Meluruskan Sejarah Wingko Babat

Assalamualaikum Sahabats ….

Salah satu yang bikin Semarang ngehits sebagai destinasi wisata adalah kekayaan kulinernya. Dari makanan berat hingga kue dan jajan pasarnya semua bikin penasaran dan ngangenin. Tapi Sahabats tahu nggak ada satu kue yang selama ini menjadi alasan perseteruan antara dua kota di Indonesia. Kota Semarang dan Lamongan saling klaim dan menyakini bahwa Wingko Babat adalah kue khas kota tersebut. Jadi pertanyaan pentingnya adalah, dari mana sih sebenarnya asal muasal makanan tradisional bernama Wingko Babat yang selama ini mahsyur dikenal luas sebagai penganan khas kota Semarang?

Sebelum menjawab pertanyaan di atas, aku mau jelaskan dulu sedikit ya soal Wingko Babat ini Sahabats. Buat Sahabats yang belum tahu kaya apa wujud dan rasa dari kue wingko babat ini let me tel you all about it ya. 🙂

source: tokopedia.com

Wingko adalah sejenis kue yang terbuat dari kelapa muda, tepung beras ketan dan gula. Cita rasanya gurih dan manis berpadu dalam satu gigitan. Ada tekstur renyah dari kelapa yang bikin asyik saat mengunyah wingko apalagi kalo ditemani secangkir kopi hitam panas. Duuuhh … jadi pengen nggak sih?

Wingko biasanya berbentuk bundar, disajikan dalam keadaan hangat dan dipotong kecil-kecil. Wingko dapat dijual dalam bentuk bundar yang besar atau juga berupa kue-kue kecil yang dibungkus kertas.Wingko Babat memang sangat terkenal di pantai utara pulau Jawa. Kue ini sering dijual di stasiun kereta api, stasiun bus atau juga di toko-toko kue untuk oleh-oleh keluarga. Harga kue ini dapat bervariasi tergantung tempat menjualnya dan merek. Selain lunpia, wingko babat inilah yang jadi incaran traveler yang datang ke Semarang untuk dijadikan buah tangan.

Wingko disusun menjadi kue ultah. Credit by @belalangcerewet

Asal Muasal Wingko Babat

Sahabats mungkin bertanya – tanya kenapa kuliner Indonesia yang satu ini punya nama Wingko Babat? Kenapa bukan Wingko Semarang seperti kota yang mengklaim wingko sebagai kuliner khasnya? Nah sebenarnya dari sinilah asal muasal permasalahannya Sahabats.

Wingko Babat sebenarnya bukanlah makanan khas kota Semarang. Sejarah mencatat bahwa wingko babad pertama kali ditemukan di kecamatan Babat, kota Lamongan, Jawa Timur. Bahkan hingga hari ini wingko babat masih banyak ditemukan di kota Lamongan, terutama di daerah Babat. Jadi apa yang terjadi sampai wingko babat ini justru diklaim sebagai kue tradisional khas Semarang?

Usut punya usut wingko babat pertama kali muncul di Semarang sekitar tahun 1946. Wingko babat ini pertama kali dibawa oleh seorang wanita bernama Loe Lan Hwa bersama suaminya, The Ek Tjong (D Mulyono). Mereka beserta kedua anaknya yang masih kecil-kecil mengungsi dari Babad, Lamongan ke Kota Semarang sekitar tahun 1944. Di tengah suasana panas Perang Dunia II, dari Babat yang dilanda huru-hara, mereka datang ke Semarang untuk mencari kehidupan yang lebih aman.

Pada saat mereka datang ke Semarang belum ada orang yang menjual kue wingko. Maka pada tahun 1946 mulailah Loe Lan Hwa dengan dibantu suami, The Ek Tjong, membuat dan menjual kue wingko di kota Semarang. Kue wingko tersebut dijajakan dari rumah ke rumah, dijual di beberapa kios sederhana yang menjual makanan di stasiun kereta api Tawang Semarang. Setiap kereta berhenti, petugas kios menjajakan kue wingko beserta makanan lainnya kepada penumpang di dalam kereta api.

Kue wingko buatan Loe Lan Hwa itu ternyata banyak disenangi warga Semarang. Banyak di antara warga Semarang yang menanyakan nama kue tersebut kepada Loe Lan Hwa. Untuk mengenang kota dimana ia dibersarkan, Loe Lan Hwa pun menamakan kue buatannya wingko babat. Kue wingko babat buatan Loe Lan Hwa itu pun semakin terkenal dan dicari banyak orang sebagai oleh-oleh dari Semarang (SN Wargatjie, 2003). Dari sinilah kemudian orang mengenal kue wingko babat sebagai makanan khas Kota Semarang, walaupun sebenarnya berasal dari Babat, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.

