Caraku Memulai Gaya Hidup Ramah Lingkungan pada Keluarga

Assalamualaikum Sahabats ….

Sudahkah Sahabats menerapkan gaya hidup ramah lingkungan di rumah? Sebenarnya penerapan gaya eco friendly di dalam keluarga cukup mudah lho. Bahkan nggak membutuhkan banyak biaya namun bisa mendatangkan manfaat yang besar bagi seluruh keluarga. Dua hal yang dibutuhkan agar gaya hidup ramah lingkungan bisa berhasil diterapkan pada seluruh anggota keluarga. KOMITMEN dan KONSISTEN.

Aku nggak ingat kapan tepatnya memulai gaya hidup ramah lingkungan. Mungkin karena aku menerapkan secara bertahap dan mulai dari hal yang paling mudah dilakukan. Kebiasaan kecil namun konsisten inilah yang akhirnya membuat kami sekeluarga berhasil menerapkan gaya hidup ramah lingkungan.

Alasan Menerapkan Gaya Hidup Ramah Lingkungan

Pastinya bukan karena ikut-ikutan trend ya Sahabats. Aku memutuskan untuk mulai peduli sama lingkungan karena membaca banyak artikel dan melihat sendiri dampak kerusakan lingkungan karena adanya perubahan iklim dan pemanasan global.

Nggak usah jauh-jauh deh, di Semarang, kota tempat aku tinggal mengalami penuruan tanah setiap tahunnya. Akibatnya banjir rob yang memang sudah sejak dulu ada makin bertambah parah. Belum lagi tanah longsor, banjir, polusi yang kian parah, dan udara juga air tanah di kota Semarang yang kualitasnya memburuk.

Jurnal yang diterbitkan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menyebutkan bahwa garis pantai di pesisir Semarang mengalami abrasi yang amat memprihatinkan. Pada rentang 1972-1992 garis pantai di beberapa wilayah di Semarang mundur sekitar 500 meter. Eksploitasi air tanah yang berlebihan menjadi salah satu penyebab penurunan tanah.

Melihat begitu banyak masalah yang berhubungan dengan lingkungan rasanya nggak bisa hanya menyerahkan pada pemerintah untuk mengatasinya. Perubahan harus dimulai dari diri sendiri dan dimulai dari hal yang sederhana kan Sahabats?

Makanya aku pun memutuskan untuk menerapkan gaya hidup eco friendly supaya kelak anak-anak bisa hidup di lingkungan yang sehat. Bersama suami dan anak-anak dengan semangat #TeamUpforImpact kami yakin pasti bisa berkontribusi untuk melindungi bumi.

Definisi Gaya Hidup Ramah Lingkungan

Gaya hidup eco friendly atau gaya hidup ramah lingkungan merupakan suatu bentuk gaya hidup yang mengedepankan unsur kepedulian terhadap  kelestarian alam serta lingkungan hidup. 

Menerapkan gaya hidup ramah lingkungan adalah bentuk tanggung jawab kita sebagai manusia pada #untukmuBumiku yang telah banyak memberikan sumber untuk kehidupan kita. Aku yakin ketika kita melindungi alam dan menjaga kelestariannya dengan baik maka bumi pun akan memberikan yang terbaik pada kita.

Banyak yang beranggapan bahwa gaya hidup eco friendly butuh banyak biaya. Apakah kita harus ganti semua barang di rumah dengan label eco friendly? Atau beli sayuran dan buah organik? Berat diongkos dong walhasil jadi setengah hati menerapkannya.

Padahal banyak cara sederhana yang bisa kita terapkan dan sama sekali nggak membutuhkan banyak biaya. Aku share tips caranya menerapkan gaya hidup ramah lingkungan dengan cara mudah dan murah ya Sahabats.

