiri lebih memilih konsep angkringan klasik atau yang kekinian?

8 Replies to “Angkringan”

  1. Kayaknya aku baru satu kali nyobain nasi kucing, itupun di dekat rumah hehehe. Kalau zaman duluu, pernah sih makan lesehan di kaki lima di Joga. Entah deh apakah kedainya disebut angkringan atau bukan. Duduknya lesehan dengan menu sederhana. Ternyata begitu ya sejarah angkringan. Gemesin segala yang dipajang dan ditawarkan. Pengen icip semua hehehe.

  2. Eh, ternyata awalnya dr Solo? Aku kira dr Jogja 😆 soalnya tahu ramenya di Jogja. Mungkin faktor suasananya kali ya. Anw, aku kalo di angkringan selalu kalap banyak jajannya haha. Strategi marketingnya bagus ya sengaja bikin ngiler 🤣

  3. Berhubung suamiku orang solo, jadi angkringan ini udah lumayan familier, apalagi tiap mudik, pasti yg kami cari pertama angkringan mba 😄. Dulu pas mama papa mertua masih ada, mereka paling semangat ngajakin kami bbrp angkringan fav mereka. Mulai dr yang dipinggir jalan, Ampe yang modern. Rara2 semua angkringan di solo kami udah coba.

    Dan dari sekian banyak fav ku ttp yg tradisional . Yg modern sih enak juga, tp bbrpa kali aku ngalamin dicurangin harganya.

    Pas udah bayar, trus ngecek struk, ternyata mereka masukin makanan yg kami ga Pesen. Dan itu Bbrp kali terjadi. Ga banyak sih, lebih Rp50k doang biasanya. Tapi kalo udh ga jujur gitu, aku udh males balik. 2x kejadiannya di tempat yg sama, angkringan modern yg lumayan terkenal di solo 😁

    Mending yg pinggir jalan deh, lebih jujur

  4. Angkringan tuh bikin lapar mata karena hidangannya banyak jenisnya dan bikin ngiler jadi deh jajan banyak wkwkw paling suka minun wedang jahe dan mi instan di sana yummi

  5. Jadi tahu sejarah angkringan nih .. Sekarang angkringan di Kudus pun menjamur dimana-mana. Kalau malam hari jadi tempat tongkrongan anak muda. Makanya sekarang klo mau usaha angkringan harus nyediain WiFi gratis.
    Btw kalau ke angkringan tuh ambil ini itu gak terasa tahu tahu kenyaaaang..ya, murah meriah..🥰👍

  6. Di beberapa kota di Jawa Timur juga sering saya jumpai angkringan kalau malam hari. Kalau dilihat-lihat angkringan tradisional rame pembelinya.
    Di Jogja juga pernah ke angkringan yang agak modern tapi tetep klasik, khasnya Jogja gitu, hehe

  7. jadi sebenarnya kalau angkirangan sama warung itu beda atau sama ya Mba ahahhah jadi penasaran saya.. kalau yang seperti ini di jawa timur nyebutnya warung ya meski ada beberaoa yang sekarang menamai menjadi angkringan juga

  8. Lebih suka angkringan pinggir jalan wkwkwk. Cuma kalo bawa anak belum pernah nyoba mba. Takut dia nggak bisa diam terus lari ke jalanan

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.