Berbeda dengan kasus Indonesia VS Malaysia, peristiwa saling klaim ini untungnya nggak jadi berkepanjangan dan bikin warga Semarang dan Lamongan bermusuhan. Tapi hal ini yang justru bikin aku berpikir dan mbatin untuk waktu yang cukup lama. Situasi adem ayem ini sepertinya bukan karena saling memaklumi tapi karena warga kedua kota belum tahu sejarah panjang Wingko Babat. Sekali lagi membuktikan kalau kebanyakan dari kita kurang peduli dengan budaya sendiri atau mungkin budaya membaca di Indonesia yang masih sangat kurang. Entahlah … semoga bukan karena keduanya ya Sahabats.

source: mojok.co

Sebagai seorang blogger, pecinta kuliner, dan penduduk Semarang, sudah menjadi kewajibaku untuk meluruskan atau setidaknya menjelaskan asal usul wingko babat ini. Nggak cuma penikmat semata tapi kelak kita menceritakan betapa kaya rasa dan kaya ceritanya kuliner Indonesia dan kita sebagai orang Indonesia selayaknya bangga dan ikut mendunia-kan kekayaan Indonesia ini. 🙂

Wingko Babat Terenak di Semarang

Mengikuti perkembanga jaman, wingko babat pun nggak mau ketinggalan berinovasi, baik dari segi bentuk maupun rasa. Wingko babat yang bentuk aslinya bulat dengan rasa khas kelapa muda sekarang punya berbagai macam bentuk dan rasa, seperti coklat, nangka, durian, dan banyak lagi. Tapi buatku juaranya tetep yang original sih.

Semua orang punya merk favorit Wingko Babat tapi kalo aku si merekomendasikan wingko babat cap kereta api. Selain di pusat oleh-oleh jl. Pandanaran Semarang, wingko babat cap kereta api bisa ditemukan di stasiun kereta Api Tawang dan Pontjol, juga di jl. Cendrawasih yang konon menjadi pusat kuliner wingko babat di Semarang.

Berapa harga wingko babat? Murah pwool Sahabats. Sebiji wingko babat dibandrol sekitar Rp. 2.600-an, bervariasi ya antara merk satu dan lainnya. Wingko babat biasa dijual dalam satu kemasan besar berisi 10 buah, so harganya sekitar 26.000 – 30.000-an, lagi-lagi harga tergantung merk dan rasanya juga. Pastinya wingko babat adalah must try food yang harus Sahabats kalian coba saat berkunjung ke Semarang atau pun ke Lamongan.

Wingko jolla-jolly

Honestly untuk wingko babat terenak di Lamongan aku belum punya referensi. Tapi ada satu wingko babat Lamongan yang bisa banget dicoba Sahabats. Wingko babat merk Jolla- Jolly yang diproduksi oleh seorang blogger asal Lamongan, @belalangcerewet. Rasanya udah pasti otentik dan bisa banget dipesan meskipun domisili Sahabats jauh dari Lamongan. Aku sendiri sudah pernah pesen dong dan memang wingko jolla-jolly rasanya nagih banget. Meskipun dikirim jauh dari Lamongan, sampai Semarang rasanya nggak berubah dan selalu ngangenin. Pengen kan nyobain wingko babat otentik Lamongan dengan citaras gurih manis nan menggemaskan. Cuuzz kontak kakak @belalangcerewet via sosmed ya Sahabats.

Terlepas dari manakah asal muasal suatu kuliner, yuk berbangga hatilah jadi orang Indonesia yang punya kekayaan kuliner luar biasa. Jangan cuma bangga ketika bisa menikmati kimchi atau teh dan kopi boba ala-ala cafe, kenalkan juga kuliner khas daerah Sahabats supaya kelak anak cucu kita masih bisa merasakan kelezatannya. Bonappetit. 🙂

16 Replies to “Meluruskan Sejarah Wingko Babat”

  1. Setuju, masih adem ayem karena belum paham asal usul yang sebenarnya. Bukti bahwa sejarah itu penting banget, termasuk soal makanan. Aku juga suka beli di Stasiun Poncol, yang cap kereta ya. Oleh-oleh wajib kalau dari Semarang walaupun aslinya dari Lamongan. Tulisannya mencerahkan biar publik Indonesia enggak gampang klaim. Ya dinikmati saja sebagai komoditas yang menguntungkan.