1. Buang Sampah pada Tempatnya

Klise ya kayanya? Tapi yang memang ini adalah cara termudah dan termurah untuk memulai gaya hidup sehat dan ramah lingkungan. Sebagai orangtua, kami konsisten memberi contoh dan mengingatkan anak-anak untuk membuang sampah pada tempatnya. Termasuk juga menjelaskan bahwa membuang sampah sembarangan bisa berdampak buruk pada lingkungan.

Alhamdhulilah anak-anak sudah terbiasa membuang sampah pada tempatnya. Pun saat lagi diluar rumah, mereka akan cari tempat sampah saat mau buang sampah atau menyimpan dulu sampah dan membuangnya saat menemukan tempat sampah.

2. Biasakan Memilah Sampah

Setelah mereka terbiasa membuang sampah pada tempatnya tahap selanjutnya adalah mengajarkan mereka cara memilah sampah. Kami latih anak-anak membedakan sampah organik dan organik dengan cara yang menarik.

Salah satunya dengan membeli tempat sampah dengan warna berbeda supaya lebih mudah mengingat cara memilah sampah organik dan anorganik. Hijau untuk sampah organik, merah untuk anorganik.

Masing-masing anak kami kasih challenge untuk mengumpulkan sampah plastik mereka sendiri. Sampah plastik yang sudah dikumpulkan nanti kami setorkan ke bank sampah terdekat dan uangnya boleh mereka tabung atau gunakan untuk jajan atau apapun yang mereka mau. Adanya reward bikin mereka semangat memilah sampah. 🙂

3. Mengenalkan Konsep Reduce Reuse Recycle

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengakui bahwa pada 2020 total produksi sampah nasional telah mencapai 67,8 juta ton. Artinya, ada sekitar 185.753 ton sampah setiap harinya dihasilkan oleh 270 juta penduduk. Atau setiap penduduk memproduksi sekitar 0,68 kilogram sampah per hari.

Apa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi produksi sampah di rumah tangga kita? salah satunya adalah dengan mengenalkan anak pada konsep 3R; Reduce, Reuse, Recycle.

Kebiasaan baik harus dimulai sejak kecil supaya tertanam dengan baik dan menjadi kebiasaan. Makanya kami pun mulai mengenalkan konsep 3R pada anak-anak sejak dini. Kami mulai dengan hal sederhana dari kegiatan sehari-hari.

Konsep Reduce berarti mengurangi sampah. Reduce atau mengurangi adalah upaya preventif atau pencegahan agar sampah plastik berkurang. Caranya bisa dengan menggunakan tas belanja dari kain yang bisa dipakai berulang kali. Saat pergi keluar rumah selalu bawa botol minum dan wadah makan sendiri. Termasuk juga nggak memkai sedotan plastik dan menggantinya dengan sedotan stainless.

Reuse adalah menggunakan barang kami mulai dengan menjelaskan bahwa kita bisa mengurangi sampah plastik dengan cara meada barang-barang yang bisa digunakan dalam waktu lama. Misalnya mainan, buku atau baju kakak bisa disimpan dan diturunkan ke adik.

Sedangkan konsep Recycle aku terapkan dengan menggunakan kertas bekas paper dan ujian mahasiswa aku gunakan lagi untuk bermain dan belajar Keumala. Ban bekas dan botol bekas kusulap jadi pot bunga, kaleng cookies diubah jadi celengan. Sisa nasi aku hibahkan ke tetangga untuk makanan ayam. Pokoknya memaksimalkan penggunaan benda yang ada di rumah.

4. Berhemat Menggunakan Air dan Listrik

Untuk membiasakan anak-anak hemat energi kami mulai dengan membacakan buku dan kasih pengertian sederhana bahwa sumber energi seperti minyak bumi sudah menipis dan butuh waktu jutaan tahun untuk memunculkannya lagi.

Caranya? Kami ingatkan anak-anak untuk mematikan lampu dan peralatan elektronik ketika sudah tidak digunakan. Cabut charger handphone dan laptop ketika sudah selesai digunakan. Buka jendela dan pintu supaya sirkulasi udara baik dan nggak perlu menyalakan AC.

Keberadaan air tanah yang kian menipis juga harus jadi concern kita sebagai orangtua. Kami nggak pernah lelah mengingatkan anak-anak untuk selalu hemat air. Mandi nggak usah kelamaan dan setelah gunakan air segera matikan.

Aku juga membiasakan menyimpan air bekas cucian beras, sayur dan buah untuk menyiram tanaman. Ternyata efeknya juga bagus lho Sahabats. Tanaman tumbuh lebih subur.

5. Maksimalkan Area Outdoor di Rumah

Meskipun aku bukan jenis manusia “green thumb” tapi aku suka lihat tanaman hijau. Apalagi udara di kota Semarang panas membara. Jadi lah aku maksimalkan area outdoor di rumah supaya suasana jadi lebih adem dan pastinya menambah pasokan oksigen.

Selain tanaman hias, kami pun coba menanam beberapa sayur dan buah yang sering dikonsumsi. Anak-anak kami libatkan dalam proses menanam supaya tumbuh rasa memiliki. Tugas menyiram tanaman kami delegasikan ke anak-anak sekalian belajar tanggung jawab. Moment paling bahagia adalah saat panen. Mereka bisa ikut memetik dan langsung deh dinikmati bareng.

Menanam tanaman buah dan sayur bisa jadi cara mengirit buang belanja Sahabats. Sekarang kami nggak pernah panik kalau harga cabai naik karena di rumah tiap hari panen. Ada juga buah mangga, jambu, nangka, dan sawo yang bergantian siap dipanen. 🙂

6. Menggunakan Produk Ramah Lingkungan

Step ini masih jadi PR buat kami karena bisa maksimal. Tapi kami selalu berusaha mencari produk yang ramah lingkungan. Membeli produk kemasan isi ulang dan mengurangi beli produk kemasan dalam rangka meminimalisir sampah plastik yang kami hasilkan.

Selain itu kami pilih sabun dan detergen dari bahan alami atau yang sedikit busanya untuk mengurangi limbah kimia. Step by step mengganti semua lampu di rumah dengan lampu LED. Memang lebih mahal tapi penggunaannya bisa lebih lama dan lebih hemat energi.

bangsring underwater

7. Mengenalkan Anak Pada Alam

Daripada main ke mall, kami lebih suka membawa anak-anak refreshing di alam terbuka. Ketika anak sudah mengenal alam, pasti akau tumbuh empati dan rasa sayang pada alam. Jadi nggak akan sulit menanamkan gaya hidup ramah lingkungan karena semua yang kita lakukan untuk alam akan kembali pada kita. 🙂

Traveling di alam terbuka juga bagus buat kesehatan fisik dan mental lho Sahabats. Aktivitas outdoor membuat kita terkena sinar matahari, banyak bergerak, dan dapat asupan oksigen lebih banyak.

Sebuah studi Universitas Stanford menemukan bahwa berjalan di alam dapat menurunkan risiko depresi. Orang yang berjalan selama 90 menit di area terbuka menunjukkan penurunan aktivitas di bagian otak yang terkait dengan depresi.

Bagian favoritku dari traveling di alam terbuka adalah bonding antara anggota keluarga yang kian kuat. Pikiran dan badan jadi fresh dan ide-ide baru pun bermunculan. Nggak harus jauh, nggak harus mahal, yang penting berkualitas. Setuju nggak Sahabats? 🙂

Mulai dari Diri Sendiri, Mulai dari yang Terkecil, Mulai dari Sekarang

Masih banyak cara mudah dan asyik untuk menerapkan gaya hidup ramah lingkungan. Kami pun masih terus belajar dan berproses. Menanamkan kebaikan nggak bisa instant yang penting & dan selalu jadi role model bagi anak-anak. Balik lagi, kunci menerapkan gaya hidup ramah lingkungan adalah KOMITMEN dan KONSISTEN.