  2. Oh gitu ya. Jadi inget oleh-oleh bika ambon tapi kok dari medan ya? Hehehe. Btw, aku baru tahu bisa pesan di kak @belalangcerewet nih

  3. Waa..aku belum pernah nyicip nih Wingko Jolla-jolly nya mas Rudi.. Pasti wenaaak hingga Muna.ketagihan. Haha.. Dari kemasannya pun terlihat sangat menarik ya.
    Eh terima kasih sdh meluruskan sejarah Wingko ini, Muna..

  4. Ternyata begitu ceritanya. Aku juga taunya wingko dari babat lamongan, sih. Aku suka wingkooooo

  5. Aku udah tahu dari cerita temanku yang pernah kerja di Wingko babat cap Kereta Api, kalo pemiliknya berasal dari Babat Lamongan. Aku belum pernah nyicipi Wingko Jolla-jolly nya mas Rudi. PAsti enak lah ya wingko buatan orang Lamongan

  6. Iyaa, aku pun baru tahu sejarah wingko babat ini sebenarnya dari Kota Lamongan setelah baca referensi untuk bukuku Petualangan Rumi di internet hihihi untung tetap kompak ya Semarang dan Lamongan nggak musuhan gegara wingko

  7. Eh, jola joli sekarang udah berproduksi lagi Mun? Serius? Jadi pengin pesen nih. Udah pernah dulu icip icip wingko buatan musuh bebuyutanku ini. :)) Ancen enak kok. Cantik dan manis gitu wingkonya, enggak sepet kayak yang jual. :))
    *mugo2 areke ora moco komen iki

  8. Wingko babatnya Lamongan bentuknya jauh lebih gede dari wingko Semarang, dan teksturnya lebih kasar. Cuma gurihnya sama

  9. Aku pernah baca soal sejarah Wingko Babat ini. Btw, Paling seneng Juga yang original daripada yang rasa2. Toss Juga Paling suka sama cap Kereta Api. Duh jadi ngidam wingko babat nih.. kayanya pengen nyobain Punya mas Belalang Cerewet keknya kemasannya bagus banget. Pasti rasanya Juga uhuy.

  10. Pas kereta masih boleh dimasukkin sama penjual-penjual tuh Mbak, dulu aku ada langganan penjual wingko babat ini. Bulat, besar, ukuran mangkok mie ayam lah, hanya 7000. Pas dijajakan di keretapun masih hangat, enak banget wingkonya. Sekarang mau cari di mana, cari yang enak belum nemu. Sementara buatan si mbahku Pati sana yang paling endeus.

  11. ngeliat gambar wingko di jam segini kok jadi pengen makan wingko…hmmm…buat ajalah. Nice artikel mb, jadi baru tau juga saya sejarah wingko babat. biasanya cuma makan aja. kalau mudik ke Pontianak keluarga di sana pasti minta bawakan wingko babat.

  12. ohh jadi babat itu nama daerah toh, aku kira babat itu ini kulitnya sapi gitu kalau di daerahku hehe bentuknya mirip serabi ya

  13. ya ampyun, ternyata ada wingko babat tabur wijen ya, kok aku baru tau sih, Kemana aja?

  14. Jadi pengin wingko babat neh, hehehe

  15. Oh, begitu toh sejarahnya. Selama ini kutertipu yaaa. Tak pikir Babat ini sama dengan babat (jenis jeroan sapi), ndak tahunya Babat nama kota, hahahaha.
    Foto terakhir ada wingko pakai taburan wijen, pastinya enak. Apalagi ditemani teh tawar hangat, duh, enaknyooo!

  16. Oh, saya baru tau kalau Semarang juga punya wingko babat. Karena sy dr Surabaya, Jawa Timur, yg saya tau wingko babat itu dari Lamongan. Sewaktu kecil hingga remaja saya tidak bisa merasakan kenikmatan wingko. Cenderung sebel, malah. Tapi dengan bertambahnya umur saya bisa merasakan kenikmatannya yaitu rasa gurih dan tekstur lembut sedikit kenyal yg ada pada wingko.
    Soal gak rame mungkin karena masih berada di dalam NKRI. Kalau wingko diklaim India, misal.. Mungkin baru heboh.. 😁

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.