Gimana cara Sahabats menanamkan gaya hidup ramah lingkungan pada anak-anak? Boleh dong share di kolom komentar. Siapa tau bisa kuterapkan juga di rumah. 🙂

Sumber artikel:

https://jateng.suara.com/read/2021/10/19/183644/semarang-terancam-tenggelam-pengambilan-air-tanah-bakal-dibatasi

https://indonesia.go.id/kategori/indonesia-dalam-angka/2533/membenahi-tata-kelola-sampah-nasional

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/07/29/mayoritas-sampah-nasional-dari-aktivitas-rumah-tangga-pada-2020#:~:text=Indonesia%20menghasilkan%2067%2C8%20juta,%2C%20yakni%2016%2C4%25.

https://www.liputan6.com/lifestyle/read/4524690/5-manfaat-beraktivitas-di-alam-terbuka-bagi-kesehatan-mental

https://ecobravo.co.uk/blogs/blog/7-tips-to-be-more-eco-friendly-in-2020

23 Replies to “Caraku Memulai Gaya Hidup Ramah Lingkungan pada Keluarga”

  1. Mba tadi ngeliat anak mba melukis di atas canvas kardus, aku jadi kepikiran mau ikutan. Ya ampuuun selama ini kardus bekas belanja bulanan dari supermarket aku LGS kasih ke tukang sampah. Ga kepikir utk dipotong2 dan jadi tempat anak melukis. Soalnya si Kaka dan si adek suka melukis, cuma selama ini pakai kertas HVS yg aku rutin stock .

    Bener sih mba, langkah kecil yg kliatan ga berarti, itu tetep aja bisa jadi langkah besar kalo konsisten dan ramai yg melakukan Yaa…

  2. Ibu memang pegang peran yang amat penting ya mba
    untuk mengedukasi dan mendampingi keluarga, jalankan gaya hidup nan eco-friendly.
    semangaattt buat kita semua yak

  3. Saya juga kamanye hemat air an listrik ke anak-anak mba. Misalnya saat sikat gigi jangan biarkan air keran mengalir tanpa dipakai. Trus membuka jendela siang hari tanpa menyalakan lampu. Dans aya jelaskan alasannya. Lama2 juga mengerti dan terbiasa.

  4. mulai dari keluarga nanti menular ke lingkungan ya mbaaa. Bener banget ternyata nggak mahal ya dengan melakukan poin2 yg mba tulis di atas. Kadang anak2 suka matiin keran air, pas lagi main ngucur aj.. anak ke-2 aku masih suka kayak gitu, kalau si kakak alhamdulillah udah mengerti, sebelum tidur dia mati2kan listrik seperti kipas angin ruang tv dan tvnya 😀
    makasih ya mba udah nulis ini^^

  5. Setuju mulai dari diri sendiri dan keluarga…Bicara tentang Semarang setuju banget Semarang panas banget ya makk dr dulu sering banjir yaa. Semoga penurunan tanah di Semarang bisa di perlambat dengan kepedulian warganya thd lingkungan.

  6. aku setuju banget dengan cara penerapannya sih mbak
    Dimulai dari hal-hal kecil aja, tapi konsisten terus yah
    Aku juga pelan2 udah membiasakan anak2 untuk peduli lingkungan sih, karena udah menjadi tugas kita semua yaaah

  7. Setuju banget nih memulai gaya hidup ramah lingkungan harus dimulai dari diri sendiri dan keluarga dulu ya. Bisa dicontoh nih tips-tipsnya buat diterapin dirumah. Thanks for sharingnya

  8. Memang ya, menerapkan gaya hidup ramah lingkungan ini kudu dimulai dari lingkungan yang terdekat. Walopun terlihat sepele, kalo semua orang melakukannya, tentu berdampak besar untuk alam dan bumi kita. Aku sendiri kurang lebih sama nih kayak gitu mengajak anak-anak untuk bergaya hidup ramah lingkungan.

  9. Aku pribadi juga mulai menerapkan ini pelan-pelan. Mungkin yang paling sering itu membawa botol minum dan bekal makan sendiri ke tempat kerja, sekalian bisa berhemat juga dan jadi gak banyak sampah terutama plastik. 😀
    Harapannya semoga ke depan jadi makin konsisten untuk mengelola sampah rumah tangga juga. Semangat!

  10. Kalau bukan kita, dari siapa lagi harus memulai memulai gaya hidup ramah lingkungan, ya. Dari lingkungan terkecil yaitu keluarga, kita bisa membiasakan gaya hidup ramah lingkungan. Dengan begitu anak-anak juga akan belajar menjaga lingkungan demi masa depan mereka.

  11. Menerapkan yang paling susah itu : sampah plastik mbak Muna!
    kebiasaan ini suamiku susyaaaah diatur, sampe akhirnya aku daripada ‘ceramah” mending kalo belanja bawa tas belanja sendiri ga pake tanya tanya

    akhirnya dia paham, kalo belanja sama aku harus bawa kantong sendiri

  12. Ah luar biasa mbak
    Emang ya mbak, yang paling penting itu adalah komitmen dan konsistensi dalam menerapkan gaya hidup ramah lingkungan seperti ini

  13. Langkah kecil kita semoga bisa membuat lingkungan menjadi lebih baik.
    Aku gemar sekali mematikan listrik di rumah, hehhe..alasannya biar adem sih.. Terutama kalau siang, rasanya mubadzir banget yaa..
    Investasi yang terbaik adalah membeli barang-barang yang ramah lingkungan. Selain lebih hemat juga masa pakainya lebih panjang.

  14. Alhamdulillah orang tua terbantu dengan melibatkan anak untuk urusan siram2 tanaman ya, Mbaak.

  15. Nah dengan langkah-langkah ini, keluarga makin memahami ya mba, apalagi anak-anak. Aku sekarang lagi ngajarin yang memilah sampah, mereka seneng banget

  16. Kalau setiap rumah, setiap keluarga, pada kompak mulai melakukan kebiasaan baik di atas. Bukan tidak mungkin, perlahan tapi pasti, ini bisa menjadi langkah kecil yang berdampak besar bagi kelestarian lingkungan.

  17. Saya pun sedang belajar mengenalkan sistem 3R terkait pemilahan sampah kepada anak.
    Semoga kalau mereka sudah tahu dari kecil, kelak dewasa bisa mendisiplinkan dirinya dalam hal buang sampah

  18. Memang benar sekali, memulai gaya hidup ramah lingkungan tuh harus komit dengan diri sendiri. Soalnya kan ga ada yang mengawasi ya, semuanya berdasarkan kesadaran pribadi. Dari yang kecil-kecil dan kesannya sepele, ada hal baik yang ditunggu bumi agar bisa tetap lestari.

  19. Bisa ditiru mba melukis di kardus ga kepikiran jadi pengen cobain ah buat anak2 makin happy deh

  20. Hemat air dan hemat listrik, ini wanti ke anak dan pak suami, soalnya suka lupa matiin tv dan ac kalo gak digunain. Terus dah siang cuek aja sama lampu listrik yang masih nyala. Hemat energi itu penting

  21. Di rumah sy cerewet nih soal ngingetin hemat listrik dan air. Seiring waktu air tanah juga berkurang ya krn tanah serapan kurang hunian makin banyak

  22. inspiratif sekali kak muna. btw, aku masih belum konsisten nih untuk memisahkan sampah. padahal dulu pernah bikin challenge untuk ini, tapi karena sibuk sendiri dan urusan persampahan diurus ART, jadinya ya suka-suka si kakak. kalau diiingatin dipisah, kalau enggak ya digabung. btw, nangkanya bikin ngiler nih. kok aku mencium bau nangka sampai ke sudut banda aceh ya

  23. Sapti nurul hidayati says: Reply

    Saya juga lagi mengupayakan ini. Terutama meminimalisir membuang sisa makanan. Karena ternyata pembusukan makanan itu bisa menghasilkan gas metana penyebab efek rumah kaca yang bikin ozon bolong… Wah, serem ya…

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.